Liputan6.com, London - Meski sering tampil di hadapan publik, namun semasa hidupnya, Diana Frances Spencer dikenang sebagai salah satu anggota keluarga Kerajaan Inggris yang tertutup dan ketat menjaga privasinya.
Tak banyak orang yang mengetahui apa yang ia rasakan kala menjadi anggota keluarga monarki atau ketika bahtera rumah tangganya didera masalah.
Setidaknya seperti itulah film biografi berjudul "Diana: Her True Story" menggambarkan karakter sang Princess of Wales. Demikian seperti dikutip dari Elle.com pada Kamis (17/8/2017).
Advertisement
Berdasarkan film itu, Diana pada tahun 1991 mencurahkan isi hatinya kepada seorang pria. Laki-laki itu adalah James Colthurst, sahabat dekatnya. Peristiwa ini sesuatu yang cukup mengejutkan mengingat publik mengenalnya sebagai sosok tertutup.
Baca Juga
Namun, yang tidak diketahui Diana saat itu adalah bahwa Colthurst tengah menjalankan "misi rahasia". Ia berkolaborasi dengan jurnalis bernama Andrew Morton.
Sang jurnalis sejak lama memiliki ide untuk menyingkap kisah yang tersimpan di relung hati perempuan itu.
Morton kemudian meminta Colthurst untuk mewawancarai Diana. Namun, agar sang Princess of Wales dapat bercerita secara leluasa tanpa menutup diri, sang jurnalis memasang alat perekam tersembunyi di tubuh Colhurst.
Dan sesuai prediksi Morton, ibu dari Pangeran Hary dan William tersebut mengisahkan isi hati secara luwes, jujur, dan terbuka kepada sahabat terdekatnya.
Proses dan hasil wawancara itu menjadi sumber produksi "Diana: Her True Story" yang disiarkan di berbagai saluran televisi di dunia, salah satunya National Geographic.
Film itu juga memperdengarkan beragam intonasi Lady Di saat menceritakan kisahnya. Semisal gelak tawanya kala mengisahkan pengalamannya yang jenaka.
Suara keibuannya yang lembut juga terdengar ketika menuturkan pengalaman melahirkan kedua anaknya. Atau ketika nada Diana berubah sendu saat mengisahkan kepiluannya.
Berikut, 5 pengakuan sang Princess of Wales yang paling menyentuh hati seperti yang terkisah dalam film biografi "Diana: Her True Story".
1. Kakak Diana Tertarik dengan Pangeran Charles
Dalam "Diana: Her True Story", Lady Di mengaku bahwa kakaknya, Sarah Spencer, pernah tertarik pada Pangeran Charles.
"Saat itu aku masih berusia 16 tahun dan Charles kerap bertandang ke rumah keluargaku di Althorp (Northamptonshire, Inggris)," tutur Diana.
"Kakakku sangat menyukainya (Charles) kala itu. Ia (Sarah) selalu mengikutinya ke manapun ia pergi. Dan aku berpikir, Charles saat itu pasti sangat jengkel dengan kehadiran Sarah."
Princess of Wales kemudian mengaku bahwa dirinya yang masih muda kala itu berusaha menghiraukan dinamika Charles dan Sarah. Caranya, dengan menjadi diri sendiri sesuai karakternya kala itu.
"Aku berusaha untuk menjaga jarak (dari mereka). Aku juga ingat kala itu aku masih gempal, tidak berias, belum pintar, tapi pandai bicara. Ternyata Charles menyukai itu," kenang Lady Di.
Beberapa tahun kemudian, Sarah dan Diana diundang ke pesta ulang tahun Charles yang ke-30. Dan seperti pepatah Barat katakan, and the rest is history.
Advertisement
2. 'Tak Pandai' Berbusana ala Kerajaan
Film biografi itu juga mengungkap pengakuan Diana bahwa dirinya sempat tak memahami budaya berbusana monarki kala baru berstatus sebagai anggota keluarga kerajaan. Ia menceritakan pengalamannya saat hendak memilih busana saat persiapan pesta pertunangannya dengan Charles.
"Kala itu aku memilih gaun sutra hitam dengan pundak terbuka. Aku pikir 'gaun ini cocok, perempuan seusiaku mengenakan ini'. Dan saat itu aku masih belum berpikiran sebagai anggota keluarga kerajaan," ungkapnya.
"Kemudian saat itu, aku yang telah berbalut busana tersebut menghampiri Charles di ruangannya. Ia (Charles) kemudian berkata, 'kamu tidak akan mengenakan itu bukan?'. Aku membalasnya, 'aku tetap akan mengenakannya'".
Kemudian, lanjut Diana dalam film biografi tersebut, Charles menjelaskan bahwa warna hitam hanya dipakai oleh keluarga kerajaan untuk acara-acara duka, dan tidak layak untuk digunakan pada acara seperti pertunangan.
"Aku tidak tahu saat itu. Saat itu aku berpikir bahwa mengenakan gaun itu akan membuatku tampak elok. Dan malam itu aku mempelajari hal baru," pungkasnya.
3. Diana, Charles, Camilla, dan Bulimia
Ketika Diana telah mengetahui hubungan Charles dengan Camilla Bowles, jauh sebelum Prince dan Princess of Wales menikah, Lady Di memutuskan untuk menghiraukan hal memilukan tersebut.
Namun, menurut pengakuan Diana, keputusannya untuk menghiraukan hal itu justru menimbulkan konsekuensi besar.
"Semua hal itu (pernikahannya dengan Charles dan isu Camilla) membuat ku mengalami bulimia," jelas Diana.
Bulimia adalah kelainan cara makan (eating disorder), yang ditunjukkan dengan pola konsumsi makanan secara berlebih dan kemudian segera mengeluarkannya kembali tanpa cara yang normal, seperti menggunakan obat pencahar (laksatif), olahraga berlebih, atau diet yang tak aman. Hal itu terjadi secara terus menerus sebagai bentuk untuk menyiksa atau pelarian diri dari masalah yang dihadapi.
"Bulimia yang aku alami dimulai seminggu setelah kami bertunangan. Pernah suatu waktu Charles memegang pinggangku dan ia berkata 'kamu gemuk ya'. Perkataannya itu seakan memicu sesuatu di dalam diriku," ujar Lady Di.
"Sejak itu aku kerap sengaja membuat diriku sendiri sakit agar dapat kurus. Dan aku senang melakukan semua itu," kata Diana.
Kelainan pola makan itu membuat bobot dan postur Diana berubah-ubah secara drastis. Dari gemuk dapat segera kurus dan sebaliknya.
"Aku ingat kala mencoba gaun pengantin untuk pertama kali. Kala itu ukuran gaunku adalah 29. Setelah mengidap bulimia, tubuhku mengurus, dan ukuran gaunku harus menyusut hingga nomor 23,5," katanya.
Bahkan kala hamil untuk pertama kali, Diana mengaku masih mengalami kelainan pola makan.
"Sang ratu (Elizabeth II) selalu menyalahkan pernikahanku jika membicarakan bulimia yang aku idap," tambahnya.
Advertisement
4. Berniat Bunuh Diri
Pada Oktober 1981, tahun ketika Diana menikah dengan Charles, ibu William dan Harry itu mengaku bahwa keinginan untuk bunuh diri sempat terlintas di benaknya.
"Aku ingin menyayat pergelangan tanganku. Aku merasa terpuruk," katanya.
"Aku sempat meminta pertolongan, ke psikiater, menjalani perawatan. Aku merasa sangat sakit. Tidak bisa tidur, tidak makan, dan merasa dunia seakan menimpaku."
Diana juga berkata bahwa kala itu, banyak psikiater yang bergantian memberikan diagnosis medis kepadanya.
"Beberapa di antara mereka menyarankan agar aku mengonsumsi valium (obat penenang) dan beragam pil,"pungkasnya.
"Tapi sesungguhnya, yang aku butuhkan hanyalah waktu," katanya menyimpulkan.
5. Gaya Rambut Baru yang Mengubah Segalanya
Pada musim panas 1990, Sam McKnight, penata rambut Diana, memberikan Lady Di potongan gaya baru. Mahkota kepalanya dibuat bondol pendek oleh McKnight.
Potongan rambut baru itu terjadi di tengah bulimia dan masalah rumah tangga yang menerpa Diana. Namun, bagi Princess of Wales, gaya rambut baru itu memberikannya semangat baru untuk menjalani hidup.
"Aku mendadak merasa kuat, mental dan fisik. Membuatku merasa tangguh," jelasnya mengenang kala pertama kali berambut pendek.
Pada kurun waktu itu pula Diana mulai mendedikasikan hidupnya menjadi aktivis kemanusiaan sebagai mekanisme untuk menangani masalah rumah tangganya.
Saksikan juga video berikut ini
Advertisement