Liputan6.com, London - Malala Yousafzai menjadi sasaran kritik gara-gara ia terlihat "mengenakan" skinny jeans dan sepatu bot berhak tinggi, saat pekan pertama studinya di Universitas Oxford, Inggris.
Seperti diberitakan Metro.co.uk, Rabu (18/10/2017), aktivis hak perempuan tersebut dikritik setelah foto yang belum diverifikasi kebenarannya itu dipublikasikan di media Pakistan. Di mana ia terlihat mengenakan skinny jeans, sepatu bot, dan jaket bomber.
Baca Juga
Sejak gambarnya dimuat di halaman Facebook sebuah forum di Pakistan, Siasat.pk, pada Sabtu 14 Oktober, Malala pun kian menjadi sasaran hinaan akhir pekan ini.
Advertisement
Meskipun mengenakan duppatta --sejenis penutup kepala, pesan-pesan penuh kebencian menyertai foto tersebut. Bertuliskan kritikan terhadap Malala karena tidak mengenakan shalwar kameeze -- pakaian tradisional Pakistan dan biasanya dikenakan di negara-negara muslim.
Beberapa pesan bahkan membandingkan juru kampanye perdamaian itu dengan bintang porno asal Lebanon, Mia Khalifa. Sosok yang menimbulkan kontroversi karena membintangi film dewasa sambil mengenakan hijab.
"Dia seperti orang Amerika. Saya merasa sangat malu mengatakan bahwa dia orang Pakistan," komentar Yaseen Khan.
"Inilah Mia Khalifa berikutnya. Itulah alasan peluru tersebut secara langsung menargetkan kepalanya...," timpal Dan UxMan MaAn.
Sementara netizen bernama Shaiq Sirajuddin Shah menulis: "Ini tidak terlalu penting bagi pria, tapi wanita tak boleh memakai celana jeans ketat karena membuat lekuk tubuh mereka terlihat..."
Di balik kritik tersebut, dukungan pun mengalir untuk Malala.
"Malala memakai pakaian umum di dunia Barat dan polisi moral keluar. Berikan ruang untuk seorang gadis bernafas...," tulis Huraira di Twitter.
"Menakjubkan bahwa mereka ingin mengendalikan gayanya. Dia adalah sosok yang cantik dan penuh cinta kasih sayang. Biarkan Malala menjadi seperti yang dia mau, kepakkan sayapmu dan terbanglah," puji Mary.
Hingga saat ini Malala belum berkomentar. Ia malah mengunggah tentang buku barunya, Malala's Magic Pencil, buku cerita bergambar pertamanya yang terinspirasi dari masa kecilnya sendiri.
Sebelumnya, unggahan status Malala di dunia maya berisi kuliah pertamanya di Filsafat, Politik dan Ekonomi atau PPE yang menjadi sorotan. Sebab, momen tersebut bertepatan dengan lima tahun setelah ia menjadi sasaran penembakan Taliban di bus sekolahnya.
Perempuan 20 tahun itu hampir terbunuh dalam perjalanan ke sekolah, ketika militan Taliban menembak kepalanya, hanya karena dia giat berkampanye agar anak-anak perempuan mendapatkan pendidikan.
Dia kemudian memenangi hadiah Nobel Perdamaian.
Curahan Hati Malala Yousafzai di Hari Pertama Kuliah
Malala Yousafzai, peraih Nobel Perdamaian akhirnya memulai perkuliahan pertamanya di Universitas Oxford, Inggris. Kabar bahagia tersebut secara langsung ia sampaikan lewat akun Twitter pribadinya.
Dikutip dari laman BBC pada 10 Oktober 2017, dalam unggahan foto yang disertai kicauan tersebut, tampaknya Malala ingin menyampaikan perasaan yang ada di dalam hatinya.
Tampak pula curahan hati seputar insiden penembakan yang ia alami lima tahun lalu yang terus membekas, dan menjadi pemacu bagi dirinya untuk terus mengampanyekan pendidikan bagi anak perempuan.
"Lima tahun lalu, saya ditembak oleh orang yang ingin membungkam hak saya untuk meraih dan memperjuangkan pendidikan bagi anak perempuan. Hari ini, saya menghadiri perkuliahan pertama saya di Oxford," tulis Malala dalam Twitternya, @Malala.
Tak membutuhkan waktu lama, foto yang telah diunggah oleh Malala seketika menjadi perhatian publik. Dalam beberapa menit, foto yang ia unggah telah dibagikan lebih dari 10 ribu kali.
Ucapan selamat pun mengalir dari pengikutnya sembari mengucapkan harapan dan doa kepada dara cantik tersebut.
"Semua yang terbaik untukmu. Kamu adalah sosok yang sangat menginspirasi banyak gadis di luar sana," tulis @sravanirao.
"Selamat Malala, kamu berdiri sebagai mercusuar harapan bagi para perempuan dan seluruh wanita yang ada di dunia. Nikmatilah masa perkuliahanmu," tulis @DocRods.
Setelah pulih dari cedera yang hampir fatal, Malala dan keluarganya pindah ke Birmingham, Inggris.
Dia menjadi simbol perdamaian yang dikenal secara internasional dan menginspirasi banyak gadis di luar sana guna mendapatkan haknya untuk dapat mengenyam pendidikan.
Perjuangan Malala Yousafzai dalam mengampanyekan pendidikan untuk anak-anak perempuan di Pakistan nyaris membuat nyawanya terenggut.
Pada 9 Oktober 2012, gerombolan pria bersenjata sekonyong-konyong melompat masuk ke bus sekolah yang ia naiki, meneriakkan namanya, dan lantas menyarangkan peluru tajam di kepala Malala.
Pelakunya adalah para algojo yang dikirim Taliban. Kelompok berhaluan keras itu mengirimkan sejumlah militan, menyandang bedil penuh peluru, hanya untuk menghadapi seorang gadis yang kala itu baru berusia 15 tahun.
Ia kemudian dirawat di Pakistan sebelum akhirnya diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di Rumah Sakit Birmingham.
Advertisement