Sukses

Iklan Sabun Mandi Dianggap Rasis, Dove Minta Maaf

Dove membuat iklan dengan model berkulit hitam berubah jadi kulit putih setelah mandi dengan sabunnya. Pariwara itu dikritik rasis.

Liputan6.com, New York - Brand kecantikan Dove baru-baru ini mengeluarkan iklan yang cukup kontroversial. Pariwara yang dirilis di Facebook memperlihatkan seorang model perempuan berkulit hitam, yang sehabis mandi dengan produk tersebut berubah menjadi berkulit putih.

Iklan itu dikecam karena bernada rasis. Atas kritikan tersebut, pihak Dove pun menyampaikan permohonan maaf.

Namun, mengutip dari The Guardian pada Senin (9/10/2017), meski Dove dikecam telah berbuat rasis lewat iklan, perusahaan itu bersikeras bahwa "ada pesan yang hilang" dalam gambar-gambar yang diunggah ke Facebook. Akibatnya, pesan yang menurut Dove ingin disampaikan pun tak sesuai dengan harapan.

Iklan itu tersebut kemudian ditarik dari Facebook. Namun, seorang make up artis bernama Naomi Blake berhasil menyimpannya lalu membagikannya ke dunia maya.

"Jadi saya melihat Facebook dan iklan #dove muncul. Jadi, inilah yang saya lihat," tulis Naomi dalam postingan yang dibagikannya.

Di bawah postingan tersebut kemudian muncul komentar beragam tentang iklan itu. Ada yang bilang itu penghinaan, lainnya menyebut bahwa Naomi sebagai perempuan berkulit hitam merasa tersinggung dengan pariwara tersebut.

Namun, Naomi menjawab bahwa bukan itu poinnya. "Iklan ini jelas ambigu dan pesannya tidak sampai."

Salah satu akun bertanya kepada Naomi, bagaimana jika dibalik, wanita kulit putih itu berubah menjadi wanita kulit hitam.

Naomi menjawab, "Tidak, kami tidak akan marah karena itulah intinya. Apa yang Amerika katakan pada orang kulit hitam? Jelas kami dinilai dari warna kulit. Meski begitu, kulit hitam termasuk yang dianggap indah di negeri ini. "

Dia menambahkan bahwa tim pemasaran Dove seharusnya tahu lebih baik dan mengatakan "perusahaan pura-pura buta dan tuli terhadap isu ini. Sungguh tidak masuk akal".

Menyusul dihapusnya iklan tersebut, Dove, yang merupakan anak usaha Unilever, berkicau dalam akun Twitternya: "Ada pesan yang hilang dalam gambar yang baru-baru ini diposting di Facebook guna mewakili wanita berkulit berwarna. Akibatnya, iklan itu dimaknai berbeda dan memiliki konsekuensi yang serius. Kami sangat menyesalkan pelanggaran yang ditimbulkan."

Dalam sebuah pernyataan lebih lanjut, pihak Dove mengatakan: "Sebagai bagian dari kampanye sabun mandi Dove, sebuah video klip berdurasi tiga detik diposting ke halaman Facebook produk itu di Amerika Serikat. Postingan itu tidak mewakili keragaman keindahan nyata yang mewakili Dove. Seharusnya tidak terjadi."

"Kami telah menghapus iklan itu dan belum menerbitkan konten terkait lainnya. Kami mohon maaf secara mendalam dan tulus atas pelanggaran yang ditimbulkannya. "

 

2 dari 2 halaman

Kerusakan Telah Terjadi...

Namun dampak buruk akibat postingan iklan di Facebook Dove Amerika Serikat itu sudah terlanjur terjadi. Hampir 3.000 komentar bernada negatif membahas tentang iklan rasis produk kecantikan tersebut.

Bahkan banyak pengguna media sosial menyerukan pemboikotan produk Dove.

Ava DuVernay selaku Direktur Film Selma, adalah salah satu dari banyak tokoh terkemuka yang mengkritik iklan dan permintaan maaf pihak Dove.

"Hei, Dove, Anda bisa melakukan lebih baik daripada mengatakan "ada pesan yang hilang". Anda seperti berkilah saja. Anda sudah pernah melakukan hal lain yang lebih baik bertahun-tahun. Sekarang waktunya untuk berbuat lebih baik lagi," kecam DuVernay.

Model transeksual Munroe Bergdorf, yang baru-baru ini terlibat konflik terkait rasisme dengan L'Oreal, berkicau, "Keanekaragaman dipandang sebagai kata kunci atau tren. Kesempatan ini harusnya digunakan untuk menjual produk ke wanita kulit berwarna. Dove -- Lakukanlah lebih baik. "

Yang lain menunjukkan bahwa ini bukan pertama kalinya perusahaan tersebut dituduh melakukan tindakan rasisme.

Pada tahun 2011, iklan Dove yang memetakan transisi model berkulit hitam ke model berkulit putih setelah mandi dengan sabun mereka juga menuai kecaman.

Saat itu, Dove dalam pembelaan dirinya mengatakan, "Ketiga wanita itu menunjukkan manfaat produk setelah dipakai. Kami tidak menunjukkan aktivitas atau citra apa pun yang dengan sengaja menghina."