Liputan6.com, Moskow - Setelah Uni Soviet runtuh, Rusia tidak hanya harus menggunakan strategi keuangan untuk masa depannya, namun juga melunasi miliaran dolar utang yang dipinjam Uni Soviet dari luar negeri.
Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Selasa (5/9/2017), pada 21 Agustus 2017, Kementerian Keuangan Rusia mengumumkan bahwa pihaknya telah membayar sisa utang luar negeri yang diwariskan dari Uni Soviet.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, pada 8 Agustus 2017 pihak kementerian telah mentransfer 125,2 juta dolar AS (1,67 triliun rupiah) ke kas Bosnia dan Herzegovina untuk melunasi barang impor yang belum dibayar dari Yugoslavia ke Uni Soviet -- dan ini merupakan utang terakhir.
Awalnya, hal ini merupakan obligasi yang dimiliki bersama oleh seluruh republik di Uni Soviet. Pelunasan utang kemudian menjadi beban Rusia karena negara lain menyerahkan klaim aset luar negeri mereka pada tahun 1993. Saat itu utang era Soviet mencapai 104,5 miliar dolar AS.
Seiring meningkatnya harga minyak saat pergantian Abad, Moskow perlahan berhasil keluar dari beban ini.
Kenapa Utang Soviet Bisa Menumpuk ?
"Uni Soviet aktif meminjam dari luar negeri untuk membeli perlengkapan dan produk obat-obatan serta memenuhi kebutuhan anggaran harian," kata Alexey Mikheev, Direktur Pusat Bisnis Inovatif dan Pengembangan Kewiraswastaan.
"Utang ini bertambah pada tahun 1980-an saat harga minyak menurun dan Rusia harus menghadapi ekonomi yang tidak efektif, dan di saat yang bersamaan membantu rezim komunis di seluruh dunia," tambahnya.
Menurut Roman Alekhin, selain pinjaman dari negara-negara lain, utang keseluruhan juga termasuk obligasi pinjaman dalam mata uang lokal, obligasi Vnesheconombank, dan pinjaman dari kreditur The London Club.
Anggaran Soviet tidak cukup untuk memenuhi utang tersebut, sehingga harus diwariskan ke Rusia setelah ia runtuh.
Negara Mana yang Diutang Paling Banyak ?
Jumlah utang terbanyak sebesar US$ 47,6 miliar  dipinjam oleh Soviet pada 1994 kepada Paris Club (negara industri besar dari Eropa dan AS).
Moskow mampu melunasi utang ini pada 2006 karena harga minyak yang meningkat, dengan mengirim 38,7 miliar dolar AS serta menyimpan 7,7 miliar dolar AS sebagai ganti untuk barang dan jasa.
Pada 2009, Rusia juga melunasi sisa utang US$ 1 juta untuk kreditur London Club, kebanyakan untuk bank komersial dari Eropa Barat, AS, dan Jepang. Utang ini adalah pinjaman dari Vnesheconombank hingga 1991.
Untuk negara lainnya, utang diregulasi berdasarkan perjanjian bilateral, terkadang tidak dengan uang namun dengan barang dan jasa. Satu dekade terakhir, Rusia telah membayar utang era Soviet ke negara-negara lain seperti Slovenia, UEA, Kroasia, Republik Ceko, Hongaria dan lain-lain.
Â
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Advertisement