Liputan6.com, London - Dua puluh tahun berlalu sejak kematian Putri Diana akibat kecelakaan mobil di Paris. Dunia masih mengenangnya, baik melalui TV, majalah, dan media lainnya.
Namun, ada kekhawatiran segelintir orang bahwa Dodi al-Fayed yang meninggal akibat kecelakaan yang sama akan lenyap ditelan waktu. Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Andrew Weinrib, sahabat dekat Dodi.
Weinrib adalah seorang sutradara film dan televisi. Katanya, "Semua itu tentang Diana dan akan selalu tentang Diana."
Advertisement
Baca Juga
Setelah 20 tahun, pria berusia 62 tahun yang tinggal di Thousand Oaks, California, mengatakan bahwa Dodi adalah seorang produser film Hollywood yang sukses ketika meninggal dunia.
Bahkan, ada salah satu film produksinya yang meraih Oscar. Masa depannya cerah di Hollywood.
Dikutip dari Daily Mail pada Sabtu (2/9/2017), orang-orang yang dekat dengannya mengenal Dodi sebagai seorang yang murah hati dan ramah serta dicintai. Akan tetapi, karena Diana ada dalam mobil yang mengalami kecelakaan, Dodi hanya seperti bayang-bayang.
Menurut pandangan Andrew, Dodi akan selamanya dikenal sebagai seorang sombong putra miliarder yang menjadi kekasih Putri Diana, dan bukannya dikenang sebagai pria yang 'menyenangkan' sebagaimana yang dikenang teman dan kerabat.
Andrew mulai bekerja dengan Dodi pada era 1980-an sebagai pengembang film. Dodi juga memintanya menjadi pendamping pengantin pria ketika Dodi menikahi Susanne Gregard pada Tahun Baru 1987. Pernikahan itu hanya bertahan selama 8 bulan.
"Saya bekerja amat dekat dengannya sehingga mengenalnya luar dalam."
Ketika sedang minum-minum, keduanya berbagi kisah masa kecil dan pengasuhan dalam keluarga.
Ketika sedang beranjak dewasa, Dodi membagi waktunya antara rumah keluarga di Mesir dan Prancis. Kepada Andrew, ia bercerita bahwa kekayaan luar biasa keluarganya membuatnya terbiasa dengan hidup bergelimang privilese di kalangan selebritas.
Ia belajar di sekolah ekslusif Le Rosey di Swiss dan secara singkat pernah masuk akademi militer Sandhurst, Inggris. Akademi itu sering dicap sebagai tempat para kaum muda Inggris mencari status sosial.
Menurut Andrew, Dodi lebih pendek dari kebanyakan siswa sekolahnya dan diincar habis-habis di sekolah karena memiliki darah Arab.
"Ia disesah (bully) hampir setiap hari karena ia adalah seorang Arab yang pendek. Entah dua lawan satu, atau tiga lawan satu."
"Tapi Dodi tidak bisa berkelahi, katanya, 'Uang adalah perkelahian saya, uang adalah kung-fu bagi saya.'"
Dodi bertekad semua pengalaman itu tidak akan berulang lagi.
"Ia sudah dengar semua sebutan hinaan, menerima hajaran, dan segera setelah ia sadar bisa mengendalikan dunia, ia segera meraihnya."
Mencari Jati Diri
Setelah lulus pendidikan, Dodi sempat bekerja sebagai atase di Kedutaan Besar Uni Emirat Arab di London sebelum terjun ke bisnis keluarga.
Dengan kekayaan luar biasa Mohammed Al-Fayed yang adalah mantan pemilik Harrods di London, Dodi bisa menikmati tinggal di New York, London, Paris, Los Angeles, dan Swiss.
Ia menjadi doyan mobil keren dan wanita-wanita cantik, menikmati kumpul-kumpul bersama dengan para selebritas, dan langsung dikenal sebagai playboy jutawan.
Namun, sebagai seorang pria muda, Dodi berjuang keluar dari bayang-bayag ayahnya dan mencoba meraih suksesnya sendiri, walaupun ia tidak perlu khawatir dengan uang saku. Saat itu, uang jajannya sebesar US$ 100 ribu per bulan.
Dengan segala daya tarik dan keramahannya, ia tidak bisa mengusir pandangan bahwa ia adalah anak seorang kaya yang kurang gigih dan garang untuk membuktikan dirinya.
Citra itu tidak adil bagi sahabatnya. Menurut Andrew, ia memandang sahabatnya sebagai seorang yang memiliki dorongan untuk sukses. Buktinya, seperti disebut sebelumnya, ia pernah meraih Oscar untuk salah statu fulmnya.
Sambil menyusuri album foto lama dari 1987, Andrew mengenang saat ia bekerja sebagai pengembang film untuk Dodi, demikian juga dengan beberapa tugas lainnya.
"Semua orang membujuk Dodi, entah untuk film atau sesuatu yang ingin dijual."
"Salah satu cerita favorit saya adlah ketika ada perusahaan penyewaan pesawat terbang yang menduga Dodi bisa menjadi calon pembeli pesawat pribadi Boeing 727 yang memiliki kamar tidur utama dengan lapisan emas di mana-mana."
"Caranya, perusahaan penyewa menempatkan tenaga penjualan di pesawat dan mencoba meraih kesepakatan selagi di tengah perjalanan."
Dodi sedang bersantai di kamar tidur bertabur emas, sehingga ia pun malah meminta tenaga penjual itu berurusan dengan Andrew. Andrew mengaku berkali-kali melakukan peran itu, termasuk mengangguk-angguk mendengar penjelasan seakan tertarik pada penawaran.
Andrew mengenang kebiasaan Dodi mendatangi klub malam di New York atau Los Angeles, sekitar 15 menit sebelum tutup. Ia kemudian membujuk agar klub tetap buka baginya dan teman-teman.
Mereka kemudian menikmati champagne dan kaviar, lalu Dodi membayari tagihan sekitar US$ 5 ribu.
Pernah juga ia pergi ke New Jersey dan pergi ke restoran di peternakan kalkun di pedesaan. Tempat itu tidak menerima kartu kredit, hanya tunai. Dodi malah tidak punya tunai dan ia tampak kecewa karena tidak mengendalikan situasi.
Bertumbuh kembang sebagai putra miliarder membuat Dodi tidak terlalu mengerti apa yang telah dialami Diana yang hidup menurut pandangan publik. Padahal, menurut Andrew, Dodi adalah seorang yang hati-hati dengan citra diri dan media.
"Ia mengalami tekanan besar sebagai putra seorang pebisnis yang sangat digdaya dan berpengaruh, tapi dia juga seorang yang bersemangat dan murah hati."
Advertisement
Dikejar-kejar Wartawan
Andrew mengatakan, ia pertama kali mendengar hubungan Dodi dengan Diana melalui koran dan cuplikan majalah yang dikirimkan kepadanya dari seluruh dunia.
Terbersit pikiran bahwa Diana sedang mencari "ksatria pelindung yang akan menyelamatkannya." Menurut Andrew, Dodi sangat mungkin melakukan peran itu.
Saat itu Andrew masih tinggal di Malibu dan wartawan mulai sering mendatanginya untuk bertanya tentang Dodi.
Para wartawan ingin mendengarkan kisah tentang masa-masa bandel Dodi dan Andrew berkeliling dunia dengan pesawat pribadi, berlibur main ski, dan mandi matahari di yacht.
Pada 1997, Andrew sudah tidak lagi bekerja untuk Dodi, tapi mengagumi kepiawaiannya dari jauh. Juli tahun itu Dodi mulai mengencani Diana dan beredar kabar foto pasangan itu di atas yacht Jonikal.
Andrew mendengar kabar kematian Dodi dan Diana ketika sedang berjalan-jalan dengan anjingnya di pantai Malibu pada 31 Agustus 1997. Ia mengaku sangat terhenyak menonton televisi selama beberapa jam selanjutnya.
Dua puluh tahun berlalu, dan Andrew masih sukar memercayai kematian itu. Andrew sedikit mempersalahkan Dodi untuk kecelakaan itu.
"Secara naluri, saya menduga ia merasa tidak nyaman, duduk di kursi belakang sambil memerintahkan pengemudinya agar terlepas dari paparazzi."
"Saya bisa membayangkannya dengan pakaian mentereng di kursi belakang dan memerintahkan sopir untuk ngebut karena ia ingin memegang kendali, sambil menunjukkan kepada Diana tentang siapa yang jadi bos."
Namun begitu, Andrew tetap terpukul oleh kecelakaan itu.
"Saya mempelajari perilakunya karena kerja berdekatan cukup lama. Jadi saya tahu caranya ia bereaksi terhadap situasi tertentu, terutama dengan wanita-wanita yang dikencaninya."
Jika bukan karena kemadian Dodi yang mendadak, Andrew yakin bahwa persahabatan mereka tidak akan lekang oleh waktu.
Â
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini: