Liputan6.com, London - Pada tanggal 29 Juli 1981, sedikitnya ada 750 ribu pasang mata dari seluruh dunia menyaksikan salah satu peristiwa paling spektakuler, yaitu pernikahan agung Putri Diana dan Pangeran Charles.
Tak hanya pernikahannya yang menjadi sorotan dunia, namun gaun pengantin Diana yang menarik perhatian khalayak ramai.
Dilansir dari laman Emirates247.com, saat Putri Diana melangkahkan kaki di altar Katedral St Paul, gaun dengan ekor sepanjang 7,62 meter menjadi salah satu baju pernikahan paling indah dan dikenang di seluruh dunia.
Advertisement
Baca Juga
Gaun yang digunakan oleh Princess of Wales itu terbuat dari sutra taffeta dengan detail renda antik berwarna putih gading yang mewah. Gaun itu juga dihiasi dengan bordir di bagian tangan, disertai manik-manik dan kian menambah kesan glamor dengan 10 ribu mutiara.
Harga gaun itu ditaksir mencapai 9.000 poundsterling atau setara dengan Rp 152,3 juta -- pada tahun 1981.
Namun, ternyatta ada rahasia besar di balik gaun mewah Putri Diana. Hal itu diungkap oleh sang perancang gaun yaitu David Emanuel.
Kala itu David mengatakan, ia harus menghentikan pengerjaan sketsa gaun milik Diana dan merobek-robeknya sebelum orang lain melihatnya.
David pun menambahkan, menjaga kerahasiaan gaun tersebut adalah prioritas dari seorang perancang. Jika desain gaun itu tersebar, maka David harus membuat rancangan baru.
Ternyata, tak hanya drama perobekkan kertas bergambar gaun yang menjadi rahasia di balik fenomena pakaian pernikahan tersebut.
Ada beberapa misteri lain yang kian melekat pada gaun hasil rancangan David Emanuel tersebut.
Seperti dilansir dari laman Daily Mail, Jumat (18/8/2017), berikut 5Â misteri di balik gaun pernikahan Putri Diana:
1. Gaun Pengganti yang Hilang
Setelah diminta untuk merobek-robek kertas bergambar rancangan gaun pernikahan Diana, Emanuel diminta melakukan dua hal lagi.
Yang pertama, menyiapkan gaun rancangan yang tepat untuk dipajang di Madame Tussauds dan menyiapkan desain kedua -- apabila rancangan pertama bocor sebelum hari pernikahan.
Rancangan gaun kedua yang telah dibuat oleh Emanuel sangat mirip dengan desain pertama. Gaun tersebut memiliki korset dengan rangka yang begitu indah, bagian lengan berenda-renda, dan bagian rok yang lebih mengembang.
Namun, bagian korset pada desain kedua lebih berbentuk huruf 'V' dan potongan lengan yang lebih pendek.
"Pada gaun kedua, kami tak memberi sentuhan bordir sebab tak punya waktu banyak untuk mengerjakannya," ujar Emanuel.
Meski begitu, ada sesuatu hal yang membuat Emanuel heran. Setelah hari pernikahan Diana, ia tak lagi melihat gaun cadangan.
"Sudah lama sekali saya tak melihat gaunnya. Benda itu sudah hilang. Saya tak tahu apakah saya sudah menjualnya atau memasukkannya ke tempat penyimpanan. Waktu itu saya sangat sibuk. Semoga saya bisa menemukan gaun itu pada suatu hari nanti ketika membongkar barang-barang saya," tambahnya.
Advertisement
2. Ada Tujuh Penjahit
Untuk membuat mahakarya tersebut, Emanuel menunjuk tujuh orang penjahit. Secara khusus, Emanuel memilih Nina Missetzis sebagai kepala penjahit dan Rose Hoey sebagai asisten kedua.
"Nina adalah orang Yunani dan tak bisa berbahasa Inggris," ujar Elizabeth -- istri dari Emanuel.
"Bahkan ia tampak sedikit bungkuk karena usianya yang sudah tua. Meski tangannya kurus, Nina sangat telaten memainkan jarum dan benang. Ia sangat teliti dan perfeksionis. Saya sangat salut karena ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk membungkuk," tambahnya.
Nina merasa sedih, karena Diana sudah tak ada.
"Ia sangat manis dan begitu pemalu. Saat pertama kali menemuiku, ia tak ingin melepas gaunnya agar saya bisa mengepasnya," ujar Nina.
3. Menggunakan Bahan Produksi Istana
Elizabeth mengatakan, salah satu faktor penting dalam pembuatan gaun yaitu bahan-bahan yang digunakan.
"Begitu diberi kepercayaan untuk membuat gaun pernikahan, saya dan Emanuel mencari bahan-bahan terbaik untuk digunakan," ujar Elizabeth.
Salah satu bahan yang digunakan untuk pembuatan gaun berasal dari Roger Watson -- sebuah perusahaan keluarga istana yang dikelola di Nottingham.
Kain yang digunakan untuk semacam sabuk di pinggang itu saja senilai 1.000 pound sterling atau setara dengan Rp 17,2 juta. Pemilihan kain itu terinspirasi oleh bahan mantel yang biasa digunakan oleh keluarga kerajaan, yang menampilkan bentuk geometris.
Sementara itu, bahan sutra berasal dari perusahaan kain Stephen Walters and Sons. Ia memilih sutra jenis Suffolk yang berasal dari Abad ke-17.
"Saya sudah mendengar jika Emanuel dan istri diberi mandat untuk mengerjakan gaun pernikahan tersebut," ujar David Waltes, managing director saat itu.
Karena tema gaun yang mengangkat budaya Inggris, mereka menggunakan semua sutra mentah yang mereka produksi dari ulat di peternakan Lullingstone di wilayah Kent. Namun, jumlahnya yang kurang memadai sehingga mereka menambahkannya dengan sutra impor.
Advertisement
4. Pengiring Pengantin
Salah satu kenangan yang tak dapat dilupakan oleh Elizabeth, Emanuel dan Diana adalah penampilan para pengiring pengantin.
Ketika Diana masih berada di ruang lain sebelum melangsungkan pernikahan, ada lima orang gadis pengiring pengantin yang terus berkeliaran sambil menggunakan gaunnya.
Lima pengiring pengantin Diana tersebut diantaranya, Lady Sarah Amstrong Jones (17), Margaret (17), India Hicks (13), Sarah Jane Gaselee (11) Catherine Cameron (6) dan Clementine Hambro (5).
Gaun yang dikenakan oleh lima orang gadis cantik tersebut terinspirasi dari kartu pos yang dikirim oleh salah satu teman Elizabeth. Dalam kartu tersebut terdapat seorang gadis bunga saat pernikahan Ratu Victoria yang mengenakan gaun balerina panjang, dengan sabuk pita dan memegang buket bunga yang sangat indah.
"Meski saya dan Emanuel merancang gaun pengantin dengan konsep romantis dan penuh nilai sejarah. Kami juga ingin menunjukkan hal berbeda," ujar Elizaberth.
5. Payung yang Tak Pernah Digunakan
Sebelum hari pernikahan berlangsung, ramalan cuaca yang dirilis oleh BBC menyatakan pada tanggal 29 Juli 1981 akan turun hujan. Untuk itu, Elizabeth dan Emanuel lebih memilih untuk berjaga-jaga dengan menyediakan payung.
Sebuah payung berbahan sutra pun dibuat dan dipadukan dengan gagang kayu.
"Kami menggunakan bahan berwarna putih gading sehingga payung itu senada dengan gaun yang digunakan oleh Diana," ujar Elizabeth.
"Payung itu juga dihias dengan renda-renda seperti yang terpasang pada gaun Diana. Ditambah dengan mutiara dan manik-manik kecil," tambahnya.
Hari itu sudah tiba, meski masih pagi. Payung putih gading itu terselip di kereta tempat Diana duduk. Benda itu sengaja disiapkan agar Diana tetap kering -- meski saat itu tak ada tanda-tanda akan turun hujan.
Ternyata ramalan cuaca itu salah, langit tetap biru dan sinar matahari tetap menyala.
Kini, payung tersebut sudah disimpan bersama dengan gaun indah Diana di Madame Tussauds.
Advertisement