Sukses

Jacinda Ardern Jadi PM Selandia Baru Termuda Dalam 150 Tahun

Pemimpin Partai Buruh per 1 Agustus 2017, Jacinda Ardern, akan menjadi Perdana Menteri Selandia Baru berikutnya.

Liputan6.com, Wellington - Pemimpin Partai Buruh per 1 Agustus 2017, Jacinda Ardern, akan menjadi Perdana Menteri Selandia Baru berikutnya. Hal itu terjadi setelah pemimpin partai minoritas New Zealand (NZ) First, Winston Peters, sepakat mendukung Partai Buruh dalam koalisi.

Peters akhirnya mengambil keputusan itu setelah dilakukan negosiasi selama berminggu-minggu yang dilakukan bersama Ardern dan PM Bill English dari Partai Nasional.

Dikutip dari CNN, Kamis (19/10/2017), Ardern akan menjadi PM Selandia Baru perempuan ketiga dan termuda kedua. PM termuda sebelumnya, Edward Stafford, yang menjadi perdana menteri pada 1856. Keduanya sama-sama berusia 37 tahun saat menjabat.

Koalisi Partai Buruh dan NZ First mendapat 55 dari 120 kursi di parlemen. Jika Partai Hijau turut mendukung koalisi tersebut, koalisi ketiga partai tersebut akan melewati batas ambang 61 kursi, yakni 63 kursi.

"Negosiasi berlangsung santun, konstruktif, dan kokoh. Sepanjang negosiasi, kami berfokus pada nilai-nilai bersama dan kebijakan yang dapat membuat Selandia Baru untuk maju," ujar Ardern, seperti dilansir News.com.au.

"Kami berdua berkomitmen untuk membentuk pemerintahan yang kuat dan kokoh, yang dapat mengatasi banyak tantangan yang dihadapi negara ini," imbuh dia.

Kepada awak media, Ardern memperkirakan dirinya akan dilantik sebagai PM Selandia Baru pada pekan depan. Kesepakatan dengan NZ First dan Partai Hijau akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan.

Dalam kampanye, Peters mengatakan bahwa Ardern adalah orang dengan bakat luar biasa. Ia juga meminta perempuan berusia 37 tahun itu membangun ribuan rumah terjangkau setiap tahun.

Politikus sayap kiri langsung memberi selamat Ardern. Mantan Perdana Menteri Australia dari Partai Buruh, Julia Gillard, juga memuji Ardern dan partainya, dengan menyebutkan bahwa koalisi partai itu merupakan hasil luar biasa.