Sukses

Pengakuan Pilot Pembawa Jenazah Putri Diana dari Paris ke London

Pilot pesawat pembawa jenazah Putri Diana baru berkisah tentang bagaimana ia mengatur perjalanan dari Paris ke London

Liputan6.com, London - Salah satu foto paling ikonis dalam kematian Putri Diana adalah ketika peti jenazahnya dibawa dari pesawat menuju tarmac. Peti itu diselimuti kain Royal Standard.

Saat itu, Pangeran Charles dan Perdana Menteri Tony Blair menyambut peti jenazah itu.

Tak ada hiruk pikuk dan kilatan blits media.

Semua diatur oleh pilot pembawa peti mati jenazah Putri Diana. Sang pilot secara diam-diam mengatur perjalanan sukses kepulangan jasad sang putri dari Paris ke London.

Dikutip dari Telegraph pada Minggu (27/8/2017), 20 tahun sesudah kematian Diana, sang pilot pun akhirnya bersuara mengenai pengalamannya membawa jasad putri kesayangan seluruh dunia itu.

Ia juga membagi kisahnya bagaimana mengatur keamanan perjalanan jasad Diana. Mulai dari mengamankan transmisi radio untuk mencegah bocornya informasi tentang kedatangan peti jenazah itu.

Adalah Graham Laurie, sang pilot pengatur dan menerbangkan jasad Diana ke Inggris dari Paris. Ia menerbangkan keluarga kerajaan ratusan kali sampai masa pensiunnya pada tahun 2000.

Laurie menceritakan perjalanan terakhir Diana, dan memberikan penghormatan kepada Pangeran Wales yang bersikap tegar dalam kesedihannya. Sang pangeran bahkan dengan sopan berterima kasih atas usaha Laurie membawa jasad wanita Lady Di kembali ke tempat kelahirannya. 

Laurie, kini 71, mengatakan ia bangga menjadi orang yang membawa pulang jasad Diana. Ia memastikan semuanya lancar demi menghormati sang Putri.

"Saya senang bahwa orang itu adalah saya, dibanding orang yang tak mengenal Putri Diana dalam tim Rumah Tangga Kerajaan," kata Laurie.

"Semua orang saling berpelukan saat peti jenazah Putri Diana sampai di Inggris dengan aman tanpa gangguan apapun," lanjutnya.

Selama perjalanan dari Paris ke London, Laurie telah diberi tahu bagaimana mengganti saluran radio sipil oleh RAF Northolt menggunakan saluran UHF militer. Hal itu dilakkan agar 'spotters' atau penangkap sinyal tak bisa mencari informasi pesawat yang membawa peti jenazah sang putri. Mereka biasanya menggunakan frekuensi radio penerbangan sipil.

"Kami mencoba berusaha serahasia mungkin agar orang lain tak bisa mencuri informasi itu," ujar Laurie.

Pergantian pesawat pun dilakukan di menit terakhir, setelah staf mempelajari ukuran peti mati Putri Diana. Laurie mengatakan operasi itu berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh terlatihnya para staf jika salah seorang keluarga kerajaan mangkat.

Menurut Laurie, rencana apapun terkait kematian keluarga kerajaan biasanya dikeluarkan di menit-menit terakhir. Detil perjalanan pulang jasad Diana pada 1997 juga diberikan kepadanya di bandara. Dia sendiri sudah mengira jasad itu harus sampai di London pukul 19.00, dan ternyata benar.

Tanpa sepengetahuannya, dia mengatakan, Perdana Menteri, militer dan pers dunia dipanggil ke RAF Northolt untuk saat yang tepat. Itu berarti membiarkannya mendapat tekanan untuk mengkoordinasikan pekerjaan yang sulit

Laurie mengatakan tentang Pangeran Wales: "Dia sangat tenang. Di akhir perjalanan, dia datang untuk berterima kasih atas apa yang telah saya lakukan dalam membantu berjalan dengan lancar.

"Sudah cukup jelas, bahkan pada hari itu, bahwa dia akan melakukan apapun yang dia bisa lakukan untuk membesarkan anak laki-laki mereka -- Pangeran William dan Harry-- dengan cara yang benar."

Laurie, ayah dari dua orang, belum pernah menceritakan rincian tentang penerbangan ini sepanjang hidupnya. Ia memilih waktu 20 tahun kematian Diana untuk memberikan fakta-fakta catatan sejarah tersebut.

 

Simak pula video berikut ini