Liputan6.com, Ottawa - Bagi Anda pecinta seni tato patut berhati-hati. Pasalnya seorang wanita berusia 24 tahun asal Kanada mengalami kebutaan pada mata sebelah kanan setelah hendak menato matanya.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengalami pembengkakan pada bagian mata, lantaran kurang benar dalam proses memasang tato.
Dikutip dari laman AsiaOne, Senin (2/10/2017), wanita tersebut diketahui bernama Catt Gallinger. Sebelumnya, Catt mencoba untuk mewarnai bagian putih matanya menjadi warna ungu menggunakan pewarna.
Dalam sebuah postingan Facebook, Catt menjelaskan tentang nasib buruk yang baru saja ia alami. Kebutaan itu bermula ketika ia menggunakan jarum dengan ukuran yang salah.
Selain itu, jumlah tinta yang ia masukkan terlalu banyak selama proses penatoan. Hal tersebut akhirnya menyebabkan pendarahan dan robek pada sklera (bagian putih mata).
Tak hanya mengalami kebutaan, mata bagian kanan Catt kerap mengeluarkan cairan ungu. Bengkak pada mata semakin membesar dan kuat dugaan telah mengalami infeksi parah.
Saat dibawa ke rumah sakit, wanita yang berprofesi sebagai model tersebut mengaku merasakan gatal pada bagian mata. Dokter yang menangani Catt mengaku bahwa kemungkinan besar pasiennya tak dapat meilihat lagi meski sudah diobati berulang kali.
Selama bermingu-mingu, Catt mengurangi rasa sakit, perih dan gatal pada mata hanya menggunakan obat penetes mata saja.
Salah satu alasan Catt membagikan cerita tersebut kepada banyak orang, agar kejadian ini tak dialami oleh orang lain. Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan keputusan untuk menato mata.
Tren Paling Berbahaya
Tato perlahan-lahan menjadi tren arus utama di era kini. Variasi grafisnya beragam, sehingga tidak hanya kesan sangar yang ditampilkan dari tato.
Namun bagi beberapa orang, tato di kulit tidak cukup menantang, sehingga, mereka mentato bola mata.
Ratusan orang-orang dari seluruh dunia beramai-ramai mewarnai sclera (bagian putih di bola mata) mereka dengan tinta tato, dalam prosedur yang disebut "eksperimental, ekstrem, dan berpotensi menyebabkan kanker" oleh para petugas medis profesional.
Ada teknik mewarnai bola mata dalam beberapa budaya, namun teknik modernnya diprakarsai oleh ahli tato Luna Cobra, yang berbasis di antara Melbourne dan San Fransisco.
Teknik tersebut meliputi menyuntikkan tinta warna langsung di bola mata. Nantinya, tinta akan menyebar di lapisan paling atas mata (conjuntiva) dan mewarnai bagian putih mata. Hasilnya permanen dan tidak bisa diubah.
Tato bola mata secara singkat merebak di muka publik pada tahun 2012 lalu, ketika seorang pelaku kejahatan bernama Jason Barnum muncul di pengadilan Alaska dengan setengah matanya ditato, termasuk bola matanya yang berwarna hitam keseluruhan.
"Praktik ini beresiko infeksi, pembengkakan, dan kebutaan," ungkap Luke Arundel, dokter mata senior di Optometry Australia.
"Prosedur semacam ini sudah dilarang di beberapa negara bagian AS dan negara-negara lainnya. Prosedur ini tidak sama dengan tato biasa, dan karena ini masih baru, tidak ada jaminan bahwa kasus yang saat ini," tambahnya.
Advertisement