Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah peristiwa mengubah arah sejarah dunia. Beberapa di antaranya diabadikan melalui jepretan kamera.
Lewat sebuah foto, terungkap hal-hal yang terjadi pada masa lalu. Misalnya, gambaran seorang gadis cilik yang berlari telanjang di jalanan desa di Trang Bang, Vietnam, 8 Juni 1972.
Ternyata, ia adalah korban bom napalm yang dijatuhkan kubu Vietnam Selatan. Foto itu menjadi bukti yang kemudian mengubah sejarah. Membalikkan persepsi orang terhadap Perang Vietnam.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari wonderslist.com pada Jumat (11/8/2017), editor majalah TIME mengatakan, ada sejumlah kriteria agar sebuah foto dianggap paling fenomenal dalam sejarah. "Beberapa foto ada dalam daftar kami karena menjadi pertama dalam jenisnya, atau bisa mengubah cara kita berpikir," kata dia.
Atau dengan kata lain, menurut editor media terkemuka itu, foto-foto itu menjadi titik perubahan arah dalam pengalaman kemanusiaan kita. Berikut adalah 8 foto fenomenal yang mampu mengubah sejarah:
1. Terror of War, Nick Ut, 1972
"Nong qua! Nong qua! ... panas, panas!" Seorang gadis cilik berlari telanjang di jalanan desa di Trang Bang, Vietnam, 8 Juni 1972. Ia berteriak sejadinya. Wajahnya menggambarkan kengerian tak terperi.
Jet tempur pihak Vietnam Selatan baru saja menjatuhkan bom napalm -- yang berisi zat kimia berbentuk pasta yang terbakar begitu pecah di darat.
Bom meledak dan mengeluarkan bola api raksasa, menghanguskan apapun dalam radius 100 meter dari pusat ledakan.
Bumi pun berguncang. Panas menyebar, pepohonan membara, api juga menghanguskan pakaian Kim Phuc -- bocah 9 tahun itu, membakar tubuhnya.
Adegan mengerikan tersebut terekam kamera fotografer Nick Ut. Karyanya dianggap menjadi salah satu foto yang mengubah jalannya sejarah. Membalikkan persepsi orang terhadap Perang Vietnam.
Itu adalah foto ikonik, yang membuat sang pewarta foto mendapatkan penghargaan bergengsi Pulitzer pada 1973.
Advertisement
2. Starving Child and Vulture, Kevin Carter, 1993
Foto ini adalah salah satu yang foto yang paling berpengaruh sepanjang masa.
Pada Maret 1993, seorang fotografer bernama Kevin Carter bepergian ke selatan Sudan.
Di dekat desa Ayod ia mengambil suatu foto ikonik tentang seorang burung bangkai yang mengincar balita Sudan yang bertubuh kurus-kering.
Foto itu kemudian dijual ke New York Times dan kali pertama dipublikasikan pada 26 Maret 1993 dan menyebar ke seluruh dunia. Dianggap menggambarkan penderitaan di Afrika.
Ratusan orang mengontak kantor media tersebut, mencari tahu nasib si bocah. Dan foto itu pun menjelma jadi kontroversi.
Pada bulan April 1994, foto itu memenangkan Hadiah Pulitzer untuk kategori Feature Photography.
Dua bulan kemudian, fotografer asal Afrika Selatan itu tewas. Ia diduga bunuh diri.
Diduga Carter merasa bersalah akibat foto yang ia abadikan itu.
Setelah diwawancara -- di mana ia mengaku mengusir burung bangkai itu, ia duduk di bawah pohon dalam waktu lama, merokok, dan menangis.
"Kevin selalu membawa beban horor pekerjaan yang ia lakukan," kata sang ayah, seperti dikutip dari situs New York Times.
3. Lunch Atop a Skyscraper, 1932
Foto ini berkisah tentang rehat makan siang yang paling berbahaya atau berisiko.
Bayangkan, 11 pria pekerja bangunan dalam gambar tampak riang gembira menikmati makan siang, mengobrol, dan merokok di atas sebatang besi baja yang melintang, tanpa mengenakan alat keselamatan.
Yang mendebarkan, besi itu berada di ketinggian 250 meter di atas kawasan Manhattan, New York City. Tapi, keceriaan itu memang nyata.
Mereka adalah sebagian dari pekerja bangunan yang sedang membantu membangun Rockefeller Center.
Hanya saja, gambar yang diambil di lantai 69 di RCA Building (sekarang GE Building) adalah rekaan sengaja sebagai bagian kampanye promosi gedung pencakar langit tersebut.
Advertisement
4. Alan Kurdi, Nilüfer Demir, 2015
Peperangan di Suriah telah berlangsung lebih dari 4 tahun ketika orangtua Alan Kurdi membawa anak-anak lelaki mereka yang berusia 3 dan 5 tahun untuk mengungsi menggunakan perahu karet.
Rombongan pengungsi berangkat dari suatu pantai di Turki menuju pulau Kos – wilayah Yunani – yang berjarak sekitar 5 kilometer. Hanya dalam hitungan menit, sebuah gelombang laut menjungkir kapal itu sehingga ibu dan 2 anak lelakinya tenggelam.
Beberapa jam kemudian, di pantai Bodrum, Nilufer Demir dari Dogan News Agency, menemukan Alan yang tewas tengkurap. Bokong bocah malang itu menyembul sehingga ia tampak seperti sedang tidur.
Kematian bocah itu membangkitkan kepedulian terhadap para pengungsi yang melarikan diri dari lokasi konflik, termasuk Suriah.
5. A Man on The Moon, Neil Armstrong, NASA, 1969
Dikutip dari laman NASA, pada 20 Juli 1969 jam 10.56 malam waktu Pantai Timur AS, Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di Bulan. Saat itu, di Bumi, sekitar setengah miliar orang menyaksikan melalui televisi.
Armstrong menuruni tangga dan mengatakan, “Satu langkah kecil bagi seorang manusia, satu lompatan raksasa bagi kemanusiaan.”
Buzz Aldrin segera menyusulnya kemudian. Mereka berkelana di permukaan Bulan selama 2,5 jam untuk mengumpulkan sampel dan mengambil foto-foto.
Mereka meninggalkan sehelai bendera Amerika Serikat, lencana mengenang awak Apollo 1 yang gugur dalam tugas, dan plakat di salah satu kaki wahana pendaratan Eagle.
Plakat itu bertuliskan, "Di sini, manusia-manusia dari planet Bumi pertama kalinya menginjakkan kaki di Bulan. Juli 1969 M. Kami datang dalam damai bagi seluruh manusia."
Advertisement
6. Jewish Boy Surrenders in Warsaw, 1943
Melalui buku berjudul "The Boy: A Holocaust Story" (Farrar, Straus & Giroux), Don Porat mencoba bercerita tentang foto bocah lelaki Yahudi yang menyerah ketakutan di Warsawa pada 1943.
Porat, seperti ditulis New York Times, mengaku tidak bisa mengetahui siapa bocah lelaki itu ataupun wanita yang tampak di dekatnya, tapi ia menggali keadaan berkaitan dengan foto itu. Porat yang juga profesor madya di Hebrew University keluar dari Jerman sebelum pecahnya Perang Dunia II.
Ia bertutur tentang keberadaan ghetto, permukiman kaum Yahudi Warsawa, seorang prajurit Nazi, komandan bengisnya yang bernama Jurgen Stroop, dan seorang juru foto Nazi bernama Franz Konrad. Kemungkinan besar, Konrad adalah orang yang mengambil foto tersebut.
Foto itu menggambarkan para prajurit Nazi yang sedang mengumpulkan kaum Yahudi, termasuk seorang anak yang usianya diduga sekitar 10 tahun.
Gambar tersebut merupakan satu dari 52 gambar hitam-putih yang ada dalam laporan Jenderal Jurgen Stroop – seorang anggota SS – pada saat pengosongan Ghetto. Judul asli laporannya adalah "Tidak Ada Lagi Kawasan Yahudi Warsawa!"
Seorang tentara bernama Josef Blösche yang tampak jelas dalam foto itu , pada 1969, dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Jerman Timur di hadapan regu tembak.
Semasa berdinas, Blösche juga menuliskan catatan kehidupan Stroop yang kemudian dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Polandia dengan tuduhan pembunuhan 56.065 orang. Sedangkan Konrad, si juru foto, dihukum gantung pada 1952.
7. Migrant Mother, Dorothea Lange, 1936
Foto yang satu ini menceritakan biaya kemanusiaan akibat krisis perekonomian di Amerika Serikat pada 1930-an, dikenal sebagai Great Depression.
Pada hari pengambilan foto, Dorothea Lange pergi melintasi rambu bertuliskan "Pea-Pickers Camp" di Nipomo, sebelah utara Los Angeles, lalu terus lanjut hingga 36 kilometer.
Sepanjang perjalanan, apa yang disaksikannya menjadi saksi dampak anjloknya perekonomian pada warga bangsa itu, termasuk ibu dan anak-anak dalam foto.
Foto bertajuk Migrant Mother itu pun menjadi gambar paling ikonik terkait dengan Great Depression.
Advertisement
8. The Hindenburg Disaster, Sam Shere, 1937
Foto kecelakaan kapal udara penumpang LZ 129 Hindenburg milik Jerman ini diambil oleh Sam Shere dari International News Photos di Lakehurst, New Jersey.
Foto diambil tepat saat gas hidrogen dalam kapal udara sepanjang 245 meter itu terbakar di sekitar Naval Air Station pada 6 Mei 1937 tersebut,
Kapal udara itu pun meledak dalam api kekuningan sehingga menewaskan 36 orang.
Shere adalah satu di antara puluhan fotografer yang bergegas menuju tempat kejadian untuk mendokumentasikan tragedi yang terjadi sangat singkat.
Tapi hasil jepretannya menjadi yang paling membekas, apalagi karena dipakai dalam terbitan halaman depan LIFE.
Tiga dekade kemudian, foto itu menjadi sampul bagi salah satu album rekaman kelompok musik cadas Led Zeppelin.