Liputan6.com, London - Menjelang 20 tahun kematian tragis Putri Diana, Colin Tebbutt, sopir pribadi Princess of Wales mulai angkat suara. Ia mengenang rasa penyesalan yang sempat ia alami karena tak bisa menemani sang majikan ketika berkunjung ke Paris.
Dikutip dari laman Daily Mail, Jumat (11/8/2017), Colin Tebbutt adalah salah satu asisten Diana yang paling dipercaya.
Kala itu, Pangeran Charles bersikeras untuk menjemput jasad Diana. Namun, Ratu Elizabeth tak mengizinkan sang putra mahkota. Alhasil, Tebbutt lah yang ditugaskan oleh Ratu untuk menjemput jasad Diana.
Advertisement
Bersama Paul Burrell, ia diperintahkan untuk menempatkan jasad Diana dalam ruangan tersendiri.
Baca Juga
"Saya merasa, kepergian Putri Diana terlalu cepat. Dalam pemeriksaan yang terpisah, saya melewati terowongan (tempat kecelakaan) itu dengan mata kepala saya sendiri," ujar Colin Tebbutt dalam program Good Morning Britain.
Ketika berada di rumah sakit dan memindahkan Diana ke ruang terpisah, Tebbut mengatakan, "Saya masih sulit membayangkan kejadian itu. Rasanya sangat emosional ketika melihat ada seseorang yang terbaring di atas tempat tidur dan tak ditempatkan di kamar mayat."
"Saat saya pergi keluar untuk dan meminta bantuan petugas agar mendinginkan suhu ruangan, saya melihat bulu mata dan rambut Putri Diana bergerak-gerak akibat tiupan pendingin. Rasanya sangat mengejutkan," ujar Tebbutt
"Saya langsung berpaling, tak ingin memikirkan kondisi menyeramkan yang dialami oleh Diana," tambahnya.
Dalam program televisi itu, ia mengaku tengah berada di tempat tidur saat diperintahkan untuk berangkat ke Paris oleh pihak istana. Diana, lanjutnya, punya selera humor yang tinggi. Ia memperlakukan semua staf dengan sangat sopan.
"Saya tak pernah dimarahi dan ditegur oleh Diana," ujar Tebbutt.
"Kami sangat khawatir dengan kondisi saat itu. Dari jendela, kami melihat banyak paparazi yang siap menanti jasad Diana dan berusaha agar mendapat gambar," kata Tebbutt.
"Tampaknya mereka sudah tahu di mana letak kamar Diana. Akhirnya, saya mengambil sebuah selimut untuk menutupi jendela, agar tak ada satu pun yang bisa melihat kondisi Diana," tambahnya.
Pikiran Tebbutt kacau. Ia tak tahu langkah apa yang selanjutnya harus ia dan Paul ambil.
"Saya masih melihat rambut Diana bergerak, kemudian berpikir apakah ia masih hidup. Tapi hanya sepersekian detik saya menganggap itu adalah hal yang konyol," ujar Tebbutt.
"Ini adalah momen yang tak dapat saya lupakan seumur hidup. Saya betul-betul merasa emosional," tambahnya.
Â
Saksikan video berikut ini:
Momentum Charles Melihat Jasad Diana
Meski sempat ditentang sang ratu, Pangeran Charles terbang ke Prancis, menuju rumah sakit tempat jasad mantan istrinya disimpan. Semua itu demi kedua putranya, William dan Harry yang kala itu masih belia.Â
Hari itu, Minggu 31 Agustus 1997, putra mahkota Inggris itu mendekati sosok Diana yang tak bernyawa.
Ia tersentak, badannya terhuyung, seakan ada tangan gaib yang mendorongnya.
Beatrice Humbert, kepala perawat rumah sakit Pitie-Salpetriere, Paris, Prancis menjadi saksi adegan itu.
"Pangeran Charles terlihat sangat pucat. Dia seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya," kata Humbert mencoba mengingat kembali kejadian malam itu yang dimuat dalam buku 'Game of Crowns' karya Christopher Andersen, seperti dikutip dari situs ABC News.
Perawat itu sempat berusaha menangkap tubuh Sang Pangeran yang goyah. Namun, upayanya ia hentikan ketika melihat Charles kembali menegakkan badannya, mencoba terlihat tegar. "Terlalu berat, sungguh menyakitkan untuk dialami," kata Humbert.
"Sungguh, sungguh, sungguh menyakitkan," kata perawat lain, Jeanne Lecorcher. "Charles terlihat 'hancur'."
Lecorche mengaku, selama ini mengira bahwa semua anggota kerajaan 'berdarah dingin' dan tak punya perasaan. "Apalagi semua orang tahu, Charles sangat mencintai Camilla. Aku merasa tersentuh melihat betapa emosional reaksinya."
Advertisement