Liputan6.com, Beijing - China dikenal sebagai salah satu sekutu terdekat Korea Utara. Namun kini, uji coba rudal balistik dan nuklir Kim Jong-un selama beberapa waktu terakhir mungkin akan menngganggu keharmonisan relasi kedua negara.
Beijing, yang selama ini kerap menjaga jarak dan memutuskan untuk tidak terseret dalam pusaran retorika konflik bersenjata, nampaknya mulai mempertimbangkan opsi militer untuk menangani Korut.
Seperti dikutip dari Express.co.uk (18/10/2017), beredar sejumlah foto yang menunjukkan proyek pembangunan jalan di China, yang diduga akan digunakan untuk rute penyerangan ke Korea Utara.
Advertisement
Foto-foto yang diperoleh dari Daily Star Online itu juga menunjukkan pekerja konstruksi China yang tengah menggali terowongan melalui pegunungan. Terlihat pula derek besar yang membangun jembatan di atas sungai.
Baca Juga
Jalan bernama G1112 Ji'an–Shuangliao Expressway dibangun melintasi kawasan pedesaan di Provinsi Jilin, China utara, dekat dengan perbatasan Korut. Sejumlah analis menduga, jalan itu akan digunakan untuk mendistribusikan tank dan pasukan ke perbatasan Korea Utara.
Scott Snyder, direktur program kebijakan Amerika Serikat - Korea dari Council on Foreign Relations menjelaskan, "Pemerintah Provinsi Jilin bahkan telah menganggarkan dan membayar perbaikan infrastruktur jalan di beberapa wilayah Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, untuk memperbaiki akses logistik ke pelabuhan Rason, Korut."
Dean Cheng, seorang pakar keamanan kawasan Asia untuk firma analis Heritage Foundation di Washington, mengatakan, "Beijing akan memiliki 'serangkaian luas' rencana yang melibatkan opsi militer untuk merebut senjata nuklir Kim Jong-un."
Â
China Berencana Mengganti Rezim di Korut?
Seperti dikutip dari Express.co.uk, China dilaporkan tengah mempertimbangkan opsi pergantian rezim di Korea Utara, yakni dengan mengganti Kim Jong-un dengan figur yang lebih tunduk kepada Beijing.
Profesor Malcolm Chalmers, pakar pertahanan dari Royal United Services Institute mengatakan, "China lebih tertarik pada perubahan personel daripada perubahan rezim dan lebih tunduk pada kepentingan mereka, terutama pada isu nuklir."
Tapi ia juga menjelaskan, menyingkirkan Kim Jong-un adalah hal yang sulit. Dan, penggantinya nanti mungkin tidak akan benar-benar menjamin denuklirisasi di Korea Utara.
"Sulit bagi seorang pemimpin Korea Utara untuk sepenuhnya tunduk ke China," jelas Chalmers.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement