Sukses

Ini Reaksi Dunia atas Penembakan Massal Las Vegas

Ucapan belasungkawa sejumlah pemimpin hingga pemadaman lampu bangunan ikonik menunjukkan simpati dunia atas penembakan massal Las Vegas.

Liputan6.com, Las Vegas - Amerika Serikat kembali menjadi sorotan dunia akibat kasus penembakan massal. Kali ini, 59 orang tewas dan lebih dari 500 lainnya terluka dalam penembakan massal Las Vegas.

Di tengah digelarnya festival musik country, seorang pria berusia 64 tahun menghujani para pengunjung dengan peluru. Pensiunan asal Nevada bernama Stephen Paddock itu memberondong peluru dari lantai 32 Mandalay Bay Hotel.

Ucapan dukacita pun membanjiri para korban dan keluarganya. Ucapan juga datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan sejumlah pemimpin dunia.

"Rasa dukacita dan simpati saya sampaikan kepada para korban dan keluarga dalam penembakan Las Vegas yang mengerikan. Semoga Tuhan memberkati kalian semua!" tulis Trump dalam Twitter.

Dalam sebuah pernyataan, Trump menyebut bahwa penembakan tersebut adalah aksi kejam.

"Bangsa kita sedang patah hati. Kami berkabung untuk semua orang-orang tercinta kalian yang menjadi korban tewas dan terluka dalam tragedi mengerikan di Las Vegas, Nevada. Saat kita berduka, kita berdoa agar Tuhan memberikan kenyamanan dan kelegaan dari semua penderitaan itu," ujar Trump.

Presiden ke-44 AS, Barack Obama, beserta istrinya juga menyampaikan simpati atas penembakan Las Vegas.

"Michelle dan saya berdoa untuk para korban d Las Vegas. Pikiran kami bersama dengan keluarga dan semua orang yang menghadapi tragedi tak berperikemanusiaan itu," tulis Obama dalam Twitter.

Dikutip dari Asian Correspondent, Selasa (3/10/2017), Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, turut berbelasungkawa. Dalam Twitter, ia menyebut bahwa negaranya mendukung warga Amerika.

"Saya bersedih atas kekerasan tak berperikemanusiaan di Las Vegas. Pikiran dan doa saya kirimkan kepada mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai. Malaysia mendukung warga Amerika," tulis Razak.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen. "Saya sangat bersedih mendengar tragedi tak berperikemanusiaan di Las Vegas. Pikiran kami bersama dengan para korban dan keluarga."

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, sedang berada dalam sebuah acara di Sydney saat penembakan massal Las Vegas terjadi. Turnbull menyebut bahwa serangan itu sebagai pengingat untuk terus bertahan menghadapi ancaman apa pun motifnya.

 

2 dari 2 halaman

Menara Eiffel dan Empire State Turut Berduka

Lampu Menara Eiffel di Paris dipadamkan pada 2 Oktober 2017 malam sebagai bentuk penghormatan atas dua peristiwa yang terjadi tak berselang begitu lama, yakni penembakan Las Vegas dan penusukan yang menewaskan dua orang di Marseille.

Melalui media propgandanya, Amaq, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas dua peristiwa itu. Namun, pihak kepolisian tak menemukan bukti adanya keterkaitan Paddock dengan kelompok militan itu.

"Malam ini kami akan memadamkan lampu Menara Eiffel mulai tengah malam sebagai penghormatan kepada korban serangan di Marseille dan Las Vegas," tulis Wali Kota Paris, Anne Hidalgo, seperti dilansir The Telegraph.

Pemandangan lampu Menara Eiffel yang dipadamkan di Paris, Senin (2/10). Turut berdukacita terhadap penembakan massal di Las Vegas, Amerika Serikat, lampu Menara Eiffel dimatikan sebagai penghormatan kepada para korban. (AP/Kamil Zihnioglu)

Pemerintah Prancis beberapa kali memadamkan lampu menara ikonik itu sebagai simbol persatuan dengan para korban teror, mulai dari teror London hingga Kabul.

Di New York, lampu Empire State Building turut dipadamkan sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka yang tewas di penembakan massal Las Vegas.

Sebuah lingkaran cahaya di gedung tersebut memancarkan sinar oranye untuk meningkatkan kesadaran akan kekerasan senjata api.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: