Sukses

Ini Pasangan Gay Pertama yang Menikah di Jerman

Karl Kreile dan Bodo Mende mengikat janji sehidup semati tepat di hari ketika pernikahan sejenis dilegalkan di Jerman.

Liputan6.com, Berlin - Karl Kreile dan Bodo Mende menjadi pasangan gay pertama yang menikah di Jerman.

Mereka mengikat janji sehidup semati tepat di hari di mana pernikahan sesama jenis dilegalkan.

Seperti dikutip dari BBC, Senin (2/10/2017), pasangan yang telah menjalin kasih selama 38 tahun tersebut bertukar sumpah di balai kota di Schöneberg, Berlin.

Pada Minggu waktu setempat, kantor pendaftaran pernikahan di sejumlah kota di Jerman dibuka.

Itu adalah sebuah langkah tidak biasa, tapi dilakukan untuk memungkinkan pasangan sesama jenis menikah di hari bersejarah bagi negara itu.

Pernikahan akan memungkinkan pasangan gay mendapat keuntungan pajak yang setara dan hak adopsi serupa dengan yang dimiliki pasangan heteroseksual.

Jerman telah mengizinkan pasangan sesama jenis untuk mendaftarkan diri sejak 2011. Namun, hal ini tidak memberikan mereka status pernikahan.

Parlemen Jerman memutuskan untuk melakukan voting dalam rangka memperkenalkan kesetaraan perkawinan pada Juni lalu, tepatnya setelah Kanselir Angela Merkel secara tak terduga "menyerah" untuk melakukan perlawanan dalam isu ini.

2 dari 2 halaman

Parlemen Jerman Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Melalui sebuah pemungutan suara, parlemen Jerman (majelis rendah dalam sistem bikameral) melegalkan Undang-Undang Pernikahan Sesama Jenis pada Jumat, 30 Juni 2017.

Dengan selisih 393 (setuju) berbanding 226 (tidak setuju), kini parlemen Jerman melegalkan kesetaraan hak kepada pasangan sesama jenis untuk menikah dan mengadopsi anak, sama seperti pasangan heteroseksual. Demikian seperti yang dikutip dari CNN, Jumat 30 Juni 2017.

Setelah resmi disahkan Bundesrat, Jerman masuk kelompok sekitar lebih dari 20 negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis.

Selain itu, menurut survei YouGov, dua pertiga masyarakat Negeri Panzer mendukung legalisasi pernikahan homoseksual.

Keputusan itu disambut hangat oleh komunitas LGBTQI+ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Queer, Interseks, dan '+' atau individu dengan identitas gender serta orientasi seksual non-arus utama) di belahan Benua Biru.

"Kami anggap undang-undang tersebut merupakan sebuah bentuk pengakuan, penyetaraan hak, dan memicu inspirasi terhadap komunitas LGBTI," kata Evelyne Paradis, direktur eksekutif International Lesbian, Gay, Bisexual, Trans and Intersex Association in Europe.

Sejumlah politikus liberal Jerman ikut menyambut baik legalisasi tersebut. Politikus liberal menyebut UU itu sebagai cerminan kemodernan Deutschland.

"Sekarang, negeri kita jadi lebih bebas, toleran, dan modern," jelas Christian Linder, ketua partai liberal FDP.

Berbeda dengan kolega parlementernya, Perdana Menteri Jerman Angela Merkel mengaku menolak usulan legalisasi pernikahan sesama jenis. Namun, ia tetap menghargai hasil pemungutan suara dan menganggap UU tersebut mampu memicu kohesi sosial di Deutschland.

"Bagi saya, pernikahan itu adalah antara laki-laki dan perempuan. Karena alasan itu, saya menolak UU tersebut. Namun, saya berharap bahwa pemungutan suara dan hasilnya mampu mencerminkan serta memicu perdamaian dan kohesi sosial di Jerman," jelas PM Merkel.