Sukses

Negara Bagian California AS Siaga Serangan Nuklir Korut?

Retorika keras antara Kim Jong-un dan Donald Trump terus bergulir. Meski upaya diplomasi masih diupayakan, ancaman perang adalah nyata.

Liputan6.com, Sacramento - Beberapa waktu belakangan, aksi saling ancam antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un kian intens. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran bahwa retorika keras keduanya akan bermuara pada perang.

Negara Bagian California di AS telah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk tersebut.

Seperti dikutip dari News.com.au pada Rabu (27/9/2017), laporan yang dirilis Foreign Policy menyebutkan bahwa pejabat berwenang di California mendesak seluruh badan-badan lokal untuk menopang rencana respons serangan nuklir.

Laporan tersebut berasal dari sebuah buletin berjudul "Nuclear Attack Response Considerations" yang dirilis oleh Los Angeles Joint Regional Intelligence Center bulan lalu. Di dalamnya diperingatkan bahwa sebuah serangan nuklir di Southern California akan menjadi "bencana besar".

Kesiagaan ini muncul setelah Pyongyang menuding Trump mendeklarasikan perang melawan Korut pasca-kicauan Presiden AS itu di Twitter pada 24 September 2017.

"Baru dengar pidato Menlu Korut di PBB. Jika dia menggaungkan pemikiran Little Rocket Man, maka keberadaan mereka tidak akan lama lagi!" demikian bunyi kicauan Trump.

"Little Rocket Man" merupakan julukan yang diberikan Trump untuk Kim Jong-un.

Laporan yang dimuat Foreign Policy mengutip uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut pada akhir Juli lalu. Secara teoretis, ICBM itu dapat menjangkau Pantai Barat AS. Selain itu, laporan tersebut juga merujuk pada video propaganda yang menunjukkan kehancuran San Fransisco dan Washington.

"Konsekuensi dari serangan nuklir di Southern California akan menjadi bencana besar," ungkap laporan itu. "Meski demikian, entitas pemerintah dan responden pertama --mereka yang dilatih untuk merespons situasi darurat-- diharapkan tetap beroperasi untuk melindungi kehidupan manusia, menjaga ketertiban, dan membantu pemulihan".

 

2 dari 2 halaman

Panik Tingkat Tinggi Persulit Proses Evakuasi

Laporan yang dikutip Foreign Policy turut mengeksplorasi akibat dari ledakan nuklir termasuk efek radiasi, kemungkinan gelombang elektromagnetik mematikan komunikasi, serta kehancuran pada kehidupan manusia dan infrastruktur akibat ledakan awal.

Mengutip angka yang dikeluarkan Rand Corp, sebuah think tank kebijakan global AS, laporan tersebut mengklaim bahwa ledakan nuklir di Long Beach Port dapat menyebabkan kerugian lebih dari US$ 1 triliun dan kehilangan nyawa yang signifikan.

Laporan tersebut turut menyertakan langkah dasar melindungi diri dari radiasi selama serangan nuklir.

"Berbaringlah dengan wajah ke lantai dan tempatkan tangan di bawah badan untuk melindungi kulit yang terbuka. Tetap terus begitu hingga panas dan gelombang kejutnya reda," sebut laporan itu.

Buletin yang sama memperingatkan, pemerintah hanya akan memberikan sedikit bantuan pasca-ledakan. "Tidak ada bantuan signifikan di tempat kejadian selama 24-72 jam pasca-serangan".

Warga perlu dievakuasi, tapi dengan "pemahaman terbatas tentang risiko radiasi, mereka akan dilanda kecemasan tinggi dan mungkin tidak patuh".

Laporan itu menyinggung pula soal kontaminasi yang disebarkan oleh hewan peliharaan dan pakaian. Itu adalah sedikit dari sejumlah persoalan yang kelak harus dihadapi.