Sukses

China Hadiahkan 3.000 Senapan Serbu ke Filipina

Pengiriman ini merupakan kali kedua dalam tahun 2017. Sebelumnya pada Juni lalu, China mengirimkan lebih dari 3.000 pucuk senjata.

Liputan6.com, Manila - China menghadiahkan 3.000 senapan serbu ke Filipina. Pengiriman senjata untuk kedua kalinya dalam tahun ini merupakan penanda "hubungan bersahabat dan kooperatif" antara kedua negara seiring dengan upaya Presiden Rodrigo Duterte merapat ke Tiongkok.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan bahwa senjata pemberian China tersebut seharusnya diperuntukkan bagi militer. Namun, Duterte merasa pihak kepolisian lebih membutuhkannya.

"Kami beruntung bahwa pemerintah China memberikan senjata api," tutur Lorenzana dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Kamis waktu Manila, seperti dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (6/10/2017).

Penyerahan ribuan senjata di Kamp Aguinaldo tersebut diwakili oleh Duta Besar China untuk Filipina, Zhao Jianhua. Sang diplomat menjelaskan, negaranya telah memberikan bantuan militer dan bencana sekitar US$ 300 juta ke Filipina selama satu tahun belakangan.

"China akan terus memberikan bantuan dan hibah. China adalah teman yang tulus dan mitra yang tulus kepada Filipina dan akan terus begitu selamanya," ungkap Zhao, seperti dilansir South China Morning Post.

Senjata pemberian China tersebut diperkirakan bernilai sekitar US$ 3,3 juta. Dan seluruhnya akan diperuntukkan bagi Kepolisian Nasional Filipina (PNP) menyusul terjadi kekurangan senjata setelah AS memblokade penjualan 26 ribu senjata jenis M4 tahun lalu.

Blokade penjualan senjata tersebut terjadi di tengah kekhawatiran AS terkait dugaan pelanggaran HAM dalam perang melawan narkoba yang dilancarkan Duterte.

Duterte yang cukup kritis terhadap aliansi Filipina-AS sangat ingin mengembangkan hubungan perdagangan dan politik yang lebih erat dengan China.

2 dari 2 halaman

Pengiriman Tahap Pertama

Sebelumnya, pada Juni lalu, China telah lebih dulu mengirimkan 3.000 senapan serbu dan 100 senapan runduk ke Filipina. Langkah tersebut merupakan gelombang diplomasi baru untuk "mendekati" sebuah negara yang memiliki sejarah sengketa di Laut China Selatan.

Terkait pengiriman senjata tahap pertama, khusus senapan runduk diperuntukkan bagi militer.

Namun, bagaimanapun "hadiah" persenjataan dari Beijing ini masih tergolong kecil dibandingkan dengan transfer senjata dari Negeri Paman Sam. Washington merupakan sekutu pertahanan Manila sejak 1950-an.

Dalam 17 tahun terakhir, AS menyediakan hampir satu miliar dolar bantuan militer bagi Filipina, termasuk pesawat tanpa awak, kapal, pesawat pengintai, dan senapan serbu.

Duterte memiliki catatan makian yang panjang terhadap AS. Meski belum lama ini, ia mengubah nadanya menjadi lebih lembut dengan menyebut AS sebagai sekutu Filipina.

Terlepas dari sentimen anti-AS yang berkali-kali ditunjukkan Duterte, Washington dan Manila pada dasarnya telah membangun kerja sama pertahanan yang solid. Salah satunya, melalui latihan militer bersama.

"Latihan militer akan ditingkatkan tahun depan," ujar Panglima Militer Filipina Eduardo Ano yang sepakat dengan mitranya dari AS untuk mengadakan lebih banyak program keamanan maritim, kontraterorisme, dan bantuan kemanusiaan.