Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merespons keputusan Presiden Rusia mengusir hampir 800 orang diplomat AS dari Negeri Beruang Merah.
Trump mengatakan, ia tidak mempermasalahkan keputusan Putin. Malah, kebijakan pengusiran itu menguntungkannya.
"Sejauh yang saya cemaskan, saya malah bersyukur dia mengusir banyak orang, sekarang pengeluaran untuk mengaji lebih kecil," ucap Trump, seperti dikutip dari The Independent, Jumat (11/8/2017).
Advertisement
"Tidak ada alasan yang masuk diakal bagi para diplomat Rusia tersebut kembali ke Rusia dan langkah itu menyelamatkan keuangan kami," sambung dia.
Pernyataan Trump ini langsung memicu kontroversi di AS. Padahal faktanya, hampir 800 diplomat tersebut hanya diusir tidak dipecat.
Baca Juga
Mereka masih bisa ditugaskan ke negara lain. Atau, kembali bekerja di kantor Departemen Luar Negeri AS di Washington.
Deplu AS pun sampai sekarang tidak pernah mengeluarkan pernyataan ratusan orang diplomat itu telah dipecat.
Dalam artikel New York Times, diplomat yang diusir bertugas di Kedutaan Besar AS di Moskow dan Konsulat di St Petersburg, Yekaterinburg dan Vladivostok.
Putin mengusir 755 diplomat AS dibuat sejak Jumat 28 Juli 2017. Pemimpin Rusia tersebut mengatakan, pengusiran merupakan respons Negeri Beruang Merah atas sanksi AS.
Lebih dari 1.000 bekerja dan masih bekerja di kedubes dan konsulat AS, dan '755 orang harus menghentikan aktivitas mereka di Rusia'," ujar Putin seperti yang disiarkan oleh televisi Rusia.
Rusia juga mengatakan, pihaknya akan menyita properti dan gudang yang digunakan diplomat AS.
Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat lalu, Putin menginginkan mengurangi diplomat AS yang bertugas di negaranya menjadi 455. Jumlah tersebut sama dengan diplomat Rusia di Amerika.
Simak video berikut: