Sukses

Ini Cara Baru Rusia Selamatkan Tank dari Serangan Rudal

Rusia menciptakan sistem yang mampu menghancurkan misil jelajah antitank yang berjarak dua meter dari kendaraan lapis baja itu.

Liputan6.com, Moskow - Para teknisi Rusia telah menciptakan sistem yang mampu menghancurkan misil jelajah antitank yang berjarak dua meter dari kendaraan lapis baja itu.

Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Rabu (30/8/2017), cara menyelamatkan tank dari rudal adalah dengan meningkatkan lapis baja dan yang menghindarkannya dari serangan.

Untungnya, sistem perlindungan aktif (APS) yang baru telah dikembangkan untuk melakukan menghindari serangan. Sistem ini ringan dan lebih murah daripada harus menambah lapis baja lagi ke sebuah tank.

APS, yang merupakan buatan asli Rusia telah dikembangkan oleh Biro Desain Teknik dari Kolomna. Tugasnya bertindak sebagai radar untuk tank dan mampu mendeteksi rudal yang mengarah ke tank dari kejauhan hingga 50 meter.

Bahkan jika rudal itu adalah TOW (misil jelajah antitank) yang melaju dengan kecepatan supersonik.

Saat target telah terdeteksi dan dikunci sistem, komputer akan mengikutinya saat mengarah ke tank. Setelah itu, dua meter di depannya, sistem akan meluncurkan roket penangkal untuk menghancurkan proyektil musuh tersebut.

Ini adalah sistem otomatis tanpa kendali manual. Sebab, manusia belum bisa bereaksi secepat komputer.

2 dari 2 halaman

Inovasi Baru

"Inovasi dari Rusia ini bisa viral karena industri militer di seluruh dunia ingin melindungi tentara dan kendaraan mereka apa pun caranya. Lebih murah dan lebih baik," kata profesor di Akademi Ilmu Militer, Vadim Kozyulin.

Ia membandingkan sistem ini dengan clay pigeon shooting (seni menembak target terbang khusus), tapi ketimbang memakai butir peluru seperti yang digunakan dalam senapan, sistem ini menggunakan puing komposit yang terbang ke arah target dengan kecepatan dua kilometer per jam.

"Sistem ini bekerja secara otomatis dan misil musuh akan mengalami nasib yang sama seperti clay pigeon -- hancur berkeping-keping," ujarnya.

Kozyulin mengatakan, setiap sistem Arena dilengkapi dengan 22 roket penangkal.

"Sistem ini menggandakan nyawa tank. Ia murah dan mudah digabung ke dalam kendaraan lapis baja," ujar Kozyulin.

Menurutnya, tentara Rusia masih perlu menguji coba sistem ini tidak hanya di lapangan tembak, tapi juga di medan perang.

"Jujur saja, sistem ini masih perlu melewati uji coba tembakan nyata. Jika Rusia tidak menggunakannya dalam operasi di Suriah, kapasitas Arena tidak akan sepenuhnya ditemukan," tegasnya.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini: