Liputan6.com, Dubai - Smart police station atau kantor polisi 'pintar' pertama di dunia dibuka di Dubai baru-baru ini. Fasilitas tersebut menyediakan layanan sepanjang waktu untuk umum tanpa keberadaan petugas.
Seperti dikutip dari Press TV, Senin (9/10/2017), kantor polisi 'pintar' di Dubai itu terletak di daerah perumahan dekat pantai, dengan luas sekitar 120 meter persegi.
Baca Juga
Bangunan tersebut terdiri dari tiga bagian, yakni area tunggu, pameran dan servis.
Advertisement
Untuk menggunakan layanan di 'kantor polisi pintar' ini, pengunjung diminta mengambil nomor antrean agar urusan mereka ditangani dengan tertib. Di ruang tunggu, mereka bisa memainkan safety driving game. Di ruangan sebelahnya merupakan area pelayanan.
Dengan memencet papan elektronik di dalam bangunan tersebut, warga bisa berbicara dengan polisi yang sedang online di sekitar jam kerja dalam sebuah ruangan pribadi.
Ada enam bahasa yang mendukung hingga 60 jenis layanan, termasuk membayar denda lalu lintas dengan uang tunai atau kartu keluaran bank, salinan catatan kriminal dan melaporkan kasus serta kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, para pengguna layanan juga bisa menyerahkan barang temuan serta mencari properti yang hilang.
Saat ini, ada dua petugas yang bertugas membantu para pengguna kantor polisi 'pintar' itu. Menurut rencana, akan beroperasi secara independen tanpa petugas di lokasi dalam waktu dekat.
Kepolisian Dubai berencana untuk mendirikan sebuah kantor polisi pintar di setiap kawasan perumahan dan distrik komersial. Langkah tersebut dilakukan guna menghemat waktu dan membuat akses dengan pihak kepolisian lebih nyaman.
Berikut ini rekaman kantor polisi 'pintar' tersebut:
Kantor Polisi untuk Wanita
Sebelumnya, kantor polisi unik juga pernah ada di negara bagian Haryana, India Utara . Untuk pertama kalinya, di sana dibuka layanan yang seluruh stafnya perempuan.
Kantor polisi tersebut dibangun di 21 distrik.
Langkah tersebut di ambil guna mendorong kaum hawa yang menjadi korban kejahatan dan kekerasan seksual dan rumah tangga mau mengadukan hal tersebut kepada polisi -- yang telah lama dianggap tidak peka terhadap kaum perempuan.
Di salah satu kantor yang terletak di Gurgaon, berdekatan dengan New Delhi, hasilnya tampak nyata.
Sejak dibuka kantor polisi tersebut mayoritas mendapatkan laporan masalah pemerkosaan hingga kekerasan dalam rumah tangga dan pemerasan mas kawin.
"Sebagian besar perempuan itu tidak pernah berani ke kantor polisi karena takut harus berhadapan dengan polisi lelaki. Tetapi ia merasa para perempuan itu lebih mudah menceritakan pengalaman mereka yang kerap traumatis itu kepada polisi perempuan," ucap Umesh Bala yang memimpin kantor polisi itu seperti dilansir dari VOA News pada 26 September 2015.
Inspektur Bala mengaitkannya dengan kasus gadis berusia 20 tahun yang mengaku diperkosa oleh mantan gurunya sewaktu remaja.
"Ini terus berlangsung selama 2,5 tahun. Mula-mula ia diperkosa, lalu diperas dan diancam bahwa foto-fotonya akan diunggah, dan ia kemudian diperlakukan dengan buruk," ujar Bala.
Pria yang dituduh sebagai pelakunya dikenai dakwaan pemerkosaan dan pemerasan, dan segera akan ditahan. Bala menyatakan ini sangat melegakan bagi korbannya.
Di kantor polisi itu, seluruh pekerjaan, mulai dari petugas bagian mencatat pengaduan hingga penyidikan, ditangani oleh lebih dari 30 inspektur perempuan. Staf lainnya, termasuk sopir dan tukang kebun pun kaum hawa.
Ada dua polisi lelaki ditunjuk untuk mendampingi para inspektur perempuan yang harus menanggapi panggilan darurat pada malam hari.
Haryana adalah negara bagian yang memiliki budaya patriarki dan salah satu negara bagian yang memiliki jumlah kasus tertinggi kejahatan terhadap perempuan di India.
Keberadaan kantor polisi khusus perempuan itu setidaknya memberikan pencerahan bagi para korban yang selama ini berdiam takut melapor.
Advertisement