Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hal terkait tersangka pelaku penembakan Las Vegas mulai terkuak melalui media. Pada Rabu (4/10/2017) pagi, para pembaca Liputan6.com kanal Global menyimak tentang tersangka yang ternyata tajir.
Warga Jepang dikenal sangat hormat kepada orang yang lebih tua, tapi urusan telepon pintar di sekolah bisa memicu kebandelan siswa. Kisah terkait hal ini juga menjadi perhatian.
Keguncangan politik di Spanyol terkait referendum kemerdekaan Catalonia ikut menjadi laporan yang disimak pembaca. Apa alasan keinginan untuk merdeka tersebut?
Advertisement
Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:
1. Selain Tajir, Penembak Massal Las Vegas Miliki Izin Pilot
Misteri pelaku penembakan massal Las Vegas satu-persatu mulai terkuak. Ia adalah Stephen Paddock, pria berusia 64 tahun asal Nevada. Ia lahir pada 4 September 1953.
Dari lantai 32 di Hotel Mandalay Bay Resort and Casino, Paddock menghujani peluru ke kerumunan penonton konser musik Route 91. Tak pelak, 20.000 orang yang larut dalam alunan musik country pun kocar-kacir.
Setidaknya 59 orang tewas dan lebih dari 500 terluka. Ini adalah penembakan massal terburuk dalam sejarah modern Amerika Serikat.
2. Viral, Murid Pukuli Guru Sendiri karena Tak Terima Ponsel Disita
Sebuah berita ironis datang dari dunia pendidikan Jepang. Kali ini bukan kekerasan fisik yang dialami siswa, melainkan guru. Dalam sebuah video yang tersebar di media sosial, tampak seorang guru mendapat serangan fisik dari siswanya yang masih berusia 16 tahun.
Dikutip dari laman AsiaOne, Selasa 3 Oktober 2017, seorang guru laki-laki yang tak disebutkan namanya itu mengajar di sebuah sekolah di Kota Fukuoka, Jepang.
Sebagai pendidik, pria berusia 23 tahun itu hanya menjalankan tugasnya untuk mengajar.
3. Dijajah hingga Kekayaan Alam, Ini Alasan Catalonia Ingin Merdeka?
Ketika warga Catalonia pergi ke tempat pemungutan suara referendum pada Minggu 1 Oktober lalu, mereka hanya menemukan satu pertanyaan dalam surat suara.
"Apakah Anda mau Catalonia menjadi negara merdeka berbentuk republik?"
Namun, di balik kesederhanaan dari kalimat tanya yang tersusun dari beberapa kata itu, ada setangkup latar belakang yang menjadi preteks mengenai peristiwa teranyar yang tengah hangat di Eropa saat ini.