Liputan6.com, Pyongyang - Pada tahun 1994, Korea Utara dirundung kesedihan. Pendiri negara Kim Il-sung "Sang Pemimpin Besar" mangkat. Anak lelaki sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea, langsung menggantikannya menjadi orang nomor satu di negara itu.
Kim Jong-il kemudian melejit dengan penanaman konsep kemandirian ekonomi yang digagasnya. Oleh sebab itu, ia secara resmi disebut sebagai Pemimpin Besar atau Great Leader.
Jong-il kemudian dikenal sebagai pemimpin yang terus menerus bekerja. Di kamusnya tidak ada kata istirahat sama sekali.
Advertisement
Kim Jong-Il bekerja tanpa lelah bukan tanpa alasan. Kesejahteraan masyarakat Korut yang selalu ada dipikirannya dijadikan faktor utama kenapa ia memilih kerja tanpa istirahat.
"Beliau berpikir jika dirinya beristirahat maka pembangunan di negaranya akan tertunda," sebut keterangan pers kedutaan Indonesia di Pyongyang pada Februari 2017.
Bahkan, menurut Kedutaan Korut di Jakarta, Jong-il selalu bekerja dari subuh. Selesainya pada subuh pula di keesokan harinya.
Ia diketahui punya waktu khusus untuk membaca surat dari warga-warganya. Waktu tersebut adalah saat subuh.
Dijelaskan Kedutaan Korut, semua surat yang diterima pasti dibaca oleh Jong-il. Bahkan ada beberapa yang sempat dibalaskannya.
Namun, di balik kepemimpinannya yang 'nyaris sempurna itu', Kim Jong-Il dikenal sebagai pria yang menggandrungi wanita. Ia diduga memiliki beberapa perempuan simpanan dan mungkin ada puluhan Kim kecil, tapi yang dikenal publik hanyalah 5 anak.
Diyakini, ia memiliki setidaknya empat istri yang berbeda, yakni Song Hae-rim, Kim Young-sook, Ko Young-hui, dan Kim Ok. Namun, sebagian besar hubungannya tertutup dari publik.
Satu-satunya anak dari Kim Young-sook, istri yang resmi diakui, adalah seorang anak perempuan bernama Kim Sul-song yang lahir pada 1974. Anak perempuan ini tidak pernah dianggapnya sebagai penerus kekuasaan.
Namun demikian, dua wanita simpanannya memberikan beberapa putra. Yang paling besar adalah Kim Jong-nam yang lahir pada 1971 dari ibu seorang bintang film bernama Song Hye-rim.
Baca Juga
Kim Jong-chul dilahirkan pada 1981, diikuti oleh Kim Jong-un yang lahir pada 1984. Yang bungsu adalah seorang anak perempuan bernama Kom Yo-jong kelahiran 1987. Ketiganya lahir dari rahim Ko Yong-hui.
Seperti dikutip dari Daily Mail pada Jumat (8/9/2017), Song Hye-rim disebut-sebut sebagai favorit bagi Kim Jong-il. Tapi keengganan Kim Jong-Il menikahi wanita pesohor itu diduga menjadi gesekan antara dia dan ayahnya.
Dari ketiga bersaudara itu, ternyata Kim Jong-il menaruh harapan dengan Kim Jong-nam, bukan dengan Kim Jong-un. Namun, namanya dicoret dari 'putra mahkota'.
Jong-il pun melirik Jong-un yang menunjukkan sifat-sifat yang diperlukan untuk memimpin.
Siapa saja tiga anak lelaki Kim Jong-il sebelum menunjuk Kim Jong-un jadi pemimpin negara itu? Berikut kisahnya...
1. Kim Jong-nam
Kim Jong-nam adalah yang pertama dalam urutan warisan takhta. Ia diketahui cepat mengerti tentang komputer dan fasih dalam beberapa bahasa Barat dan bahasa Jepang.
Seusai belajar di Rusia dan Swiss, ia kembali ke Korea Utara pada 1988 dan berkerja dalam pemerintahan. Terdengar kabar bahwa ia sebenarnya dipanggil pulang secara paksa oleh ibunya karena kegemaran Jong-nam berpesta.
Ada beberapa laporan yang menyebutkan bahwa pengggemar internet itu pernah mencoba menganjurkan reformasi dalam negeri, namun tidak disukai oleh ayahnya.
Pada 2001, Jong-nam ditangkap di bandara Tokyo karena memasuki Jepang dengan menggunakan paspor palsu Republik Dominika. Saat itu ia sedang bersama dengan seorang wanita dan dua anak. Ia mengaku hanya mengunjungi Disneyland.
Kejadian itu amat mempermalukan ayahnya. Kim Jong-Il pun langsung memotong masa kunjungan resmi ke China karena merasa amat malu.
Tiada ampun bagi anak durhaka dan Jong-nam langsung didepak dari urutan penerus kekuasaan. Tak lama setelah kejadian Tokyo, pada 2003 ia hengkang selamanya dari Korea Utara dan diduga mengecewakan ayahnya.
Jong-nam dan keluarganya pun kemudian tinggal dalam pengasingan semu di Macau, Singapura, dan China.
Dalam beberapa tahun sesudahnya, Jong-nam meraih reputasi sebagai sebagai pejudi sekaligus playboy. Ia adalah pelanggan tetap kasino-kasino dan klub-klub malam di Macau.
Bisa dibayangkan betapa berbedanya Korea Utara seandainya ia yang naik meraih takhta. Katanya kepada jurnalis Jepang sesaat setelah adiknya meraih kekuasaan, "Tanpa reformasi, Korea Utara akan ambruk dan ketika perubahan sedang terjadi, rezim akan runtuh."
"Siapapun yang berpikir normal tentulah sulit menreima suksesi anak-cucu hingga 3 generasi."
Wawancara pada tahun yang sama dengan putranya yang bernama Kim Han-sol mengungkapkan bahwa Jong-nam dilangkahi oleh adiknya karena ia "tidak terlalu tertarik dengan politik."
Dalam Februari tahun ini, Kim Jong-nam (46) meninggal dunia setelah dua wanita menyemprotkan racun saat ia berada di terminal bandara Kuala Lumpur, Malaysia.
Pihak Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menduga bahwa dua orang wanita tersangka pelaku adalah orang bayaran Korea Utara untuk menghabisi Jong-nam.
Advertisement
2. Kim Jong-chul
Si anak tengah, Kim Jong-chul (36) disebut-sebut hidup tenang di Korea Utara. Namun demikian, sejumlah sumber di dalam lingkaran kekuasaan melaporkan bahwa ia tidak pernah digadang-gadang menjadi pemimpin berikutnya.
Menurut Kenji Fujimoto, seorang Jepang yang menjadi koki sushi dan pernah bekerja lebih dari 10 tahun bagi keluarga Kim, sang ayah mengatakan bahwa putra tengahnya "tidak pantas karena seperti anak perempuan mungil."
Fujimoto menjelaskan bahwa Jong-chul memiliki kepribadian yang hangat. Hal itulah yang justru menjadi alasan mengapa ia dilangkahi oleh si bungsu favorit, Kim Jong-un, ketika ayah mereka meninggal pada 2011.
Contoh perbedaan jelas Jong-chul dan Jong-un sebagai anak-anak, Fujimoto menceritakan bahwa si abang selalu ramah kepada orang-orang lain ketika bermain basketball yang menjadi olahraga kegemaran mereka.
"Jong-chul selalu berkata, 'Baik sekali, kawan-kawan, selamat beristirahat,' dan mempersilahkan rekan-rekannya pulang. Tapi Jong-un selalu merendahkan mereka."
Serupa dengan saudara-saudara lelakinya, Jong-chul juga berpendidikan luar negeri. Kalau Jong-nam pulang dari Eropa dengan kecintaan kepada klub malam dan Jong-un dengan kegemaran makan keju Swiss, maka Jong-chul menyenangi musik – terutama Eric Clapton.
Jong-chul sendiri dilaporkan sebagai gitaris handal dan pertama kalinya tertangkap foto di konser Clapton di Singapura pada 2011. Empat tahun kemudian, selama 2 malam berturutan, ia menghadiri konser Clapton di Royal Albert Hall, London.
Penampakannya di konser 2015 merupakan terakhir kalinya ia kelihatan di muka umum. Tapi ia diduga masih bekerja untuk Partai Pekerja Korea. Ia ditunjuk memegang posisi senior ketika ayahnya masih hidup.
Menurut beberapa laporan, si anak tengah tidak dianggap sebagai ancaman bagi adiknya karena ia tidak tertarik kepada politik. Ia lebih menikmati kehidupan mewah tanpa banyak kewajiban yang dimungkinkan oleh koneksi keluarganya.
3. Kim Jong-un
Jika Kim Jong-chul dianggap "terlalu lembek" untuk memimpin, maka Kim Jong-un dianggap telah kelihatan akan memimpin sejak awal.
Beberapa pengamatan tentang dirinya yang sempat dipaparkan media Barat mengungkapkan beberapa pertanda. Kim Jonh-Il mengatakan bahwa, di antara putra-putranya, Jong-un adalah yang paling mirip dengan dirinya.
Menurut Fujimoto, Jong-un semasa kecil adalah seorang pemarah dan pecundang tapi dengan tekad membara sedari dulu.
Ketika Jong-un lahir, keluarga Kim meraup kekayaan melimpah di tengah kemelaratan rakyat Korea Utara sehingga ia dimanjakan dan tidak bisa mendengar kata "tidak" atau dibantah.
Ia sekarang sesumbar menantang Amerika, tapi, sebagai seorang anak, ia amat menggemari film Hollywood, basketball, dan McDonald's.
Jong-un yang sebal dianggap sebagai anak kecil pun sampai memerintahkan Fujimoto pergi ke Beijing hanya demi mendapatkan Big Mac yang langsung disantap dalam pesawat terbang pribadi.
Fujimoto mengisahkan bagaimana anak lelaki itu belajar mengemudi mobil saat berusia 7 tahun dan dibelikan Mercedes pertamanya saat ia berusia 10 tahun.
Saat berusia 15 tahun, Jong-un dikirim belajar ke sekolah swasta mahal dekat Berne, Swiss, dan kemudian ke sekolah pemerintah, Liebefeld-Steinholzi.
Saat itu ia menyamar sebagai Un Pak. Oleh teman-teman sekolahnya ia disebut sebagai siswa yang kurang berprestasi akademis dan lebih sibuk di lapangan basket serta tempat ski.
Ia disebut-sebut memiliki kekasih di negara asalnya. Sang kekasih menjadi sasaran amukan ketika Jong-un dianjurkan meninggalkan kebiasaan merokok.
"Kim merokok saat masih remaja sehingga sang kekasih memintanya berhenti. Kim malah meledak dengan kata-kata umpatan yang mengagetkan wanita itu," demikian menurut pakar keaman Profesor Nam Sung Wook dalam suatu konferensi di Seoul pada Rabu lalu.
Pada usia 18, ia kembali ke sisi ayahnya dan diangkat menjadi jenderal bintang empat dalam konferensi Partai Pekerja Korea pad 2010. Itulah juga pertama kalinya ia muncul dalam foto resmi.
Ketika Kim Jong-Il wafat pada 2011, sudah jelaslah orang yang menjadi penggantinya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement