Sukses

Ritual Seks di Gunung Kemukus Jawa Tengah Kian Mendunia

Sebuah ritual seks yang menjadi tradisi di dekat tempat pemujaan di Gunung Kemukus di Pulau Jawa menjadi sorotan media asing.

Liputan6.com, Jakarta - Ritual seks di Gunung Kemukus kian jadi sorotan dunia. Tiap malam Jumat Pon dan Jumat Kliwon, orang-orang berdatangan ke lokasi yang terletak di Desa Pendem, Sumber Lawang, Sragen, Jawa Tengah. 

Tujuannya untuk menjalankan laku ritual yang diklaim bikin orang cepat sukses dan kaya. 

Mereka yang ikut serta biasanya mengakhiri ritual berhubungan seksual, bukan dengan pasangan sahnya. Tak ayal, banyak yang menjuluki, laku di Gunung Kemukus tak ubahnya ritual mesum. 

Baru-baru ini sejumlah media asing kembali memberitakan soal ritual Gunung Kemukus. 

Salah satu media, ynaija.com, yang dikutip Senin (28/8/2017), memuat artikel terkait ritual seks di Tanah Air itu bertajuk "Understanding the Paradoxical Pon Festival of Indonesia".

Laman tersebut menyebutkan bahwa dalam ritual tersebut, para peserta harus bermalam di atas gunung dan melakukan ritual seks dengan orang asing, jika mereka menginginkan keberuntungan pada masa depan. Prosesi itu dilakukan bahkan jika kedua belah pihak telah menikah dengan orang lain.

Tak hanya itu yang menjadi sorotan, ritual seks tersebut ternyata dilakukan lebih dari satu kali. Pelakunya harus berhubungan seksual dengan orang yang sama persis sebanyak tujuh kali, setiap 35 hari sepanjang tahun.

Pasangan tak sah itu harus menyelesaikan siklus tersebut, jika tidak maka ritual tersebut dianggap tak lengkap. Itu berarti mereka akan melakukan hubungan seksual dengan orang asing selama beberapa kali untuk mendapatkan hasil terbaik.

Media tersebut juga mengangkat prosesi ritual yang dimulai dengan berdoa dan persembahan menggunakan berbagai macam bunga di lokasi makam Pangeran Samodro --salah satu putra raja Jawa. Peserta kemudian harus membasuh dirinya di mata air suci lalu bercinta dengan orang asing.

Website lainnya, Metro.co.uk, mengulas perihal tersebut dalam tulisan berjudul "Sex around the world: An Indonesian festival of sex with strangers".

Media Inggris tersebut menyebutkan bahwa sang penulis, Rosy Edwards, menilai intrik ritual yang terjadi di Gunung Kemukus soal berhubungan seks demi keberuntungan sangat menarik untuk diangkat.

Rosy Edwards mengungkap bahwa ritual yang sudah ada selama berabad-abad itu, mengharuskan pasangan yang baru bertemu untuk berhubungan seksual di samping candi, di sisi Gunung Kemukus, yang terletak di sebuah desa dekat Solo, Jawa Tengah.

Menurut Rosy, hal menarik dari tradisi itu bukan hanya lokasi yang tak biasa untuk ritual seks kuno, melainkan juga pelaku dan budaya dalam festival tersebut.

Tempat suci yang digunakan untuk ritual seks itu dipercaya sebagai tempat bersemayamnya Pangeran Samodro dari Abad ke-16 bersama jasad ibu tirinya, Nyai Ontrowulan.

Rosy juga mengulas ada benturan budaya terjadi dalam ritual seks tersebut.

Rosy menuliskan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, yang pada tahun 2010 memiliki populasi muslim terbesar dunia.

Oleh karena itu, keberadaan ritual seks yang menunjukkan ketidaksetiaan terhadap pasangan itu jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam.

2 dari 2 halaman

2 Versi Ritual Seks Gunung Kemukus

Bukan kali ini saja ritual Gunung Kemukus diangkat media dunia. 

Berawal dari liputan seorang wartawan televisi Australia, SBS, Patrick Abboud, Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah, kembali menjadi buah bibir. Tak hanya di Tanah Air, tetapi juga bagi media asing.

Hasil liputan mengungkap ritual kontroversial dengan judul "Sex Mountain" atau "Gunung Seks" yang kemudian diunggah ke situs berbagi video. Dalam rekaman berdurasi 14 menit yang dari hasil investigasi Abboud, menampakkan aktivitas warga yang berduyun-duyun datang ke Gunung Kemukus untuk mencari keberuntungan.

Ternyata tak hanya jurnalis asing dari Australia, Abboud, yang pernah mengunjungi Gunung Kemukus untuk melakukan liputan. Reporter Global Mail, Aubrey Belford, juga melakukannya lebih dulu pada 2012.

Belford mengaku, saat ia mewawancarai salah seorang di sana, Suyono -- penjaga tiket masuk seharga Rp 5.000-- didapati informasi bahwa sebagian besar pengunjung mendatangi Gunung Kemukus untuk berziarah.

"Orang yang bertanggung jawab untuk mengutip biaya masuk peziarah mengatakan, sebagian besar peziarah yang datang untuk berdoa, bukan untuk melakukan hubungan seks," jelas Belford.

Belford menuturkan, sekelompok warga muslim kala itu sempat mengancam akan menutup situs tersebut. Namun, polisi mencegah hal itu terjadi.

"Ini adalah pariwisata," kata Suyono. "Setiap komponen, setiap elemen, setiap lapisan masyarakat meraup sesuatu dari pariwisata."

Menurut penuturan Belford dari Suyono, Pangeran Samodro adalah murid Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, atau sembilan orang kudus, yang terlibat penyebaran Islam di seluruh nusantara. Dalam perjalanan tersebut, ia jatuh sakit dan sekarat di dekat Gunung Kemukus.

Ketika berita kematian Pangeran Samodro terdengar, sang ibu tiri -- yang ditegaskan Suyono tak memiliki hubungan khusus dengan Samodro-- bergegas ke kuburannya. Saat mencapai dasar bukit, dia menerima "penglihatan" dari pangeran yang menyuruhnya untuk membasuh wajah di salah satu mata air.

Saat naik bukit, bunga jatuh dari rambutnya, dan tumbuh menjadi pohon Dewadaru langka di belakangnya. Saat mencapai kuburan, sang ibu tiri terjatuh dan meninggal. Tubuhnya kemudian menghilang -- tak diketahui apakah ke udara atau ke dalam kubur.

Cerita itu berbeda dengan saat ini, bahwa Pangeran Samodro memiliki hubungan asmara dengan ibu tirinya.

"Saat itu ada seorang Pangeran bernama Samodro yang berselingkuh dengan ibu tirinya sendiri. Mereka kemudian memutuskan kabur ke gunung tersebut dan berhubungan intim di sana," tutur Abboud.

Keduanya kemudian bercinta di puncak Gunung Kemukus dan tertangkap basah. Mereka lalu dibunuh dan dikubur di sana. Namun, kisah hubungan asmara ini kini malah dipraktikkan ramai-ramai oleh masyarakat dengan alasan mencari keberuntungan.

Media asing pun satu per satu mulai memberitakan salah satu gunung di Indonesia itu yang Liputan6.com muat November 2014. Media Australia, sbs.com.au, menulis artikel terkait Gunung Kemukus berjudul "Pilgrims flock to 'Sex Mountain' in search of fortune". Sementara News.com.au menulis "SBS Dateline journalist Patrick Abboud granted access to Indonesia’s Sex Mountain".

Lalu ibtimes menjuduli artikel serupa dengan "Sex Mountain’ Becomes A Lucrative Pilgrimage Site In Indonesia". Mirror.co.uk dengan "Sex mountain: Married men and housewives sleep with strangers in bizarre religious ritual in Indonesia".

Elite daily memasang tajuk pada berita Gunung Kemukus dengan "People Sleep With Strangers At ‘Sex Mountain’ To Improve Their Luck".

Sedangkan "Welcome to Sex Mountain: The remote Indonesian religious site where married men, housewives and politicians go to have sex with strangers... to bring themselves good fortune" menjadi judul panjang dari media Inggris, Daily Mail.