Liputan6.com, Shanxi - Foto seorang petugas pengadilan muda yang menyusui bayi di dekat ruang sidang baru-baru ini mendadak populer dan viral di dunia maya. Anak kecil itu ternyata buah hati terdakwa yang tengah diadili.
Seperti dikutip dari Asia One, Jumat (29/9/2017), petugas yang merupakan ibu muda itu diidentifikasi sebagai Hao Lina --media lain menyebut Lina Hao. Ia diketahui bertugas sebagai seorang juru sita pengadilan di Shanxi Jinzhong Intermediate People's Court di Kota Jinzhong, provinsi Shanxi China Utara.
Baca Juga
Insiden menyusui bayi seorang terdakwa itu terjadi selama persidangan pada September ini, tapi tak disebutkan kapan pastinya sidang tersebut. Kala itu, seorang bayi perempuan terdakwa yang baru berusia empat bulan ditempatkan di sebuah ruang tunggu, dan Hao diminta untuk merawatnya selama proses peradilan sang ibu dilakukan.
Advertisement
Tiba-tiba saja si bayi menangis, sementara sang ibu tak bisa menyusuinya karena tengah dalam persidangan. Tak tega melihat tangisan si bocah, Hao pun akhirnya memutuskan untuk menyusui putri terdakwa.
Adegan manis dan hangat antara Hao dan anak perempuan terdakwa persidangan pun terekam dalam jepretan foto amatir di pengadilan tersebut. Setelah beredar di media sosial, dengan cepat potret tersebut menjadi viral dan banjir komentar positif.
Lebih dari 10.000 orang meninggalkan komentar dan sekitar 100.000 menyukai foto tersebut. Hao pun begitu dipuji dan dinobatkan sebagai "juru sita paling cantik" serta "Dewi".
Beberapa pengguna internet menghargai kebaikan dan cinta kasih Hao yang tanpa pamrih. Sedangkan yang lainnya memuji indahnya aura keibuan Hao.
Banyak netizen juga memuji layanan yang diberikan pihak pengadilan tersebut.
"Aku berempati dengan terdakwa. Aku juga ibu baru yang sedang dalam masa menyusui, jadi merasakan hal yang sama terhadap bayi itu seperti ibunya sendiri, aku hanya ingin menghiburnya," kata Hao saat ditanya mengapa ia menyusui bocah tersebut.
Dilansir dari Channel News Asia, setelah foto dan wawancara Hao dimuat di halaman WeChat pengadilan pada 23 September lalu, pemberitaan tentangnya pun tersebar di berbagai platform media sosial.
Menurut informasi terbaru dari pihak pengadilan pada Kamis 28 September, video yang kini viral tersebut telah ditonton lebih dari tiga juta kali. Sementara artikelnya sudah dibaca sekitar 700.000 orang.
Mengutip media lainnya, laporan tersebut menambahkan bahwa tindakan Hao disebut-sebut membuat terdakwa menangis terharu dan mengakui segala kejahatannya.
Menyusui di Ruang Sidang Senat
Insiden menyusui yang disorot publik juga pernah terjadi di Negeri Kanguru. Adalah senator Australia Larissa Waters pelakunya.
Setelah cuti bersalin selama 10 minggu, Larissa Waters datang ke gedung parlemen dengan membawa serta putrinya yang baru lahir. Keduanya mencatat sejarah.
Pasalnya, politikus Queensland itu berjanji akan memberi air susu ibu (ASI) bagi putrinya, Alia Joy, kapan pun dan di mana pun, termasuk di ruang sidang Senat.
"Sangat bangga bahwa anak perempuan saya, Alia, adalah bayi pertama yang disusui di Parlemen Federal! Kita butuh lebih banyak #perempuan dan orang tua di Parlemen #auspol," demikian kicauan Waters di media sosial Twitter seperti dilansir CBS News pada 10 Mei 2017.
Kicauan Waters tersebut disambut positif oleh para pengguna Twitter lain. Kebanyakan mereka memuji langkah Waters untuk menyusui bayinya kapan pun dan di mana pun.
"Parlemen membuat wanita tetap 'normal' dan menetapkan batasan bagi semua pekerja dalam menerima kesetaraan perempuan di tempat kerja," ujar salah seorang pengguna Twitter.
Sebelumnya, Waters telah lebih dulu mengumumkan kelahiran putrinya yang kini berusia dua bulan pada 7 Maret 2017 lalu, tepatnya satu hari sebelum Hari Perempuan Internasional. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan bahwa dirinya akan menyusui saat bekerja.
"Saya akan libur selama beberapa minggu, tapi akan segera kembali bersama si kecil. Dia sangat menginspirasi untuk melanjutkan pekerjaan kami dalam mengatasi ketidaksetaraan gender dan membendung perubahan iklim yang berbahaya. (Dan ya, jika dia lapar, dia akan disusui di ruang sidang Senat)," tulis Waters di Facebook saat itu.
Aturan parlemen telah diubah tahun lalu demi menciptakan lingkungan yang lebih "ramah" bagi keluarga.
Menurut the Australian Broadcasting Corp, di bawah peraturan parlemen sebelumnya, aktivitas menyusui dilarang di ruang Senat.
"Tidak ada anggota, baik laki-laki maupun perempuan yang akan dicegah untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam misi parlemen dengan alasan merawat bayi," ungkap Ketua Fraksi Pemerintah di parlemen, Christopher Pyne, Februari lalu.
Waters mendukung perubahan tersebut dan berharap akan ada lebih banyak wanita yang mengikuti jejaknya.
"Kita membutuhkan tempat kerja yang lebih ramah terhadap keluarga dan fleksibel, serta perawatan anak yang terjangkau bagi semua orang," tulis Waters di Facebook.
Advertisement