Liputan6.com, New York - Lazimnya, seorang nenek mengisi waktu luang dengan cara menjahit dan menyulam. Namun, beda halnya dengan Masako Wakamiya. Nenek berusia 82 tahun asal Jepang ini menjadi salah satu pengembang aplikasi gim untuk kaum lansia.
Pada masa muda, Masako mengaku masih menggunakan sempoa sebagai alat hitung. Kini alat tersebut tak lagi ia gunakan. Berkat kecerdasan dan ketekunannya, ia mampu membuat aplikasi permainan untuk ponsel cerdas dari merek terkenal.
Dikutip dari laman Asia One, keputusan Masako untuk terjun dalam bidang coding berawal dari rasa frustrasi terhadap kurangnya kesempatan yang diberikan oleh industri teknologi untuk melibatkan kaum lansia.
Advertisement
Pada usia 60 tahun, ia mulai bekerja keras dan secara aktif menggali keterampilan baru agar tetap gesit di usia tua.
Baca Juga
Masako mulai tertarik dengan komputer pada tahun 1990, yakni saat ia pensiun sebagai pegawai bank. Butuh waktu berbulan-bulan bagi Masako untuk mempersiapkan sistem komputernya.
Saat ini banyak sekali sebuah aplikasi gim populer yang diciptakan untuk anak muda. Ia berinisiatif untuk menghubungi pihak pengembang dan meminta dibuatkan aplikasi khusus lansia.
Namun, tak ada yang menanggapi permintaannya tersebut. Untuk itu, ia bertekad untuk menciptakan aplikasi itu sendiri.
Pada awal percobaan, Masako mempelajari dasar-dasar pengodean dan mengembangkan aplikasi Hinadan -- salah satu aplikasi gim untuk lansia Jepang.
Berkat keahlian dan keunikan aplikasi yang ia buat, pihak Apple mengundang Masako untuk berpartisipasi dalam pertemuan bergengsi bernama Worldwide Developers Conference.
Ternyata, kisah Masako yang sukses membuat aplikasi gim di usia senja juga dilakukan oleh banyak lansia lain. Beberapa di antaranya juga sukses di jalan mereka masing-masing.
Dikutip dari laman Toptenz, Selasa (19/9/2017), berikut 3 lansia yang sukses dan berprestasi meski tak lagi muda:
Â
1. Binaragawan
Pada 16 Juni 2017, Ernestine Sheperd menginjak 81 tahun. Meski bisa dibilang nenek-nenek dan tak lagi muda, sosok wanita satu ini tampak begitu kekar dengan otot-otot yang ada di badannya.
Ia dianggap sebagai binaragawati tertua di dunia karena masih tampak bugar dan begitu kuat.
Bagi Ernestine, usia hanyalah angka dan bukan pembatas bagi seseorang untuk terus berolahraga dan menjalani hidup sehat. Ia bahkan baru memulai aktivitas gym saat berusia 53 tahun. Sejak saat itulah wanita tua itu membentuk tubuh.
Hebatnya, pada tahun 2011 ia mendapat rekor dari Guinness Book of World Records sebagai binaragawati tertua di dunia.
Hasil tubuh berotot dan titel dari Guinness Book of World Records diperolehnya lewat usaha. Menurutnya perpaduan antara disiplin, niat keras, dan kerja keras jadi kuncinya.
Sejak aktif membentuk tubuh, ia bangun pukul 3 pagi untuk berolahraga. Lalu lari sejauh 130 km seminggu. Tak lupa, asupan makanan pun ia jaga dengan rajin mengonsumsi putih telur rebus, ayam, sayuran dan air.
Aneka perlombaan binaraga ia ikuti. Kemenangan hanya menjadi tambahan kebahagiaan baginya di usia tua. Ernestine pun senang ketika banyak orang mengaku terinspirasi untuk berolahraga gara-gara dirinya.
Advertisement
2. Pilot
Bagaimana perasaan Anda ketika mendengar pilot yang akan menerbangkan Anda adalah seorang pria lansia. Bisa jadi sebagian dari Anda akan mundur dan tak mempercayai pria tersebut.
Namun, Anda tak pelu khawatir. Pasalnya ada salah satu pilot dengan usia tertua di dunia. Gelar itu telah ia dapatkan dari Guinness Record.
Ernie Eli Smith berusia 99 tahun dan mulai terbang pada tahun 1946. Itu berarti ia telah menjadi pilot selama 70 tahun. Meski begitu, ia tak menunjukkan tanda-tanda akan pensiun dalam waktu dekat.
3. Pendaki Gunung
Mencapai puncak Everest yang merupakan gunung tertinggi di dunia, bukan perkara mudah. Dibutuhkan kondisi fisik yang kuat agar tak mudah lelah saat berada di lapangan.
Tenaga dan stamina yang kuat seperti ini tentu identik dengan kaum muda. Namun, hal ini dapat dipatahkan oleh Yuichiro Miura.
Ia tercatat sebagai pemegang Guinness Record sebagai pendaki tertua di dunia. Tahun 2017 ini, usia Yuichiro menginjak 74 tahun. Hebatnya, pada saat berhasil mendaki puncak gunung Everest, kakek itu sedang dalam kondisi yang tak prima.
Kala itu ia menderita diabetes dan punya riwayat penyakit jantung.
Advertisement