Liputan6.com, Port Klang - Sebuah perusahaan kondom di Malaysia menciptakan inovasi baru, yakni alat kontrasepsi beraroma seperti makanan terkenal dari Negeri Jiran: nasi lemak.
Perusahaan alat kontrasepsi Karex, yang mengklaim sebagai pembuat kondom terbesar di dunia, sebelumnya sudah menawarkan beragam rasa mulai dari anggur hingga buah tropis durian.
Kini mereka tengah merencanakan peluncuran kondom yang terinspirasi oleh nasi lemak.
Advertisement
Awalnya nasi lemak merupakan sarapan murah di kios-kios pinggir jalan Malaysia, tapi sekarang makanan itu sudah dijual di seluruh negeri termasuk di restoran kelas atas. Hidangannya terdiri dari nasi yang dimasak dengan santan, disajikan dengan ikan teri, kacang panggang, telur rebus, irisan mentimun dan sesendok sambal.
Karex -- yang menjual kondom dengan nama merek Carex -- melakukan eksperimen selama 6 bulan sebelum mengumumkan varian barunya yang berbau seperti kelapa dan dilapisi dengan pelumas yang hangat.
Kini, pihak perusahaan sedang mengerjakan proses pengemasannya. Kondom edisi terbatas itu diperkirakan dipasarkan pada November atau Desember tahun ini.
Chief executive Karex, Goh Miah Kiat bersikeras bahwa kondom edisi terbatas itu lebih dari sekadar trik dalam pemasaran, tapi juga sebagai upaya mendorong penggunaan alat kontrasepsi di negara berpenduduk mayoritas Muslim tersebut.
"Bagi saya, ini soal kesehatan masyarakat. Kami ingin menyampaikan pesan baik kepada orang-orang," kata Goh.
Â
5 Miliar Kondom
Sikap konservatif masih umum terjadi di beberapa bagian di Malaysia. Beberapa orang tak setuju dengan penggunaan alat kontrasepsi, karena diyakini justru mendorong seks pra-nikah.
Selama debat parlemen Malaysia pada Maret lalu, seorang anggota dari sebuah partai Islam yang berpengaruh mengusulkan untuk mengajukan hukuman untuk pasangan belum menikah yang melakukan hubungan seks.
Kondom nasi lemak ditujukan untuk pasar lokal Malaysia. Kendati demikian banyak produk Karex juga diperuntukkan ke luar negeri.
Perusahaan tersebut memproduksi lima miliar kondom per tahun dari empat pabriknya, sebagian besar produksinya dibeli secara massal oleh pemerintah atau badan internasional untuk dibagikan dalam kampanye seks yang aman.
Advertisement