Liputan6.com, Kairo - Jumlah korban jiwa maupun luka akibat kecelakaan kereta di Mesir hingga saat ini masih simpang siur. Media-media menyebut jumlah korban meninggal dunia di kisaran 37 sampai 43 orang, dengan lebih dari 100 penumpang terluka.
Media New York Times menyebut mereka yang tewas ada 37 orang dan 123 lainnya terluka, sementara Al Jazeera menuliskan ada 42 jiwa dan BBC melaporkan 41 korban meninggal dengan 120 orang cedera.
Seperti dikutip dari Associated Press (AP), Sabtu (12/8/2017), sepur yang terlibat kecelakaan itu berangkat dari ibu kota Kairo dan satunya lagi dari Port Said. Kedua kereta bertabrakan sekitar pukul 14.15 waktu setempat (12.15 GMT).
Advertisement
Kecelakaan tersebut terjadi di dekat stasiun Khorshid antara Alexandria dan Kairo. Satu mesin kereta mati dan 2 gerbong lainnya dilaporkan tergelincir.
Otoritas Perkeretaapian Mesir menyatakan bahwa satu rangkaian kereta yang melakukan perjalanan ke Alexandria dari Kairo menabrak sepur lain yang sedang menunggu di sebuah stasiun kecil di Distrik Khorshid, tepat di sebelah timur Alexandria.
"Kereta yang satu baru saja tiba dari Port Said, sebuah kota Mediterania di ujung utara Terusan Suez saat ditabrak," jelas pernyataan tersebut.
Surat kabar negara bagian itu, al-Ahram mengatakan 36 jenazah telah dibawa ke rumah sakit di Kota Alexandria.
Sementara tim penyelamat mengevakuasi korban tewas dan terluka akibat gerbong kereta yang ringsek dan rusak, petugas bernama Nabil Sadek memerintahkan penyelidikan segera atas insiden tersebut.
"Kesalahan pengalihan jalur kereta api kemungkinan besar menjadi penyebab kecelakaan itu," kata sumber keamanan lain tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Mesir mengatakan sebanyak 75 ambulans telah dikerahkan di lokasi kecelakaan.
"Beberapa orang masih terjebak di dalam kereta," ujar seorang pejabat medis kepada televisi pemerintah.
Belakangan beredar rekaman di televisi pemerintah menunjukkan satu kereta api keluar dari jalur, ketika petugas medis mengevakuasi korban tewas dan luka ke ambulans.
"Kereta yang saya tumpangi berjalan sangat cepat," kata penumpang bernama Moumen Youssef.
"Saya tiba-tiba berada di lantai kereta. Ketika kami keluar, ada empat gerbong kereta hancur dan banyak orang bergeletakan di tanah," imbuh Youssef.
Insiden tabrakan ini merupakan yang terbaru dari serangkaian kecelakaan mematikan di Mesir yang telah menewaskan ratusan nyawa.
Menurut data terbaru dari Badan Statistik Mesir, 1.249 kecelakaan kereta terjadi tahun 2016 lalu. Jumlah tersebut tertinggi sejak 2009 yang mencapai 1.577 kasus.
Sebelumnya pada November 2012, kereta yang melaju cepat menabrak bus yang membawa anak-anak Mesir ke taman kanak-kanak di selatan negara tersebut. Kecelakaan itu menewaskan lebih dari 50 orang -- kebanyakan anak-anak berusia antara empat dan enam tahun.
Dua bulan kemudian, setidaknya 19 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka akibat kereta api tergelincir di selatan Kairo.
Pada 2006, setidaknya 51 orang meninggal saat dua kereta komuter bertabrakan di dekat Kairo.
Dan pada 2002, sebuah kebakaran besar melanda kereta Mesir yang dipenuhi wisatawan lokal. Sepur melaju sejauh bermil-mil dalam kondisi gerbong satu demi satu terbakar sehingga mengakibatkan lebih dari 370 orang meninggal dunia.
Berikut ini rekaman kondisi kereta pasca-kecelakaan tersebut: