Liputan6.com, Lampung - Salah satu provinsi di Indonesia, Lampung, menggelar perayaan Hari Kopi Internasional. Kali ini wilayah tersebut kedatangan tamu dari Kedutaan Besar Kolombia di RI.
Dalam keterangan tertulisnya yang Liputan6.com muat Minggu (8/10/2017), Kedubes Kolombia di Indonesia itu bergabung dalam perayaan Hari Kopi Internasional mewakili salah satu negara dengan kopi terbaik di dunia.
Kolombia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga setelah Vietnam dan Brasil.
Advertisement
Dengan keikutsertaan Konsul Juan Pablo Osorio, Kedubes Kolombia di Tanah Air itu hadir di kota Bandar Lampung dari 29 hingga 1 Oktober 2017.
Selama acara itu, para tamu dan ahli membuat berbagai tastings dan tes dari salah satu produk pertanian yang paling laku dan banyak konsumsi di dunia.
Perayaan yang dipimpin oleh Gubernur Provinsi Lampung, Muhammad Ridho Ficardo, juga dihadiri para produsen kopi robusta dari Lampung. Sejumlah pengusaha serta pengunjung dari sejumlah negara juga turut memeriahkan acara tersebut.
Selain itu, dalam rangka perayaan tersebut diadakan kompetisi barista dalam berbagai katagori dan penyajian kopi.
Acara ini digunakan sebagai kesempatan untuk memberikan penghormatan kepada produk yang dinikmati oleh jutaan petani di seluruh dunia.
Diplomasi Kopi
Sementara itu sebelumnya, melalui Gathering Coffee Morning dengan tema A Journey to Komodo, Kedubes RI di Oslo Norwegia menyelenggarakan 'diplomasi kopi'. Digelar di Wisma Duta Indonesia pada Rabu pagi, 15 Maret 2017 waktu setempat.
Istri Duta Besar RI di Oslo, Woro Yuwono, menjadi tuan rumah dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah pasangan Duta Besar asing di Oslo, yang tergabung dalam Diplomatic Spouses Association of Norway (DSAN).
Diplomasi melalui acara minum kopi ini merupakan kegiatan bulanan DSAN yang diselenggarakan secara bergantian, dan bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan seni dan budaya serta keunggulan masing-masing negara yang memiliki kedutaan besar di Norwegia.
Acara gathering ini dikemas dengan menampilkan presentasi yang dilengkapi dengan pemutaran video oleh salah satu friends of Indonesia di Norwegia, Per Hammerstad. Ia merupakan seorang travel writer, underwater photographer dan juga salah satu kontributor buku A Journey to Komodo.
Dalam presentasinya, Per menceritakan mengenai pengalamannya mengunjungi Pulau Komodo dan melakukan penyelaman di sekitar Pulau Komodo. Per sendiri merupakan penyelam profesional dengan pengalaman menyelam sebanyak lebih dari 2.000 kali sejak tahun 1980.
Per juga menyampaikan mengenai kampanye "Reef Awareness" yang dilakukannya semenjak mengunjungi Pulau Komodo, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dari publik luas akan keindahan dan juga ancaman bagi habitat alam daerah Pulau Komodo. Salah satu ancaman yang mengkhawatirkan di antaranya adalah penangkapan ikan yang merusak dan tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan dinamit dan sianida.
Kecintaan dan keterikatan Per terhadap Pulau Komodo lah yang mendasarinya untuk mempelopori dan melakukan kampanye tersebut.
"Semua tempat penyelaman memiliki keindahan dan keunikan masing-masing, tapi bagi saya, Pulau Komodo merupakan tempat penyelaman terindah dan paling berkesan," tutur Per.
Advertisement