Sukses

Angela Merkel Terpilih sebagai Kanselir Jerman untuk Kali Keempat

Partai yang dipimpin Merkel, CDU, meraih 32,8 persen suara. Sementara SPD dan AfD bertengger di posisi dua dan tiga.

Liputan6.com, Berlin - Angela Merkel (63) tampak kelelahan dan tegang saat ia tiba di markas partainya, Persatuan Demokratik Kristen Jerman (CDU) saat malam di mana Pemilu berakhir. Ia keluar dari mobilnya dengan senyuman tipis dan berjalan memasuki tempat di mana pesta kemenangan atas dirinya berlangsung.

Hasil penghitungan suara menunjukkan, Merkel, terpilih untuk keempat kalinya sebagai Kanselir Jerman. Ia sendiri mengetahui kansnya untuk menang besar. Dikutip dari hasil jajak pendapat dpa-infocom, CDU meraih 32,8 persen, sementara Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) dan Alternatif untuk Jerman (AfD) masing-masing memperoleh 20,4 persen dan 13 persen.

Namun, sebagian menduga kemenangan ini tidak pernah diharapkannya atau bahkan partai yang dipimpinnya.

Seperti dilansir BBC pada Senin (25/9/2017), dalam pidato di hadapan anggota CDU, Merkel blakblakan bahwa empat tahun terakhir adalah masa yang sangat sulit. Tetap saja, sorak sorai terdengar malam itu di markas besar CDU.

Meski Merkel kembali memimpin, sejatinya kemenangan dalam Pemilu Jerman 2017 adalah milik partai berideologi populis sayap kanan AfD. Kelompok anti-imigran dan anti-euro itu larut dalam perayaan karena untuk pertama kali mereka berhasil menduduki kursi parlemen.

Tak hanya itu saja, AfD tercatat sebagai parpol ketiga terbesar yang akan menghuni gedung parlemen setelah CDU dan SPD.

Alexander Gauland, salah satu pemimpin AfD, kini tercatat sebagai salah satu anggota parlemen. Dengan penuh kemenangan ia sampaikan di hadapan massa pendukung AfD bahwa partainya akan berusaha menjatuhkan Merkel.

"Rebut kembali negara dan rakyat," ujar Gauland. Dan untuk kondisi pasca-Perang Dunia II, retorikanya dinilai luar biasa.

 

2 dari 2 halaman

Kemenangan AfD Disambut Unjuk Rasa

Kemenangan AfD juga disambut dengan unjuk rasa. Tak sedikit yang merasa ngeri dengan kemunculan kaum nasionalis sayap kanan.

"Mereka seperti Nazi di bawah Hitler. Saya lahir tahun 1939. Saya adalah 'anak perang'. Saya tumbuh di tengah kekacauan dan sekarang ini terjadi lagi. Mereka adalah kriminal. Saya selalu memilih CDU dan saya menginginkan Angela Merkel," ujar salah seorang warga.

Merkel diharapkan akan segera mendapat mitra koalisi. Tentu bukan AfD. Ia juga harus mampu meyakinkan bangsanya bahwa dirinya adalah sosok yang tepat untuk kembali memimpin Jerman.

Pemilu Jerman 2017 dianggap mencatat sejarah karena dua hal. Pertama, Merkel menduduki kursi Kanselir untuk keempat kalinya. Dan kedua, nasionalis sayap kanan "resmi" menjadi bagian dari penyelenggara negara itu.

Sejumlah isu utama yang menanti untuk ditangani Merkel adalah reformasi Uni Eropa, krisis pengungsi di Uni Eropa, migrasi, serta ketegangan yang mewarnai hubungan Barat dan Rusia.