Sukses

Usai Merampok Bank, Bandit ISIS Menyerang Gereja Kosong

Insiden ini terjadi pada Senin 16 Oktober 2017 dan menewaskan enam orang termasuk tiga warga sipil di Semenanjung Sinai, Mesir.

Liputan6.com, Semenanjung Sinai - Puluhan pria bersenjata yang diduga militan ISIS merampok sebuah bank. Belum puas, mereka kemudian menghujani peluru ke arah petugas keamanan yang tengah menjaga gereja kosong yang terletak di seberangnya.

Insiden ini terjadi pada Senin 16 Oktober 2017 dan menewaskan enam orang, termasuk tiga warga sipil di Semenanjung Sinai, Mesir.

Mengutip Associated Press pada senin (16/10/2017), para pelaku menyerang mengunakan granat, peluncur roket, dan senjata laras panjang ke arah penjaga di luar Gereja Saint George, di kawasan el-Arish. Layanan di rumah ibadah itu telah berhenti semenjak bulan lalu setelah gelombang serangan menimpa umat Nasrani di Sinai.

Sebelum menyerang gereja di Mesir itu, para militan ISIS itu merampok sebuah bank.

"Mereka menguras isi brankas bank dan meninggalkan bahan peledak di dalamnya," kata pejabat tinggi keamanan Mesir.

Setelah itu, mereka menyerang gereja yang berada di depan bank itu. Selain menewaskan enam orang, mereka melukai 15 lainnya.

Akibat dari insiden itu, warga di kota itu pun panik. Apalagi kawasan itu tengah berada dalam status darurat dan dikenakan jam malam semenjak gelombang serangan ISIS yang mematikan dari tahun 2014.

Setelah membuat kacau, gerombolan itu dijemput oleh sejumlah motor menuju ke luar kota.

Insiden ini terjadi kurang dari 24 jam setelah kelompok yang berafiliasi dengan ISIS menewaskan sembilan tentara di sejumlah check-points di kota Sheik Zweid. ISIS mengklaim lewat corong media mereka, Amaq, bahwa pelaku adalah tentaranya.

Sementara itu, tentara Mesir mengklaim, mereka berhasil membinasakan 24 militan.

Mesir kini tengah berjuang melawan sekelompok militan di utara Sinai yang makin menguat setelah militer menggulingkan presiden terpilih pada 2013.

Sementara itu, Gereja Saint George di Semenanjung Sinai telah diserang dua kali. Pertama, saat penggulingan Presiden Hosni Mubarak pada 2001 dan pada 2013 saat militer Mesir mengudeta Presiden Mohammed Morsi.