Sukses

Wapres Ekuador Ditahan atas Tuduhan Menerima Suap

Glas dijemput dari kediamannya di Guayaquil sebelum akhirnya diterbangkan ke ibu kota Quito.

Liputan6.com, Quito - Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas dipenjara setelah Mahkamah Agung negara itu memerintahkan penangkapannya. Glas tengah diselidiki atas dugaan menerima suap dari raksasa konstruksi Brasil, Odebrecht.

Polisi menjemput Glas dari kediamannya di Kota Guayaquil dan menerbangkannya ke Quito, tempat di mana ia ditahan. Sejumlah pendukung dan mantan bawahan Glas mengekspresikan solidaritas mereka serta menuding bahwa pria berusia 48 tahun itu ditikam dari belakang oleh eks sekutunya, Presiden Lenin Moreno.

Sebelum penangkapannya, Glas mengunggah sebuah video di mana ia mengatakan bahwa dirinya akan mematuhi perintah penahanan. Dalam video yang sama, ia membantah bersalah dan menyebut kasus yang menderanya didasarkan pada kebohongan, kesaksian palsu, dan kesalahan prosedural.

"Mereka yang tidak berdosa, tidak memiliki alasan untuk melarikan diri," ucap Glas dalam video tersebut di mana ia juga meminta para pendukungnya untuk berjuang menjaga warisan mantan Presiden Rafael Correa, seperti dikutip dari ABCNews pada Selasa (3/10/2017). "Jangan menyerah, berjuanglah untuk revolusi Anda".

Hakim Miguel Jurado dari Pengadilan Tinggi Ekuador menerima sebuah permintaan dari jaksa penuntut agar menahan Glas demi mencegah yang bersangkutan melarikan diri.

Skandal suap yang melibatkan Odebrecht kemudian meluas ke seantero Amerika Latin, menyeret sejumlah tokoh ternama dari berbagai negara. Kampanye ilegal Odebrecht merupakan bagian dari upaya ekspansi perusahaan itu ke seluruh kawasan.

Glas adalah pejabat tertinggi di Ekuador yang akan diselidiki dan diduga memimpin jaringan politikus serta pejabat era Correa yang menerima US$ 33 juta dari Odebrecht. Pengakuan terkait hal ini didapat dari mantan eksekutif perusahaan itu serta sejumlah mantan pejabat pemerintahan.

"Kejatuhan" Glas diperparah dengan lanskap politik negara itu yang dengan cepat bergeser dan pecahnya koalisi dengan kiri yang dibangun oleh Correa.

Pada Agustus lalu, Presiden Moreno melucuti seluruh tugas Glas sebagai wakil presiden, dengan hanya menyisakannya peran seremonial. Glas menolak mengundurkan diri dan menuding Moreno mengkhianati warisan Correa.

Moreno yang gencar memerangi korupsi dan berupaya memperbaiki hubungan dengan oposisi dan komunitas bisnis dikabarkan sangat populer di kalangan rakyat Ekuador.

Pada hari Senin malam dia mempresentasikan proposalnya untuk sebuah referendum nasional di mana para pemilih akan ditanya apakah mereka ingin menghilangkan kemungkinan pemilihan kembali yang tidak pasti, sesuatu yang dapat membuka jalan bagi kembalinya Correa ke tampuk kekuasaan pada 2021.

Proposal tersebut masih harus disetujui oleh pengadilan konstitusional Ekuador, di mana Correa memiliki pengaruh yang besar di sana.