Liputan6.com, Tokyo - Tepat tiga tahun lalu, yakni 27 September 2014, Gunung Ontake di Jepang tiba-tiba mengalami erupsi. Awan dan abu vulkanik pun mendadak keluar dari gunung yang menjadi tempat favorit bagi para pendaki itu.
Meski sebagian besar pendaki berhasil menghindari awan dan abu vulkanik, 40 di antaranya harus dirawat intensif. Sedangkan 36 pendaki lain tewas akibat erupsi mendadak itu.
Baca Juga
Menurut pejabat Jepang seperti dilansir The Atlantic, lebih dari 24 jasad ditemukan di puncak Onake.
Advertisement
Badan Meteorologi Jepang mengatakan, gunung berapi yang terletak 200 km di barat Tokyo itu, mengalami erupsi pada tengah hari. Abu vulkaniknya menyebar hingga radius 3 km.
Saat Ontake erupsi, sejumlah pendaki memutuskan berlindung di tempat penginapan yang terdapat di puncak gunung tersebut.
Satu hari setelahnya, yakni 28 September, Pasukan Bela Diri Jepang dan petugas pemadam kebakaran mendaki lereng Ontake untuk menyelamatkan pendaki yang terjebak di penginapan.
Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa apa yang terjadi di Gunung Ontake kala itu adalah erupsi freatik, yang dipicu saat air dan magma bercampur di bawah tanah sehinnga mengirimkan awan panas dan abu vulkanik.
"Letusan freatik terjadi saat air merembes ke celah-celah di daerah kawah gunung berapi dan sangat panas untuk mengubahnya menjadi uap," jelas ahli vulkanologi, Erik Klemetti, seperti dilansir Smithsonian.
"Pemanasan dengan sangat cepat itu membuat bebatuan retak dan mengeluarkan material gunung berapi dari dalam kawah, karena tekanan di dalam saluran kawah naik secara eksponensial," imbuh dia.
Menurut Klemetti, seringkali aktivitas vulkanik didahului oleh sinyal seperti gempa bumi atau membengkaknya tanah. Namun dalam erupsi freatik, semua hal terjadi tanpa peringatan.
Selain erupsi mendadak Gunung Ontake, di tanggal yang sama pada 2008 sejarah mencatat keberhasilan penjelajahan antariksa China. Hari itu, seorang warga Tiongkok melakukan spacewalk -- aktivitas berjalan di angkasa luar -- untuk pertama kali.
Astronot tersebut, Zhai Zhigang melangkah keluar wahana Shenzhou VII selama sekitar 15 menit. Detik-detik saat Zhai mengambang di luar angkasa dan sempat mengibarkan Bendera China pun disiarkan langsung di televisi.
Pada 27 September 2001, Swiss diguncang aksi penembakan di gedung DPR lokal di Zug, Swiss. Seorang pria bersenjata merangsek masuk ke dalam ruang parlemen dan menembak secara acak para wakil rakyat sedang sidang.
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 15 orang tewas dan 10 orang lainnya luka-luka. Puluhan anggota dewan trauma gara-gara melihat insiden tersebut.
Dalam aksinya, pelaku bernama Friedrich Leibacher tersebut mengenakan semacam baju polisi sambil membawa senapan serbu, pistol, dan granat. Sambil mengucapkan sumpah serapah, ia mengelilingi gedung DPR dan menembaki siapa saja yang dilihatnya.