Liputan6.com, Gyeongju - Arkeolog di Korea Selatan mengekskavasi sisa-sisa sebuah kamar mandi kerajaan. Penemuan tersebut memberikan wawasan tentang fasilitas kebersihan untuk keluarga kerajaan yang hidup lebih dari 1.000 tahun lalu.
Berdasarkan laporan Korea Herald, kakus tersebut terdiri dua lempengan berbentuk persegi panjang dengan tempat pembuangan berbentuk oval di tengahnya.
Baca Juga
Dikutip dari Ancient Origins, Rabu (27/9/2017), toilet tersebut dimiringkan dengan tujuan agar limbah mengalir lebih baik. Sementara itu, air disiram secara manual untuk menggelontorkan urine atau tinja.
Advertisement
Menurut KBS Korea, ini merupakan kali pertama sebuah struktur kamar mandi, toilet, dan sistem pengering ditemukan di sebuah situs kuno di Korea Selatan.
Seorang pejabat Administrasi Warisan Budaya Korea Selatan, menjelaskan betapa pentingnya temuan tersebut.
"Kita bisa membayangkan seperti apa kamar mandi yang digunakan oleh keluarga kerajaan, dari material yang digunakan, dan cara menyiramnya," ujar dia.
KBS Korea melaporkan bahwa kamar mandi tersebut digunakan pada Kerajaan Silla, yang berdiri pada tahun 53 SM hingga 935 M. Kerajaan tersebut adalah salah satu dinasti yang paling bertahan lama di dunia.
Para peneliti mengekskavasi lokasi tempat ditemukannya toilet tersebut sejak 2007 di Gyeongju, Korea Selatan.
Â
Ritual Pengorbanan Manusia
Dua temuan lain di sekitar Gyeongju memperlihatkan bukti adanya ritual pengorbanan manusia dalam Kerajaan Silla. Pada 2015, para arkeolog menemukan sebuah makam dari Abad ke-5 dan 6, yang berisi jasad seorang pria dan wanita berusia 20 hingga 30-an.
Jasad wanita itu tertutup perhiasan emas. Namun, jasad pria sama sekali tak memakai emas. Para peneliti meyakini bahwa pria itu sengaja dikorbankan dan dikubur bersama perempuan tersebut.
Baru-baru ini, yakni pada Mei 2017, dua kerangka dari Abad ke-5 ditemukan di bawah dinding Istana Wolseong di Gyeongju.
"Dilihat dari fakta bahwa tidak ada tanda-tanda perlawanan saat dikuburkan, mereka pasti sudah dikuburkan saat mereka tak sadarkan diri atau mati," ujar peneliti senior, Park Yoon-Jung.
"Cerita rakyat mengindikasikan bahwa manusia telah dikorbankan untuk menenangkan para dewa dan memohon mereka agar bangunan itu bertahan lama," imbuh dia.
Advertisement