Sukses

Australia Keluarkan Travel Warning Pasca-Status Awas Gunung Agung

Kemlu Australia keluarkan kebijakan travel warning seiring dengan meningkatnya status Gunung Agung di Bali.

Liputan6.com, Canberra - Ribuan turis Australia yang berencana mengunjungi Bali menghadapi situasi sulit. Pasalnya, perjalanan mereka terancam batal usai Kementerian Luar Negeri Australia mengeluarkan travel warning. Kebijakan itu dikeluarkan setelah status Gunung Agung meningkat dari 'siaga' menjadi 'awas' pada Jumat 22 September 2017.

Di akhir pekan ini, sudah lebih 15.000 warga desa seputar kaki Gunung Agung dievakuasi. Pihak pejabat daerah telah mendeklarasikan periode darurat selamat satu bulan.

Evakuasi penduduk itu dikeluarkan setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meningkatkan status maksimum level empat dan memperluas zona ekslusif hingga 12 kilometer jauhnya.

Dikutip dari The Australian pada Minggu (24/9/2017) travel warning itu dikeluarkan pada Sabtu 23 September 2017.

Meski demikian, maskapai Jetstar yang memiliki penerbangan langsung ke Bali mengatakan, pihaknya akan tetap beroperasi sesuai jadwal.

"Namun, kami akan memonitor situasi," kata juru bicara maskapai yang tiap minggunya menerbangkan 10 ribu penumpang dari Australia ke Bali itu.

Langkah yang sama diambil oleh Qantas, yang terbang ke Bali seminggu sekali. Tim meteorologi milik maskapai itu akan memonitor aktivitas Gunung Agung sementara jadwal mereka tetap berlangsung.

Liburan sekolah kini telah dimulai untuk negara bagian New South Wales, Victoria, Queensland, Western Australia dan ACT (Australian Capital Territory). Biasanya, angka turis di masa itu meningkat ke Bali.

Sementara itu, pekan depan, liburan sekolah akan dimulai di negara bagian Australia Selatan, Tasmania dan Northern Territory.

Sekitar 1,2 juta warga Australia mengunjungi Indonesia tahun 2016 dan Bali menjadi tujuan utamanya. 

Singapura Minta Warganya Tak ke Bali

Langkah serupa dilakukan oleh Singapura. Pemerintah meminta warganya untuk menghindari perjalanan ke Bali.

Hal itu diungkapkan oleh Ministry of Foreign Affairs (MFA) dalam travel advisory yang dikeluarkan pada Sabtu 23 September.

"Adapun warga Singapura yang ada di Bali diminta untuk mengambil langkah waspada atas keselamatan pribadi dan menonitor perkembangan termasuk bersiap untuk evakuasi," tulis pernyataan itu.

Sementara itu, maskapai Singapore Airlines tetap dengan jadwalnya sambil memonitor situasi di Bali.

2 dari 2 halaman

Gunung Agung yang Bergejolak

Gunung Agung terletak di Kabupaten Karangasem, sekitar 75 kilometer dari Kuta.

Dengan meningkatnya status ke Level IV atau tertinggi, sejumlah tempat wisata yang dilewati radius 12 km ditutup, di antaranya adalah Pura Besakih.

Menurut Bupati Karangasem I Wayan Arta Dipa di Pos Pemantauan Gunungapi Agung, Kecamatan Rendang, penduduk di sekitar Pura Besakih juga sudah mengungsi. Pasalnya, objek wisata religi itu masuk dalam zona merah Gunung Agung.

"Sebenarnya kalau di radius itu (Pura Besakih) tak boleh ada kegiatan, wisatawan tidak boleh masuk. Risikonya tinggi. Mulai pagi ini, wisatawan tidak boleh masuk. Untuk aktivitas sembahyang di Pura Besakih karena ditutup ya, tidak bisa. Sembahyang di tempat pengungsian juga bisa," ucapnya.

Pakar vulkanologi, Surono menjelaskan bahwa karakter letusan Gunung Agung tidak pernah kecil. Bahkan, kata pria yang akrab disapa Mbah Rono ini, letusan Gunung Agung akan lebih besar dari letusan Gunung Merapi pada tahun 2010.

"Karakter Gunung Agung letusannya tidak pernah kecil. Paling tidak, lebih besar dari Merapi tahun 2010," kata Surono di Karangasem, Bali, Sabtu lalu. 

Surono menambahkan, Gunung Agung juga akan memuntahkan material yang lebih besar dari Gunung Merapi.‎ "Kalau lebih besar (dari Gunung Merapi), maka (muntahan material) lebih besar dari 150 juta meter kubik (yang dimuntahkan Merapi)," dia mengungkapkan.

Hingga kini, warga sudah membludak di pos-pos pengungsian. Mereka mengungsi sejak status Gunung Agung dinaikkan levelnya menjadi awas.

Video Terkini