Liputan6.com, Ottawa - Pasangan suami istri asal Kanada dan Amerika Serikat, Joshua Boyle dan Caitlan Coleman, akhirnya bisa menghirup udara bebas setelah lebih dari lima tahun disekap Taliban.
Pasangan itu diculik ketika nekat backpacking ke Afghanistan pada 2012. Saat penculikan berlangsung, sang istri, Coleman tengah mengandung. Selama dalam penyanderaan, anak mereka lahir menyusul dua anak lainnya.
Baca Juga
Melansir BBC, Jumat (13/10/2017), adalah pasukan Pakistan yang berhasil membebaskan Boyle dan Coleman. Kini keduanya menanti pulang ke AS.
Advertisement
Namun, sebelumnya terdengar kabar tak sedap terhadap pasangan itu. Kantor berita Reuters, mengutip sumber anonim pemerintah AS yang mengatakan bahwa militer AS sejatinya siap menerbangkan keluarga itu keluar dari Pakistan. Namun, Joshua Boyle menolak naik kapal.
Di masa lalu, Boyle pernah menikah dengan seorang wanita yang mendukung Islam radikal, Zaynab Khadr, dan merupakan saudara dari seorang mantan tahanan Guantanamo Bay, Omar Khadr.
Boyle, putra hakim pengadilan pajak Ottawa, menikah sekitar satu tahun ke Zaynab Khadr.
Dia adalah putri sulung Ahmed Said Khadr, sosok yang dituduh oleh AS dan Kanada sebagai rekan kerja dan pemodal untuk kelompok teroris Al-Qaeda.
Ahmed Khadr belajar di Universitas Ottawa, dan keluarganya pindah-pindah antara Kanada, Afghanistan dan Pakistan.
Zaynab Khadr adalah sosok yang membela mati-matian baik ayah dan saudara laki-lakinya, Omar Khadr, yang ditangkap berusia 15 tahun. Kala itu Omar diduga direkrut Taliban di Afghanistan dan dituduh membunuh seorang tentara Amerika.
Bagaimana Zaynab Khadr bertemu dengan Boyle, lulusan University of Waterloo?
Rupanya, Boyle tertarik pada isu keamanan nasional dan hak asasi manusia setelah serangan 9/11.
"Boyle adalah sosok yang memiliki prinsip, pintar dan cukup keras," kata temannya Alex Edwards, yang tinggal di Carleton Place. Boyle terpikat oleh nasib Omar Khadr, yang ditahan di penjara AS di Teluk Guantanamo, kata Edwards.
"Omar masih anak-anak, anak Kanada, yang berada di penjara ilegal Amerika, dan semua orang di (Kanada) pura-pura tak mengenal keluarga Khadr, dan Josh memutuskan, 'Hei, ini tidak benar.' Jadi dia memutuskan untuk mengabdikan beberapa tahun dalam hidupnya untuk membantu anak yang tidak berdosa ini," kata dia.Â
"Boyle tidak memiliki hubungan dengan keluarga Khadr, namun ia memperkenalkan dan menawarkan diri untuk membantu mereka," ujar Edwards lagi.
Boyle sempat bertindak sebagai juru bicara keluarga Khadr pada 2008 ketika Zaynab melakukan mogok makan di Parliament Hill untuk memprotes penahanan adiknya.
Setelah satu dekade di Guantanamo, Omar Khadr kembali ke Kanada, dan kemudian menerima penyelesaian US$ 10,5 juta dari pemerintah Kanada karena dianggap haknya telah dilanggar.
Boyle menikahi Zaynab Khadr pada tahun 2009. Dia berusia 25 tahun, dan Zaynab berusia 29 tahun. Ini adalah pernikahan ketiga bagi Zaynab.
Dua pernikahan pertama ia dijodohkan. Suami pertamanya diduga sebagai konspirator dalam pengeboman Kedutaan Besar Mesir di Pakistan.
Pada pernikahan kedua, Osama Bin Laden adalah salah satu tamu di resepsi pernikahan mereka di Afghanistan.
Sang teman, Edwards mengatakan, sejauh yang dia tahu, Boyle tidak pernah mencurahkan filosofi politik tertentu. Dia adalah seorang antiperang dan antiaborsi. "Dia pernah menggambarkan dirinya sebagai hippie."
Edwards mengenal Boyle selama lebih dari satu dekade, terutama melalui game role-playing Star Wars online.
Boyle adalah "orang yang sangat tertutup,"Â tapi memiliki reputasi di dunia game sebagai orang yang licik dalam membuat orang melakukan apa yang dia inginkan, katanya.
Beberapa bulan setelah Boyle menikahi Zaynab, penyusup masuk ke rumah orang tuanya di Ottawa barat, Linda dan Patrick Boyle. Patrick Boyle adalah hakim pengadilan pajak federal.
Penyusup menghancurkan pintu depan, menggeledah rumah dan meninggalkan lubang peluru di jendela. Tidak ada barang berharga yang diambil, Citizen melaporkan. Boyle sedang pergi saat itu.
Pernikahan Hancur dan Bertemu Caitlan Coleman
Entah bagaimana pernikahan Boyle dan Zaynab hancur. Mereka bercerai pada 2010.
Tahun berikutnya, Boyle menikahi Caitlan Coleman, warga AS yang dibesarkan di pedesaan Stewartstown, Pennsylvania, menurut sebuah artikel di The Inquirer. Pasangan ini bertemu di situs penggemar Star Wars.
Coleman adalah anak hasil home schooling, menurut Inquirer, yang mengutip teman-temannya yang menggambarkan perempuan itu sebagai "wanita yang dibentuk oleh nilai-nilai pedesaan, dengan rasa ingin tahu yang besar tentang dunia yang lebih luas."
Pasangan tersebut menikah saat sedang backpacker ke Amerika Tengah, kata artikel tersebut.
Pada musim panas 2012, mereka memutuskan melakukan perjalanan backpacking ke Asia Tengah, menurut sebuah wawancara video dengan orang tua Coleman. Caitlan tengah hamil saat itu.
Afghanistan tidak ada dalam jadwal perjalanan mereka, jadi tidak jelas bagaimana mereka berakhir di situ, kata Inquirer.
Menurut Edward, Boyle dan Coleman kerap bepergian ke tempat di mana orang enggan pergi.
Pasangan tersebut pernah bekerja lepas di sebuah lembaga bantuan amal di Amerika Selatan sebelumnya, jadi mungkin mereka bermaksud melakukan hal yang sama di Afghanistan, kata Edward berspekulasi.
"Kami tidak tahu pasti, tapi mereka mungkin bermaksud melakukan hal yang sama di Afghanistan dan sejumlah negara Asia Tengah lainnya," tulis Edwards dalam sebuah unggahan di blog.
"Yang kurang jelas mengapa mereka menganggap ini ide bagus. Joshua memiliki 'hubungan' dengan Afghanistan, antara lain kepentingan akademis murni tentang terorisme, namun saya pikir dia tidak memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan yang aman di Afghanistan," lanjut Edward.
"Ini bisa saja merupakan kenaifan sederhana, tapi saya, dan banyak orang lainnya, selalu mengenal Joshua sebagai orang yang cerdas. Mungkin dia terlalu percaya diri. Mungkin dia belum dewasa."
Pasangan tersebut diyakini sedang melakukan perjalanan di Provinsi Wardak di Afghanistan saat mereka diculik oleh sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Taliban pada musim gugur tahun 2012.
Menlu Kanada Menolak Berspekulasi Masa Lalu Boyle
CNN melaporkan ada kemungkinan Boyle takut pada penuntutan oleh pihak berwenang sesampainya di AS.
Ditanya mengenai masa lalu Boyle, Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland mengatakan, "Joshua Boyle bukan subjek penyelidikan, fokus kami adalah pada keamanan keluarga ini."
Menlu Freeland juga mengatakan Kanada tidak membayar uang tebusan untuk pembebasan mereka.
Sebelumnya, dia mengatakan bahwa pemerintahannya "sangat lega" keluarga tersebut telah dibebaskan dan aman, dan berterima kasih kepada AS, Afghanistan dan Pakistan.
"Joshua, Caitlan, anak-anak mereka dan keluarga Boyle dan Coleman telah mengalami cobaan berat selama lima tahun terakhir. Kami siap mendukung mereka saat mereka memulai perjalanan penyembuhan mereka," tambahnya.
Menurut tentara Pakistan, mereka diselamatkan setelah operasi rahasia AS di dekat perbatasan Afghanistan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pembebasan itu adalah "momen positif" untuk hubungan AS-Pakistan.
"Coleman melahirkan tiga anak saat mereka berada di penyanderaan," kata Trump dalam sebuah pernyataan di Gedung Putih. "Hari ini, mereka bebas."
Dia menambahkan, "Kerja sama pemerintah Pakistan adalah sebuah tanda bahwa mereka menghormati permintaan Amerika untuk melakukan lebih banyak hal untuk memberikan keamanan di wilayah ini."
Tentara Pakistan mengatakan bahwa badan intelijen AS telah melacak keluarga tersebut di Afghanistan, dan melaporkan pada tanggal 11 Oktober mereka melintasi perbatasan ke distrik suku Kurram di Pakistan.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, "Kesuksesan menggarisbawahi pentingnya kerja sama intelijen dan komitmen Pakistan untuk melawan ancaman ini melalui kerja sama antara dua kekuatan melawan musuh bersama."
Keluarga Joshua di Kanada Rindu Bertemu Anak dan Cucu
Dalam sebuah pernyataan video yang dirilis ke surat kabar Toronto Star, ibunda Joshua, Linda Boyle mengatakan bahwa dia dan suaminya Patrick telah berbicara dengan putra mereka melalui telepon setelah dibebaskan.
"Itu pertama kalinya dalam lima tahun kami bisa mendengar suaranya," katanya. "Begitu menakjubkan."
Pasangan tersebut menyatakan terima kasih kepada tentara Pakistan yang "mempertaruhkan nyawa mereka" untuk menyelamatkan keluarga tersebut.
Mereka mengatakan anak-anak Joshua menantikan untuk bertemu dengan kakek dan nenek mereka. Linda pun berharap dapat berkumpul kembali bersama.
Advertisement