Sukses

Terkuak, Misteri 'Surat Iblis' yang Ditulis Biarawati Abad ke-17

Kode dalam yang awalnya disebut pernyataan iblis yang disampaikan lewat seorang suster di Italia pada Abad 17 akhirnya terkuak. Apa isinya?

Liputan6.com, Sicilia - Selama lebih dari tiga abad, para ilmuwan, pemecah kode dan okultis (ahli ilmu gaib) dibuat bingung dengan sepenggal surat yang ditulis oleh seorang biarawati Benediktin yang mengklaim bahwa surat itu didikte oleh iblis. Kata demi kata yang tertulis konon muncul tiba-tiba di kepalanya.  

Menurut legenda, suster Maria Crocifissa della Concezione dari biara Palma di Montechiaro di Italia selatan terbangun dari pingsan pada 11 Agustus 1676. Ia menemukan wajahnya penuh tinta.

Sementara itu, satu tangannya memegang lembaran surat ditulisnya sendiri. Isinya berupa campuran simbol dan bahasa yang tak bisa dipahami. 

Suster Maria dan saudara perempuannya di biara tersebut yakin bahwa surat itu telah dikirim oleh setan.

Seiring waktu, mereka makin yakin bahwa surat-surat tersebut merupakan bagian dari skema yang rumit oleh Iblis Lucifer untuk membuat mereka berpaling dari Tuhan, demikian seperti dikutip dari News.com.au pada Senin (11/9/2017)

Sekarang, 361 tahun kemudian, para periset di Pusat Ilmu Pengetahuan Ludum di Sisilia mengklaim telah menerjemahkan kode 15 baris dari satu-satunya huruf yang masih ada dengan menggunakan kode enkripsi yang mereka temukan di Dark Web.

"Dark Web menyediakan seluruh informasi kode di situ. Ada narkoba, pelacuran, pedofilia, dan juga program yang digunakan oleh dinas intelijen untuk menguraikan pesan rahasia, seperti yang kami gunakan,"kata direktur Ludum, Daniele Abate mengatakan kepada radio Italia 105 Network.

"Kami menggunakan perangkat lunak dengan bahasa Yunani Kuno, Arab, alfabet Runic dan Latin untuk mengacak beberapa huruf dan menunjukkan bahwa itu benar-benar iblis."

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa surat-surat itu adalah gabungan bahasa yang disusun dan ditulis oleh Suster Maria sendiri. Biarawati itu diyakini telah menjadi seorang ahli bahasa yang terampil selama waktunya di biara.

Surat tersebut menggambarkan hubungan antara manusia, Tuhan, dan setan secara bertele-tele dan tidak konsisten. Di dalamnya, Suster Maria -- atau siapa pun yang menulisnya -- mendorong Tuhan untuk meninggalkan manusia dan menyerahkannya dalam cengkeraman iblis.

"Tuhan mengira Dia bisa membebaskan manusia, sistem ini tidak bekerja untuk siapa pun," bunyi salah satu dari baris yang diterjemahkan.

Teks itu juga menggambarkan Tuhan, Yesus dan Roh Kudus sebagai "benda mati".

Abate mengatakan bahwa isi surat-surat tersebut membuatnya menduga Suster Maria mungkin menderita skizofrenia.

"Saya secara pribadi percaya bahwa biarawati itu memiliki kemampuan bahasa yang baik, yang memungkinkan dia untuk menciptakan kode tersebut, dan mungkin telah menderita suatu kondisi seperti skizofrenia, yang membuatnya membayangkan dialog dengan Iblis," katanya kepada The Times of Israel.

"Meski saya percaya bahwa ada kemungkinan Suster Maria menderita skizofrenia, itu tak membuat anggota sekte pemuja setan mengontak saya semenjak kami mengumumkan temuan itu," lanjut Abate.

 

2 dari 2 halaman

Codex Gigas, Manuskrip Abad ke-13 Berisi Gambaran Setan

Gambaran tentang setan dan manusia yang kerap terjadi di masa lalu terlihat dalam sebuah manuskrip yang tak biasa. 

Manuskrip itu setinggi 92 cm, lebar 50 cm, dan tebal 22 cm. Beratnya pun sekitar 74,8 kilogram. Diperkirakan perlu lebih dari 160 hewan untuk membuatnya.

Selain ukuran yang besar, di dalamnya bertebaran gambar-gambar setan dalam ukuran besar. Dengan demikian, Codex Gigas, demikian nama manuskrip itu, dikenal juga dengan julukan Alkitab Setan.

Manuskrip itu diduga dibuat di suatu biara Podlažice dari Ordo Benediktin yang terletak di Bohemia (Republik Ceko sekarang ini). Herman the Recluse, seorang biarawan yang menghuni tempat itu, diduga sebagai penyusunnya.

Menurut legenda, biarawan itu menyusun manuskrip tersebut hanya dalam satu malam karena mendapat bantuan dari setan.

Manuskrip itu diduga dibuat di suatu biara Podlažice dari Ordo Benediktin yang terletak di Bohemia (Republik Ceko sekarang ini). Herman the Recluse, seorang biarawan yang menghuni tempat itu, diduga sebagai penyusunnya.

Menurut legenda, biarawan itu menyusun manuskrip tersebut hanya dalam satu malam karena mendapat bantuan dari setan.