Liputan6.com, Manchester - Sebuah fosil reptil laut 'ditemukan kembali' di sebuah museum di Hanover, Jerman. Fosil dengan panjang tiga meter itu, merupakan yang terbesar di dunia -- setidaknya hingga saat ini.
Fosil hewan yang dijuluki naga laut itu, merupakan milik hewan yang pernah hidup 200 juta tahun lalu, yakni ketika dinosaurus masih ada di muka Bumi.
Hewan itu ditemukan di pesisir Inggris lebih dari 20 tahun lalu, namun hingga saat ini masih terus dipelajari.
Advertisement
Baca Juga
Penemuan kembali fosil itu berawal saat palaeontolog Sven Sachs melihatnya dalam sebuah ruang pameran di Lower Saxony State Museum, Hannover, Jerman. Ia kemudian menghubungi ahli palaentolog, Dean Lomax, yang merupakan ahli Ichthyosaurs -- reptil laut berukuran besar.
"Aku kagum melihat spesimen sebesar itu dapat 'ditemukan kembali' di koleksi museum," ujar Sachs yang merupakan palaentolog dari University of Manchester, seperti dikutip dari BBC, Selasa (29/8/2017). Para ahli tak perlu ke lapangan untuk membuat penemuan baru.
Reptil laut itu termasuk dalam spesies Ichthyosaurus somersetensis. Fosil tersebut ditemukan di Doniford Bay, Somerset pada 1990.
Ketika mati, hewan berjenis kelamin betina itu sedang hamil.
"Spesimen ini memberikan wawasan baru tentang berbagai macam ukuran spesies. Selain itu spesimen itu juga menjadi contoh ketiga Ichthyosaurus yang memiliki embrio," ujar Dean Lomax.
"Ini sesuatu yang spesial," imbuh Lomax
Samudra, Rumah bagi Naga Laut
Saat dinosaurus masih berjalan di muka Bumi, samudra adalah rumah bagi Ichthyosaur atau dikenal dengan naga laut.
Keberadaan mereka ada pada Zaman Trias, mencapai puncaknya pada Zaman Jurassic, yang kemudian menghilang pada Zaman Kapur -- beberapa juta tahun sebelum dinosaurus terakhir punah.
Ichthyosaur termasuk di antara kerangka pertama yang ditemukan oleh pemburu fosil mula-mula, pada saat teori evolusi dan konsep geologi masih dalam tahap awal.
Pemburu fosil terkena Mary Anning, menemukan fosil lengkap ichthyosaurus untuk kali pertama di tebing dekat Lyme Regis, Dorset, Inggris, pada 1810.
Penemuannya mengguncang dunia ilmiah dan memberikan bukti bagi gagasan baru tentang sejarah Bumi.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Acta Palaeontologica Polonica.
Â
Saksikan video berikut ini:
Advertisement