Sukses

Tangguh di Medan Perang, Ini Sistem Artileri Terbaik Rusia

Ini 3 sistem artileri terbaik Rusia yang membuat mereka tangguh di medan perang.

Liputan6.com, Moskow - Sistem artileri memainkan salah satu peran terpenting di medan perang, karena melindungi tentara dari mortir musuh, serta mampu mengeliminasi sistem antipesawat di jarak hingga 50 kilometer.

Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Minggu (8/10/2017) untuk mempertangguh sistem senjata negara, pada Oktober ini Kementerian Pertahanan Rusia memesan kloter pertama senapan otomatis 152 milimeter Koalitsiya-SV.

Saat ini, sistem artileri terbaik milik Rusia ada tiga. Di antaranya, Koalitisiya-SV, 2S7 Pion, dan 2S5 Giatsint-S.

Koalitisiya-SV sendiri diproyeksikan untuk mengganti howitzer 2S19Msta-S yang telah digunakan militer Rusia sejak 1989. Sistem ini memiliki meriam 152 milimeter kaliber 52.

Meriam-meriam itu dilengkapi dengan rem di moncongnya yang dapat mengurangi hentakan senjata, sehingga ia dapat menembak dari sudut mana pun.

Namun, yang lebih penting adalah senjata ini memiliki daya tembak 16 rentetan per menit. Itu berarti dua kali lebih besar dari yang dapat diatasi tank tempur modern.

Sistem Koalitsiya-SV (Iliya Pitalev/RIA Novosti)

Senjata utama Koalitisiya-SV adalah peluru 152 milimeter berdaya ledak tinggi. Ia juga dapat dilengkapi dengan proyektil kendali laser Krasnopol yang menggunakan navigasi satelit. Mesin perang pertama ini akan mulai digunakan di Rusia pada 2020.

Tengok artileri andalan Rusia di bawah ini:

2 dari 3 halaman

2S7 Pion

Selama Perang Dingin, baik Moskow dan Washington sama-sama mengerjakan sistem artileri yang dapat menembakkan peluru nuklir di medan perang.

Produsen senjata Rusia mampu menciptakan sistem ini. Sistem 2S7 Pion dapat membawa hingga empat peluru 203 milimeter (yang termasuk kecil dibanding sistem artileri lain) yang dapat mengeliminasi target di jarak hingga 37,5 kilometer.

Sistem 2S7 Pion di Forum Militer-Teknis Internasional 2017 di Moskow (Kirill Kallinikov/RIA Novosti) "Setelah kesuksesan uji coba nuklir pertama, ilmuwan mulai mencoba mengaplikasikan teknologi-teknologi ini di setiap sistem senjata -- bahkan ranjau darat dan peluru tank. Namun, uji coba membuktikan bahwa proyektil tipe ini tidak seefektif awan radioaktif yang menyelimuti medan perang seluas beberapa kilometer, yang dapat mengancam semua orang,” kata Alexei Ramm selaku analis militer dari harian Izvestia kepada Russia Beyond.

Menurutnya, uji coba ini membuktikan bahwa senjata nuklir taktis tersebut tidak efektif, dan sistem artileri Pion akhirya memakai proyektil konvensional 203 milimeter, dibanding yang penghancur massa.

Meski begitu, tetap saja peluru ini membuat sistem artileri tersebut sebagai salah satu yang paling kuat di abad ke-20.

3 dari 3 halaman

2S5 Giatsint-S

Sistem 2S5 Giatsint-S adalah inovasi lain Soviet yang diciptakan untuk menembakkan proyektil nuklir.

Tapi tidak seperti Pion, sistem ini menggunakan rentetan peluru 152 milimeter yang dapat menjangkau hingga 28 kilometer. Ia juga membawa hingga 30 peluru berdaya ledak tinggi.

Kecepatan tembakannya enam rentetan per menit, dan mesin peluncurnya juga selalu dilengkapi dengan pembawa amunisi.

Selain senjata berat, Giatsint-S juga punya senapan mesin 7,62 milimeter yang terpasang di kubahnya.

Setiap tank punya lima senapan serbu Kalashnikov dan RPG yang terpasang di sisi-sisinya. Ketika terjadi serangan udara, ia juga punya sistem misil antipesawat portabel Strela.