Sukses

5 Kasus Pembunuhan yang Terpecahkan Berkat Petunjuk Arwah Korban

Sistem peradilan yang rumit dan kurangnya bukti membuat beberapa sidang kasus pembunuhan sulit diungkap.

Liputan6.com, New York - Pembunuhan merupakan sebuah peristiwa yang mengerikan. Beberapa di antaranya dilakukan oleh pelaku dengan begitu brutal.

Ditambah lagi, beberapa kasus pembunuhan keji itu ternyata belum terpecahkan. Aparat penegak hukum pun mengalami kebuntuan untuk mengusut kasus secara tuntas.

Sistem peradilan yang rumit dan kurangnya bukti membuat beberapa sidang kasus pembunuhan sulit diungkap. Tak tahu pasti siapa dalang di balik kejadian tersebut. Namun yang jelas, polisi dan jajarannya terus menghubungkan pelaku dengan tempat kejadian.

Meski begitu ada beberapa kasus pembunuhan yang sulit dipecahkan, belakangan mulai terungkap akibat kemunculan arwah korban yang disinyalir memberi petunjuk akan penyebab kematiannya.

Memang terdengar menyeramkan. Tetapi hal ini pernah benar-benar terjadi.

Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Kamis (10/8/2017), berikut 5 kasus pembunuhan yang mampu dipecahkan berkat petunjuk arwah korban:

2 dari 6 halaman

1. Frederick Fisher

Pada tahun 1826, seorang petani asal Australia Frederick Fisher lenyap tak terlihat batang hidungnya. Tetangganya yang bernama George Worrall dikenal sebagai sosok yang ramah dan pendiam. Tiba-tiba pria itu melambaikan bendera merah kepada warga -- tanda ada orang meninggal.

Ilustrasi arwah (iStock)

Meski sudah dinyatakan meninggal, warga tak tahu di mana letak keberadaan Fisher. Empat bulan berlalu, hantu Fisher mulai gentayangan.

Suatu hari ada seorang pria bernama John Farley tengah berjalan sendirian. Hari itu ia kaget karena penampakan hantu yang mengarahkannya menuju aliran sungai.

Hal itu tentu membuat Farley takut. Tapi ia sadar ada hal yang ingin ditunjukkan hantu pada dirinya. Tak lama berjalan, hantu itu lenyap dan Farley melihat ada sesosok mayat dengan kondisi berdarah dan babak belur.

Ternyata, George-lah pembunuh Fisher. Pria itu mengaku telah membunuh korban karena ingin memiliki lahan pertanian milik Fisher.

3 dari 6 halaman

2. Zona Heaster Shue

Pada musim dingin tahun 1897, Zona Heaster Shue seorang perempuan asal Greenbrier Country, West Virginia dilaporkan meninggal dunia karena kecelakaan. Hal itu merujuk pada hasil otopsi yang sudah dilakukan.

Ilustrasi arwah (iStock)

Ibunya, Mary Jane Heaster sudah ikhlas akan kepergian anaknya meski hatinya masih teriris-iris jika teringat wajah anak perempuannya.

Suatu hari, sesosok perempuan yang menyerupai Zona Heaster Shue datang menghampiri ibunya. Ia bertanya, "Apa kabar ibu?"

Selama empat hari berturut-turut, hantu Zona selalu menemui ibunya dan menjelaskan kematiannya bukan karena kecelakaan. Hantu itu mengatakan, pelaku pembunuhan tersebut adalah ayahnya sendiri yang bernama Edward Stribbling Trout Shue.

Mengetahui petunjuk tersebut, tim dokter melakukan otopsi ulang dan melihat ada bekas luka di bagian leher. Ternyata Zona tewas dengan kondisi patah leher. Akhirnya, Edward dinyatakan bersalah atas pembunuhan Zona dan dihukum seumur hidup. Namun, baru tiga tahun menjalani hukuman, Edward meninggal karena penyakit yang ia derita.

4 dari 6 halaman

3. Teresita Basa

Pada tanggal 21 Februari 1977, Departemen Pemadam Kebakaran Chicago berhasil memadamkan si jago merah yang mengamuk di sebuah apartemen.

Saat menyusuri bagian apartemen, pihaknya menemukan jasad perempuan berusia 47 tahun dalam kondisi hangus terbakar.

Ilustrasi arwah (iStock)

Setelah diidentifikasi jasad tersebut bernama Teresita Basa. Hal yang membuat kaget adalah penemuan sebilah pisau yang masih tertancap di bagian dada Teresita.

Karena keterbatasan barang bukti, polisi sulit mengungkap kasus pembunuhan ini. Sementara itu, hantu Teresita Basa menampakkan diri ke hadapan sahabatnya bernama Dr Jose Chua dan Istrinya Remy.

Ketika menampakkan diri, hantu tersebut mengatakan jika ia dibunuh oleh seorang pria bernama Allan Showery. Pria itu pun dikatakan telah mencuri beberapa perhiasan miliknya.

Saat diselidiki, polisi benar-benar menemukan perhiasan curian tersebut di kediaman Allan.

5 dari 6 halaman

4. Maria Marten

Pada tahun 1828, William Corder mengira jika ia telah melakukan pembunuhan sang kekasih, Maria Marten dengan sempurna tanpa meninggalkan jejak.

Untuk menutupi pembunuhan itu, Corder pun menulis surat kepada keluarga Maria tentang kondisinya yang sudah menikah dengan seorang pria.

Ilustrasi arwah (iStock)

Awalnya pihak keluarga tak curiga dengan kondisi ini. Kemudian ibu tirinya, Ann mengalami mimpi buruk. Ia merasa seperti diberi petunjuk. Setelah bersikeras membujuk sang suami, akhirnya Ann langsung pergi ke sebuah gudang merah sesuai dengan mimpi yang ia alami.

Tak disangka, ternyata ia melihat ada jasad Maria diantara lumbung padi yang menumpuk di gudang tersebut.

Setelah kasus ini didalami lebih lanjut, pihak berwajib menjatuhi hukuman gantung kepada Corder karena terbukti bersalah dari bekas tangannya pada tubuh Maria.

6 dari 6 halaman

5. Catherine Ballesteros

Jasad Catherine Ballesteros ditemukan dalam kondisi berdarah karena ditikam oleh seorang pembunuh keji. Ada jejak kaki berdarah di lantai, beberapa benda hilang dan bekas darah di gagang pintu.

Ilustrasi arwah (iStock)

Saat diselidiki ada bercak darah dan sidik jari di gagang pintu, tetapi polisi tak menemukan petunjuk apapun.

Meski polisi tak mampu melihat titik terang dalam kasus ini, tiba-tiba hantu Catherine datang dan memberi petunjuk. Arwah wanita itu bergentayangan diantara orang-orang melayat ke rumahnya.

Tiba-tiba sang ibu mendengar bisikan Catherine dan mengatakan 'Baba...Baba...Baba.."

Ternyata, ada salah satu pelayat yang bernama Ryan Baba Viscarra. Ibu Catherine mencurigai pria itu dan memberi tahu polisi tentang firasatnya. Saat diselidiki sidik jari dan darah, Ryan Baba terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.