Sukses

10 Jasad Pelaut Ditemukan Pasca-Tabrakan Kapal Perang Vs Tanker

Tabrakan itu membuat lambung kapal perang AS rusak parah. Air pun langsung membanjiri tempat awak kapal, ruang mesin dan ruang komunikasi.

Liputan6.com, Singapura - Penyelam yang tergabung dalam operasi tim SAR akhirnya berhasil menemukan 10 pelaut AS yang hilang pasca-tabrakan antara kapal perang USS John S McCain dengan kapal tanker. Insiden ini terjadi minggu lalu.

Temuan itu dikabarkan oleh Angkatan Laut AS. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Senin (28/8/2017).

Tim penyelam dari Angkatan Laut dan Korps Marinir menyelam ke kompartemen tertutup di tubuh kapal jenis destroyer yang telah rusak itu. Adapun penyebab kecelakaan yang terjadi pada 21 Agustus lalu itu masih diselidiki.

Tabrakan itu membuat lambung McCain rusak parah. Air pun langsung membanjiri tempat awak kapal, ruang mesin dan ruang komunikasi.

Tabrakan USS John S. McCain versus kapal tanker Alnic MC terjadi pada 21 Agustus pagi sekitar 05.24 waktu Singapura.

USS John S McCain, yang merupakan kapal perusak dioperasikan 338 awak. Kapal itu bertabrakan dengan merchant ship Alnic MC, saat kapal perang tersebut hendak berlabuh di Singapura timur.

Menurut laman elektronik resmi, Alnic MC merupakan kapal tanker minyak berbendera Liberia seberat 30 ribu ton dengan panjang 182,8 meter. Kapal ini mengangkut minyak dari Taiwan ke Singapura.

Peristiwa ini merupakan insiden tabrakan maritim kedua dalam dua bulan terakhir yang melibatkan kapal AS. Sepanjang 2017, telah terjadi empat insiden kecelakaan pelayaran yang melibatkan AL Negeri Paman Sam di kawasan Pasifik dan sekitarnya.

2 dari 2 halaman

Komandan Dipecat

Insiden itu tak hanya mengakibatkan kehilangan prajurit AS, namun juga mencoreng muka Angkatan Laut Amerika Serikat.

Akibat dari peristiwa ini, komandan Armada ke-7 angkatan laut yang berbasis di Jepang dipecat pekan lalu setelah serangkaian kecelakaan tahun ini.

Pemecatan Vice Admiral Joseph Aucoin, seorang laksamana bintang tiga, merupakan pemberhentian yang jarang dilakukan terhadap seorang perwira tinggi. Terlebih, karena alasan operasional.

Angkatan laut juga memerintahkan jeda operasional untuk armada di seluruh dunia untuk memastikan semua langkah yang diambil para komandan kapal aman dan efektif.

Armada Pasifik juga akan melakukan peninjauan ulang terhadap kapal-kapal mereka, mengevaluasi sistem navigasi, sistem mekanis, pengelolaan dan pelatihan personel.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Â