Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull pada Kamis kemarin menegaskan bahwa pihaknya akan mendukung Amerika Serikat jika negara itu diserang Korea Utara.
"Australia akan membantu AS sebagaimana Amerika membantu jika kita diserang," kata PM Turnbull seperti Liputan6.com kutip dari Time pada Jumat (11/8/2017).
Perang kata-kata antara Presiden AS Donald Trump dengan Pyongyang intens dalam hari-hari belakangan. Teranyar, pada hari Kamis kemarin, Trump menaikkan level ancamannya terhadap negara pimpinan Kim Jong-un tersebut.
Advertisement
Trump menyampaikan bahwa mungkin ancamannya ke Korut "tidak cukup keras". Presiden ke-44 AS itu juga mengatakan, "Korut lebih baik bekerja sama atau mereka akan mendapat masalah seperti beberapa negara yang pernah mengalaminya".
"Jika Korut melakukan sesuatu bahkan mungkin serangan terhadap siapa saja yang kita cintai atau kita wakili, atau sekutu kita, atau kita sendiri, mereka akan sangat, sangat gelisah," ujar Trump.
Sebelumnya, Korut bereaksi atas sanksi baru yang dijatuhkan DK PBB. Negara itu mengancam akan melakukan pembalasan "ribuan kali" terhadap AS. Sementara Trump pada 8 Agustus 2017 mengatakan akan mengirimkan, "api dan kemarahan seperti yang belum pernah disaksikan dunia".
Baca Juga
Pernyataan Trump tersebut membuat banyak orang khawatir bahwa Trump akan mendeklarasikan perang nuklir. Adapun Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson meyakinkan rakyat AS untuk tidak perlu khawatir.
Sementara itu, dukungan Australia tersebut datang tergolong cepat, mengingat hubungan Turnbull dan Trump yang kurang bersahabat. Kedua pemimpin dunia ini mengawali hubungannya dengan ketegangan saat berbincang melalui sambungan telepon pada Januari atau tidak lama setelah Trump menjabat.
Mereka berseteru soal isu pengungsi dan larangan masuk bagi sejumlah warga negara yang diterapkan Trump.
Adapun pada Juni lalu, Turnbull ketahuan mengejek Trump ketika audio saat ia memberikan pidato di Canberra bocor ke ruang publik.
Namun, dukungan Turnbull ke AS dinilai menunjukkan bahwa PM Australia itu menyikapi situasi di Semenanjung Korea secara serius dan tidak membiarkan perbedaan sikapnya dengan Donald Trump mengubah strateginya.
Â
Saksikan video berikut: