Sukses

Mesin Meledak di Atlantik, Pesawat Air France Mendarat Darurat

Pesawat Air France dengan tujuan Los Angeles mendarat darurat di Kanada setelah mesinnya mengalami kegagalan di atas Samudra Atlantik.

Liputan6.com, Labrador - Pesawat Air France yang terbang dari Paris menuju Los Angeles terpaksa mendarat darurat di Kanada. Hal itu dilakukan setelah salah satu mesin mengalami kegagalan saat mengudara di atas Samudra Atlantik.

Satu dari empat mesin pesawat Airbus A380 itu meledak saat pesawat berada di barat Greenland pada 30 September 2017. Burung besi itu kemudian mendarat di Goose Bay Airport, Labrador, Kanada bagian timur.

Menurut keterangan Air France, pesawat dengan nomor penerbangan AF66 itu membawa 496 penumpang dan 24 awak. Demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (2/10/2017).

Meski tak ada yang terluka dalam insiden itu, para penumpang harus menunggu beberapa jam setelah pesawat mendarat darurat. Pasalnya, bandara kecil di Kanada itu tak dilengkapi peralatan untuk menangangi Airbus A380.

Salah seorang penumpang mengatakan, selama menunggu mereka diberi kompensasi berupa makanan. Kapten pilot pun keluar untuk berbicara dengan penumpang. Bahkan beberapa di antaranya meminta foto bersama.

Dua pesawat Boeing 777 kemudian dikirim dari Montreal untuk menjemput mereka dan mengantar ke tujuan semula, yakni Los Angeles.

Dalam sebuah pernyataan, Air France mengonfirmasi adanya kerusakan serius pada salah satu mesin. Maskapai asal Prancis itu menambahkan bahwa para kru pesawat telah menangani insiden tersebut.

2 dari 2 halaman

Kesaksian Penumpang

Salah seorang penumpang yang dahulunya bekerja sebagai petugas teknis pesawat, David Rehmar, memberi kesaksian kepada BBC. Ia memperkirakan bahwa insiden itu disebabkan kegagalan baling-baling mesin.

Ia mengatakan, di tengah penerbangan tiba-tiba ada pergerakan mendadak yang diikuti dengan suara kencang. Penumpang pun dibuat panik setelah insiden itu terjadi.

"Kami mendengar ledakan kencang dan muncul getaran yang membuat saya berpikir bahwa telah terjadi kegagalan mesin," ujar Rehmar. Ia menambahkan, para penumpang sempat berpikir bahwa pesawat akan jatuh.

Namun kekhawatiran itu sirna ketika pesawat kembali stabil dalam 30 menit. Ia menyebut bahwa pilot dengan cepat mematikan mesin yang rusak.

Rehmar mengatakan, serangan burung bukanlah penyebab insiden itu. Pasalnya, kala ledakan terjadi pesawat berada di ketinggian yang begitu tinggi.

Berdasarkan pengalamannya, ia pun meyakini bahwa baling-baling eksterior di salah satu mesin telah gagal. Namun, penyebab kegagalan mesin itu belum jelas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: