Sukses

AS dan Rusia Beda Pendapat Soal Sanksi Kepada Korea Utara

Korea Utara direncanakan mendapat sanksi dunia karena meluncurkan rudal balistik melewati Hokkaido Jepang.

Liputan6.com, Pyongyang - Kepala Perwakilan Tetap Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Nikki Haley dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB menyampaikan tindakan Korea Utara termasuk peluncuran rudal adalah pertanda mereka meminta berperang.

Tindakan peluncuran rudal oleh Korut ditekankannya sudah tidak bisa ditelorir lagi.

"Ini sudah cukup, perang tidak pernah menjadi sesuatu yang diinginkan Amerika Serikat. Kami tidak mau melakukan itu sekarang, tapi kesabaran kami bukan tanpa batas," sebut Halley seperti dikutip dari Scotsman, Selasa (5/9/2017).

"AS akan melihat negara mana saja yang berurusan dengan Korut sebagai negara yang memberikan bantuan bagi keinginan pengembangan nuklir Korut yang ceroboh dan berbahaya," sebut dia.

Negeri Paman Sam, melihat ulah Korut, mendorong agar komunitas internasional memberikan sanksi kepada rezim Kim Jong-un.

Pertemuan darurat DK PBB dilakukan enam hari setelah uji coba rudal Korut. Badan tersebut telah mengeluarkan pernyataan mengutuk semua tindakan yang dilakukan Pyongyang.

Usulan sanksi baru pada Korut, ditolak mentah-mentah Rusia. Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia menegaskan, sanksi tidak akan memperbaiki masalah. Jalan keluar hanya bisa dicapai lewat negosiasi.

"Resolusi yang ditujukan untuk menjatuhkan sanksi Korut sebelum ini, belum berjalan baik," papar Nebenzia.

China dan Rusia pada pertemuan DK PBB mengatakan, Korut bisa saja menghentikan program pengembangan nuklir. Asalkan, AS juga menyetop latihan militer yang dilakukannya bersama Korea Selatan.

Pyongyang merupakan pihak yang paling menentang latihan militer. Mereka menganggap tindakan itu sebagai provokasi dan bertujuan untuk menginvasi Korut.

2 dari 2 halaman

Rudal Korut Lintasi Hokkaido

Peluncuruan rudal oleh Korut, menurut keterangan resmi Pentagon, dilakukan pada Selasa (29/8/2017).

Rudal yang diluncurkan Korut terbang di atas Jepang. "Kami masih dalam proses menganalisis peluncuran ini," kata Juru Bicara Pentagon, Rob Manning, seperti dikutip dari CNN, Selasa (29/8/2017), saat mengumumkan ulah Korut.

Sementara itu, Kepala Pasukan Gabungan Korea Selatan merilis pernyataan bahwa Korut menembakkan rudal tak dikenal dari sebuah wilayah di dekat Sunan, Pyongyang. Rudal tersebut melintasi arah timur laut Semenanjung Korea dan terbang di langit Jepang.

Adapun Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan, peluru kendali itu melintasi Tanjung Erimo di Hokkaido dan diperkirakan jatuh di Samudra Pasifik.

Peluncuran dikabarkan terjadi pada pukul 05.57 waktu setempat.

"Kami harus sampaikan bahwa peluncuran yang dilakukan Korut pagi ini merupakan ancaman paling serius dan genting bagi kami. Karena, rudal tersebut sepertinya melewati wilayah udara kami," ujar Suga, seperti dilansir NHK.

Ia menambahkan, "Ini dapat mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Pasifik. Hal ini juga sangat berbahaya dan menjadi persoalan dalam hal keselamatan lalu lintas pesawat dan kapal. Peluncuran itu jelas-jelas melanggar resolusi PBB. Kami tidak dapat menoleransi provokasi yang dilakukan berulang kali oleh Korut."

Simak video berikut