Liputan6.com, Washington, DC - Jared Kushner, menantu Donald Trump yang juga menjabat sebagai penasihat senior Presiden Amerika Serikat, dikabarkan selama delapan tahun terdaftar sebagai pemilih berjenis kelamin perempuan. Informasi ini pertama kali dipublikasikan oleh Wired.
Seperti dikutip dari BBC pada Kamis (28/9/2017), dalam laporannya, Wired mencantumkan gambar berupa data pemilik suara dari Dewan Pemilu New York. Nama yang tertera di sana adalah Jared Kushner dengan jenis kelamin perempuan. Kushner mendaftar pada November 2009 dan terakhir kali ia menggunakan hak suaranya pada Agustus 2016.
Sejauh ini, Kushner belum mengomentari kabar tersebut sehingga belum diperoleh kejelasan bagaimana kesalahan semacam itu bisa terjadi. Namun, diduga kesalahan itu tidak tergolong sebagai bentuk kecurangan.Â
Advertisement
Trump sendiri sangat keras soal kecurangan dalam pemilu. Pada pemilu tahun 2016, ia mengklaim jutaan orang telah memberikan suara mereka secara tidak sah. Namun, ia tidak menunjukkan satu bukti pun.
Presiden AS itu sempat membentuk sebuah komisi penasihat khusus untuk fokus menyelidiki kecurangan pemilu. Meski demikian, upayanya gagal setelah 20 negara bagian menolak permintaan data pemilih yang terdaftar.
Baca Juga
Kabar terkait kesalahan pada data diri Kushner ini mencuat beberapa hari setelah ia dan istrinya, Ivanka Trump, menjadi sorotan karena menggunakan akun email pribadi untuk urusan resmi Gedung Putih.
Penggunaan akun email pribadi oleh pejabat sebelumnya digunakan Trump sebagai senjata untuk melawan Hillary. Mantan ibu negara AS itu telah mengakui bahwa selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri ia memang menggunakan akun email pribadi, tapi membantah telah mengirimkan pesan yang bersifat rahasia.
Dan Hillary menyebut situasi yang tengah terjadi saat ini "penuh kemunafikan tingkat tinggi".
Sementara itu, The New York Times dalam laporannya memuat empat nama tim Trump yang diduga juga menggunakan akun email pribadi. Mereka adalah eks kepala ahli strategi Gedung Putih Steve Bannon, mantan kepala staf Gedung Putih Reince Priebus, dan penasihat Trump, yakni Gary D Cohn dan Stephen Miller.