Liputan6.com, Tallahassee - Seorang bocah perempuan Rusia yang memiliki jantung di luar tubuh, saat ini dibawa ke Amerika Serikat untuk mendapat perawatan.
Bocah berusia delapan tahun itu, Virsaviya Borun, menderita thoraco-abdominal syndrome atau dikenal dengan Pentalogy of Cantrell. Kondisi yang diderita oleh lima juta orang di dunia itu, membuat jantung penderitanya berlokasi di luar dada.
Advertisement
Baca Juga
Dengan kondisi tersebut, jantung Borun hanya terlindung lapisan kulit yang tipis. Sebagian tulang dada serta otot diafragma dan perutnya turut hilang.
Kondisi Borun mulai diketahui publik pada 2015, ketika ibunya membuka penggalangan dana untuk membiayai pengobatannya. Hingga Agustus 2016, uang yang sudah terkumpul mencapai lebih dari US$ 71.000.
Dikutip dari The Straits Times, Rabu (20/9/2017), ibunya telah mendampingi Borun yang sedang menjalani rangkaian operasi di Florida. Namun, ia mengatakan, tekanan darah anaknya terlalu tinggi.
Borun, yang senang menari dan menggambar itu, kisahnya pernah diangkat dalam serial BBC berjudul Incredible Medicine: Dr Weston's Casebook pada Februari tahun ini.
"Ini adalah jantungku. Aku satu-satunya orang yang memiliki ini," ujar Borun. "Ketika aku memakai baju, aku menaruh kain lembut di atasnya agar aku tak merasa sakit."
"Aku berjalan-jalan, meloncat, terbang, berlari, aku seharusnya tak berlari, tapi aku senang berlari," imbuh dia.
Ibunya mengungkap bahwa para dokter memperingatkan untuk tak berharap lebih saat Borun lahir. Namun, gadis kecil itu berhasil melewati seluruh prediksi itu.
Â
Pemuda dengan Jantung di Luar Tubuh
Pemuda bernama Arpit Gohil juga mengalami kondisi yang sama dengan Virsaviya Borun. Jantungnya berada di luar tubuh.
Saat Arpit Gohil lahir, orangtuanya sudah diberi tahu buah hatinya itu bisa meninggal kapan pun akibat kondisi sangat langka yang dideritanya
Tak lama setelah dilahirkan di rumahnya di Chhapra, India, pada 1997, orangtua Arpit membawanya ke rumah sakit di Nadiad. Mereka ingin buah hatinya itu tetap hidup, bagaimanapun caranya.
Tim dokter pun mengatakan bayi Arpit memiliki peluang hidup kecil. Namun, Tuhan berkata lain.
"Sejak masih kecil, anakku tidak pernah mengalami komplikasi. Kadang-kadang, aku merasa dia benar-benar sehat daripada anak laki-laki normal seusianya. Aku bahkan tak pernah membawanya ke dokter, pun berpikir untuk mengoperasinya," ucap ayah Arpit, Vikrambhai, seperti dilansir Daily Mail.
Bahkan, Arpit kerap memanjat pohon dan mengendarai traktor ayahnya di lahan pertanian seluas 40 km di Ahmedabad, Gujarat, India.
"Aku bisa melakukan segala sesuatu seperti orang normal, dan tidak memiliki masalah dengan pekerjaanku di pertanian seperti mengolah tanah, mengemudi traktor, atau mengendarai sepeda," kata Arpit.
Hanya saja, karena bagian dari diafragmanya tidak bekerja, ia bisa saja menderita infeksi seperti pneumonia. Kondisinya bisa lebih parah daripada pasien normal.
Direktur DDMM Heart Institute Nadiad, Dr Sanjeeth Peter, pun memperingatkan Arpit bahwa dirinya bisa mati kapan saja. Untuk itulah ia harus berhati-hati.
"Dia telah belajar untuk mengatasi kelainannya, meski kondisinya sangat rentan. Kami juga tidak tahu berapa lama lagi dia bisa bertahan hidup seperti yang dilakukannya saat ini," tutur Arpit.
Advertisement