Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kabar duka datang dari KBRI Malaysia.
Ahmad Taufik, anak staf lokal Fungsi Imigrasi KBRI Kuala Lumpur Rien Herlina, menjadi salah satu dari 24 korban meninggal dunia akibat kebakaran di Pusat Tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah di Jalan Keramat Ujung, Kuala Lumpur.
"Jam 09.00 Beliau datang lapor sambil menangis. Kita enggak mengerti apa yang diomongkan. Kita kejar sampai luar, baru tahu kalau anaknya korban kebakaran di Pondok Tahfiz," ujar Atase Imigrasi KBRI Kuala Lumpur, Mulkan Lekat, di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Antara pada Jumat (15/9/2017).
Advertisement
KBRI Malaysia belum memberikan penjelasan terkait bantuan yang bisa diberikan terhadap keluarga korban.
Baca Juga
Sejumlah staf lokal KBRI Kuala Lumpur maupun WNI di Kuala Lumpur menyampaikan dukacita atas musibah tersebut sebagaimana disampaikan dalam sejumlah grup Whatsapp.
"Ya Allah, semoga Kak Rien diberikan kesabaran," ujar staf lokal di Fungsi Perekonomian, Ririen.
Pernyataan dukacita juga disampaikan oleh Ketua KNPI Malaysia, Khairul Hamzah.
"Allah Karim. Turut berdukacita yang sedalam-dalamnya buat Kak Rien dan keluarga. Semoga Allah SWT tabahkan beliau," ujar Khairul Hamzah.
Seorang tetangga korban, Hardjito, yang juga wartawan Aljazeera Kuala Lumpur, langsung melakukan penggalangan bantuan dana.
"Bagi yang tidak bisa hadir takziah dan ingin bergabung ringankan kesedihan beliau, bisa transfer ke CIMB 7004144167 an Hardjito kode akhir 14 contoh RM1014. Insya Allah amanah akan kami serahkan di rumah duka Jalan AU3 Kramat Hulu Kelang, semoga bisa hadir dalam shalat jenazahnya," katanya.
Menurut informasi Kepolisian Kuala Lumpur, korban meninggal dunia 24 orang terdiri atas 22 pelajar dan dua guru, korban cedera enam orang, sedangkan 11 lainnya selamat. Insiden ini merupakan bencana kebakaran terburuk di Malaysia dalam 20 tahun terakhir.
Kebakaran Maut pada Dini Hari
Kebakaran di Pusat Tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah terjadi pada Kamis dini hari waktu setempat.
"Jumlah korban tewas adalah 23 siswa dan dua tenaga pengajar," ujar Khirudin Drahman, Direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan setempat seperti dikutip dari BBC.
Tahfiz Alquran merupakan tempat anak-anak mempelajari Alquran, di mana lazimnya mereka tinggal di asrama yang disediakan sekolah. Rentang usia murid diperkirakan antara 5 hingga 18 tahun.
Sementara itu, sejumlah siswa dilaporkan sempat dilarikan ke rumah sakit. Beberapa dari mereka menderita sesak akibat menghirup asap.
Terkait musibah ini, otoritas berwenang Malaysia mengungkapkan kekhawatiran tentang tindakan keselamatan di sekolah agama swasta yang belum diatur sesudah serangkaian insiden kebakaran.
Laporan media lokal menyebutkan telah terjadi lebih dari 200 kebakaran sejak tahun 2015.
Adapun Perdana Menteri Malaysia Najib Razak telah mengucapkan dukacitanya atas musibah di Pusat Tahfiz Darul Quran. "Innalillah. Amat sedih baca Pusat Tahfiz Darul Quran Ittifaqiyah terbakar & korban lebih 20 nyawa. Moga roh dirahmati Allah SWT. Al-Fatihah," demikian tulis PM Najib di akun Twitter @NajibRazak.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement