Sukses

Perdana, Model Transgender Akan Hiasi Sampul Majalah Playboy

Pendiri majalah pria dewasa Playboy, Hugh Hefner, memilih model transgender ini untuk menghiasi salah satu terbitannya.

Liputan6.com, Los Angeles - Majalah pria dewasa Playboy kembali menuai sensasi dengan menampilkan model transgender pertamanya sebagai playmate atau model utama untuk cover atau sampulnya. Kabarnya, foto itu akan dimuat dalam edisi November 2017.

Seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (20/10/2017), penampilan Ines Rau digadang-gadang menjadi sebuah langkah yang diharapkan akan membuka jalan bagi "semua wanita-- transgender atau sebaliknya--di bidang mode dan sektor lainnya".

Ines Rau, model mode Prancis yang tampil telanjang dalam edisi Playboy 2014 itu, sebelumnya pernah bekerja dengan Balmain dan Vogue Italia. Ia adalah model transgender pertama yang tampil sebagai centrefold dalam sejarah 64 tahun majalah tersebut.

"Setiap kecantikan wanita pantas dirayakan," ujar Rau yang berusia 26 tahun. "Tidak ada menginginkan untuk menjadi seorang wanita lebih dari para transgender, yang secara rutin mengalami penganiayaan dan diperlakukan seperti mereka bukan apa-apa."

Rau dipilih untuk majalah Playboy kali ini kabarnya karena model transgender tengah semakin bersinar di dunia fashion dan media.

Pada bulan Maret, majalah Vogue Prancis juga menampilkan model transgender untuk pertama kali di sampulnya. Begitu juga Marie Claire Spanyol pada 2016.

Rau mengatakan pendiri Playboy Hugh Hefner merupakan seorang pendukung hak-hak sipil yang vokal, telah secara pribadi memilihnya untuk menjadi playmate transgender pertama majalah tersebut sebelum dia meninggal pada usia 91 tahun September 2017 lalu.

"Ia mengatakan sangat bangga denganku".

"Pesan-pesan dukungan yang saya terima dari orang-orang menakjubkan, walaupun masih ada beberapa orang yang menganggapku jelek dan tidak pantas tampil di Playboy," katanya dalam sebuah wawancara telepon.

Kelompok hak asasi manusia merayakan kemunculan Rau sebagai langkah positif yang membawa hak LGBT menjadi sorotan.

"Wanita transgender adalah wanita juga. Itu bukan untuk diperdebatkan oleh komentator media atau orang lain. Kami memuji Ines Rau karena terus berbicara mengenai hak kaum transgender di mana-mana," kata juru bicara amal LGBT Stonewall.

Keputusan untuk menampilkan Rau pada majalah pria dewasa itu sebenarnya memicu perdebatan di media sosial, yang menyatakan ketidaksetujuannya.

"Akan selalu ada kecaman," kata Rau. "Tapi jika saya bisa membantu orang lain untuk mencintai diri mereka sendiri, maka itu layak dilakukan."

2 dari 2 halaman

Perempuan Cantik Berhijab di Majalah Playboy

Model majalan Playboy yang juga pernah membuat heboh dunia adalah Noor Tagouri. Pada edisi Oktober 2016, sosok wanita berhijab itu tampil dengan tema "Renegades".

Ia tampil dengan hijab yang dipadu dengan jeans, jaket kulit, dan sepatu Converse di salah satu artikelnya.

Dalam majalah tersebut, Tagouri mengatakan bahwa dirinya memiliki keinginan untuk menjadi perempuan berhijab pertama yang menjadi pembawa berita di televisi Amerika Serikat.

Seperti dikutip dari News.com.au pada 25 September 2016, Tagouri selama ini bekerja sebagai penulis cerita untuk Newsy, sebuah jaringan berita Amerika yang membuat video pendek untuk menyajikan beritanya.

Ia meyakini bahwa menjalani perannya sebagai seorang perempuan muslim telah membuatnya menjadi reporter yang lebih baik.

"Sejujurnya, aku rasa menjadi wanita muslim berhijab membantuku mendapatkan kepercayaan (dari subyek wawancara)," ujarnya kepada Playboy.

"Aku tahu bagaimana rasanya memiliki cerita miring di masyarakat dan dieksploitasi oleh media. Aku seperti, 'Hei, aku tahu bagaimana rasanya disalahpahami di media. Aku tak akan melakukannya untukmu. Aku ingin menceritakan kisahmu karena itu penting dan layak untuk memperoleh keadilan'."

Noor Tagouri tampil di Majalah Playboy edisi Oktober 2016 (Instagram/ntagouri)

"Aku tahu bahwa sekali orang diberdayakan, mereka akan menyadari bahwa cerita mereka sendiri sangat kuat dan mereka mulai membagikannya. Ini sangat bermanfaat dan bahkan dapat membantu mencerahkan atau menyelamatkan orang lain," tutur Tagouri.

Keputusan Tagouri yang bisa dikatakan nekat itu mendapat banyak kritikan dan kebencian dari para netizen, namun ia memutuskan untuk tak menghiraukannya.

"Itu hanyalah energi negatif dan tak sehat. Aku memastikan bahwa aku menjaga dikelilingi orang-orang yang tetap menjagaku untuk membumi" ujar Tagouri.

"Namun, aku hanya melakukan yang terbaik yang aku bisa untuk tak khawatir terhadap orang-orang yang kecewa karena mereka tak suka dengan apa yang aku pakai atau katakan," ujar dia.

Ia pun mengungkapkan perasaannya ketika ditanya tentang keputusannya untuk memakai hijab di televisi.

"Itu membuatku berdaya. Hijab membantuku untuk melakukan apa yang aku inginkan," ujarnya kepada Washington Post.

Â