Liputan6.com, Lisbon - 'Fire devil' alias 'api iblis' muncul di langit malam di Portugal. Fenomena langka yang juga disebut tornado api itu diabadikan lewat kamera.
Dalam rekaman yang beredar, terlihat pusaran api dan abu membara di langit malam Portugal. Seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (10/10/2017), pemandangan apokaliptik atau mirip adegan kehancuran itu terekam pada Sabtu 7 Oktober 2017 malam oleh saluran televisi Portugal, TVI.Â
Kemunculan fenomena tersebut bertepatan dengan insiden kebakaran hutan yang terjadi di Portugal. Sekitar 1.000 petugas pemadam tengah berjuang menjinakkan lima titik kobaran api pada akhir pekan.
Advertisement
Fire devil adalah pusaran api yang menyerupai tornado, dengan inti abu, serta kantung udara yang tak terlihat.
'Api iblis' tercipta saat api atau badai memicu angin, yang kemudian berubah menjadi pusaran api.
Portugal tengah dilanda kebakaran hebat tahun ini, di tengah kekeringan yang bak tak berujung. Peristiwa kali ini merupakan yang paling mematikan dalam sejarah negara itu. Sebanyak 64 orang tewas pada bulan Juni 2017. Wilayah pusat Pedrogao Grande pun luluh lantak.
Banyak yang meninggal di dalam mobil saat berupaya melarikan diri dari kebakaran dahsyat tersebut.
Badan Perlindungan Sipil menyatakan bahwa 90 persen kebakaran tahun ini, disengaja atau tidak disengaja, terjadi akibat ulah manusia, bukan hanya faktor alam.
Berikut ini rekamannya:
'Pelangi Api'
Sebelumnya, pemandangan di langit di Lowcountry, Carolina Selatan Amerika Serikat juga sempat menjadi sorotan.
Saat itu, Minggu 16 Agustus 2015 masyarakat dipertontonkan sebuah fenomena langka "fire rainbow" atau pelangi seperti semburan api berwarna-warni.
Seorang bernama Tracey Smith, berhasil mengabadikan foto indah tersebut saat mengunjungi Isle of Palms. Dia mengatakan pembentukan awan itu berlangsung selama 1 jam.
Menurut ahli meteorologi, Justin Lock, fenomena 'Fire Rainbow' muncul karena ada awan cirrus dengan kristal es di ketinggian. Saat sinar matahari menerpa kristal es dari sudut yang tepat, maka "Fire Rainbow" pun tercipta.
"Untuk menghasilkan warna pelangi, sinar matahari harus memasukkan kristal es pada sudut yang tepat untuk memberikan efek warna spektrum seperti sebuah prisma. Matahari harus berada pada ketinggian minimal 58 derajat di atas cakrawala," kata Lock seperti dikutip dari 14news.com.
Advertisement