Liputan6.com, Somerset - Seorang gadis berusia 13 tahun yang meninggal akibat aneurisma otak, telah mendonorkan organ tubuhnya ke delapan orang yang berbeda. Aneurisma adalah munculnya tonjolan di pembuluh darah akibat lemahnya dinding pembuluh.
Jika tonjolan itu meletus, pendarahan hebat akan menyebabkan kerusakan organ tempatnya berada -- biasanya ada di otak dan jantung. Hal itu dapat menyebabkan cacat serius hingga kematian.
Advertisement
Baca Juga
Gadis bernama Jemima Lyzell yang meninggal pada 2012 itu, mendonorkan jantung, pankreas, paru-paru, ginjal, usus halus, dan hati.
Orang tua Jemima mengatakan, ia adalah anak yang cerdas, penyayang, dan kreatif. Mereka pun mengaku bahwa anaknya akan sangat bangga dengan apa yang diwariskannya itu.
Dikutip dari BBC, Jumat (8/9/2017), Jemima ambruk saat keluarganya sedang mempersiapkan pesta ulang tahun ke-38 ibunya. Ia meninggal empat hari kemudian di Bristol Royal Hospital for Children.
Jantung, usus halus, dan pankreasnya ditransplantasikan ke tiga orang yang berbeda. Sementara itu dua ginjalnya didonorkan kepada dua orang.
Hatinya dibagi dua dan ditransplantasikan ke dua orang yang berbeda. Sepasang paru-parunya, didonorkan kepada satu orang.
NHS Blood and Transplant mengatakan tak ada pendonor yang menyumbangkan organ tubuhnya sebanyak Jemima -- paling banyak 3 transplantasi.
Pengakuan Orangtua Jemima
Ibu Jemima, Sophy Layzell (43), dan ayahnya Harvey Layzell (49), mengatakan bahwa mereka tahu keinginan Jemima untuk mendonorkan organnya. Pasalnya, gadis itu telah membicarakan soal hal tersebut beberapa minggu sebelum kematiannya, setelah seorang kerabatnya meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Sophy mengatakan, awalnya dirinya sulit untuk mengizinkan organ putrinya untuk didonorkan. Namun pada akhirnya, mereka tetap melakukannya.
"Semua orang ingin anak mereka istimewa dan unik, dan ini di antaranya yang membuat kami bangga," ujar Sophy.
"Tak lama setelah Jemima meninggal, kami menyaksikan sebuah program tentang anak-anak yang menunggu untuk mendapat donor jantung yang sedang dicocokkan di Berlin Hearts in Great Ormond Street Hospital."
"Ini menegaskan bahwa jika kita mengatakan tidak, akan menghambat delapan orang lainnya dalam mendapat kesempatan untuk hidup..." imbuh Sophy.
Menurut NHS Blood and Transplant, ratusan orang meninggal saat menunggu ketidakpastian transplantasi. Pasalnya, banyak orang tak mau mendonorkan organ anggota keluarganya.
Tahun lalu, 457 orang meninggal saat menunggu transplantasi, termasuk 14 anak-anak.
Pada 2015, seorang pria berusia 22 tahun meninggal akibat kepalanya terbentur stik hoki. Organ dari pria bernama Tom Wilson itu, membantu 50 orang untuk terus menjalani hidupnya -- termasuk kulit, tulang, dan sejumlah jaringan.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement