Liputan6.com, Kopenhagen - Sebuah rekaman yang memperlihatkan seorang perempuan dipenggal kepalanya hidup-hidup ditemukan dalam sebuah komputer milik pria yang dituduh membunuh seorang jurnalis Swedia.
Pria tersebut, Peter Madsen, diduga membunuh jurnalis Swedia, Kim Wall. Hal itu diduga Madsen lakukan saat ia dan Wall berada di kapal selam miliknya pada 10 Agustus 2017.
Kala itu, Wall sedang mengumpulkan data untuk membuat tulisan tentang Madsen dan kapal selam UC3 Nautilus miliknya.
Advertisement
Keesokan harinya, Wall dilaporkan menghilang. Sebelas hari kemudian, badan bagian atas Kim ditemukan di perairan Denmark.
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Rabu (4/10/2017), Madsen yang menyangkal telah melakukan pembunuhan, mengatakan bahwa semua orang di laboratorium tempatnya bekerja memiliki akses terhadap komputer tersebut.
"Saya ingin mengklarifikasi bahwa komputer yang sedang berada dalam penyitaan polisi dan benda (hard drive) yang telah yang telah dilepas dari laboratorium bukan milik saya," ujar Madsen di pengadilan.
Dilansir Fox News, jaksa Jakob Buch-Jepsen mengatakan bahwa video itu adalah rekaman penyiksaan kepada perempuan lain, bukan Wall. Namun, Buch-Jepsen menyebut bahwa rekaman tersebut yang mereka yakini bukan rekaan, memperlihatkan seorang perempuan yang disiksa, dipenggal, dan dibakar.
Kepada pengadilan, Madsen mengaku bahwa Wall tewas setelah bagian kapal selam berbobot 70 kg menimpa kepalanya. Maden menambahkan, ia berusaha "mengubur" Wall di laut dan berupaya bunuh diri dengan menenggelamkan kapalnya.
Namun, jaksa Jakob Buch-Jepsen mengatakan, kecurigaan mereka bahwa Madsen telah membunuh Wall diperkuat sejak ia terakhir kali hadir di pengadilan pada 5 September 2017.
Buch-Jepsen mengatakan, Wall memiliki luka di dadanya dan terdapat sejumlah jahitan di badannya. Dilansir oleh The Guardian, ada 15 luka tusuk di tubuh Wall.
Hingga kini penyebab kematian Wall belum ditetapkan. Pengadilan pun memerintahkan agar penahanan Madsen ditambah selama empat bulan.
Â
Kronologi Hilangnya Kim Wall
Kim Wall (30) adalah seorang jurnalis freelance yang telah menulis untuk Guardian, New York Times, dan South China Morning Post.
Ia dilaporkan menghilang oleh kekasihnya pada 11 Agustus 2017. Kekasihnya melaporkan hal tersebut setelah Wall tak kunjung kembali dari perjalanan menggunakan kapal selam, Nautilus, yang dibuat oleh Peter Madsen.
Perjalanan pada 10 Agustus pukul 19.00 itu dilakukan Wall untuk mengumpulkan bahan tulisan tentang Peter Madsen dan Nautilus. Kapal selam itu dibangun pada 2008 dengan menggunakan crowdfunding alias penggalangan dana.
Keekokan harinya, 11 Agustus, Nautilus terlihat dari sebuah mercusuar di selatan Jembatan Oresund yang menghubungkan Denmark dengan Swedia. Kapal selam itu terlihat beberapa jam setelah hilangnya Wall dilaporkan.
Namun 30 menit setelah terlihat, yakni pada pukul 11.00, kapal selam itu tenggelam.
Selama 10 hari, pencarian Wall terus dilakukan. Pada 21 Agustus 2017, seorang pesepeda menemukan sebuah potongan tubuh di pantai dekat Koge Bay.
Keesokan harinya, polisi mengatakan bahwa lengan, kaki, dan kepala pemilik tubuh itu sengaja dimutilasi. Pada 23 Agustus, pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa torso itu adalah milik Wall.
Sementara itu, pengacara Madsen, Betina Hald Engmark, mengatakan bahwa kabar soal konfirmasi torso itu tak mengubah posisi kliennya. Ia masih tetap mengatakan bahwa Wall tewas akibat kecelakaan.
Polisi Kopenhagen memeriksa kembali kasus-kasus lama, sebagaimana standar penyelidikan harus dilakukan. Kasus tersebut termasuk kematian seorang perempuan Jepang berusia 22 tahun.
Serupa dengan kasus Wall, torso perempuan itu ditemukan di Pelabuhan Kopenhagen pada 1986. Kasus tersebut hingga hari ini belum terpecahkan.
Advertisement