Sukses

Diejek Tak Pakai Deodoran, Anak Polisi Tembak 2 Temannya

Terjadi penembakan di sekolah mewah Brasil. Pelakunya diduga korban bullying akibat bau tak memakai deodoran.

Liputan6.com, Goiania - Seorang anak sekolah berusia 14 tahun nekat membunuh dua teman sekelasnya. Ia diduga sakit hati gara-gara diejek karena tak memakai deodoran.

Remaja yang identitasnya dirahasiakan itu mengeluarkan pistol dan melepaskan tembakan saat jam istirahat di sekolah Colegio Goyases di Goiania, Brasil tengah.

Seperti diberitakan Daily Mail, Sabtu (21/10/2017), dua siswa tewas dan empat lainnya luka-luka akibat insiden tersebut.

"Dia menembaki semua orang di kelas. Aku memegang tangan temanku, tak tahu harus berbuat apa," ujar seorang siswa yang menyaksikan penembakan kepada TV Anhanguera.

Murid lain yang berusia 15 tahun mengatakan kepada situs G1 Brasil, "Dia korban bullying, orang-orang memanggilnya bau karena tak menggunakan deodoran.

"Saat istirahat di antara jam pelajaran, dia mengeluarkan pistol dari ransel dan mulai menembak. Dia tidak memilih targetnya. Semua orang yang ada di dalam kelas kemudian berlarian ke luar".

Dua anak korban penembakan itu diidentifikasi bernama Joao Vitor Gomes dan Joao Pedro Calembo. Sementara, anak perempuan dan seorang laki-laki jadi korban luka.

Penembakan itu terjadi Jumat 20 Oktober 2017 sekitar tengah hari waktu setempat, setelah bel istirahat antara pelajaran dan guru telah meninggalkan ruangan. Murid di sekolah daerah elite, Goania ini mayoritas berasal dari keluarga kaya.

Polisi militer Anesio Barbosa da Cruz mengatakan kepada situs G1 Brasil bahwa pelaku penembakan itu adalah putra seorang polisi. Kini ia sudah ditahan pihak kepolisian.

"Informasi awal menunjukkan bahwa dia mengalami intimidasi. Diduga tak tahan, dia mengambil senjata dari rumah dan melepaskan tembakan di sekolah," jelas Anesio Barbosa da Cruz.

2 dari 2 halaman

Bunuh Diri Karena Tak Tahan Diejek

Berbeda dengan insiden di Brasil yang berujung penembakan, korban bullying bernama Ronin Shimizu di Amerika Serikat justru memilih untuk menghabisi nyawanya sendiri. Tepat pada 3 Desember 2014, bocah laki-laki berusia 12 tahun itu bunuh diri.

Shimizu dilaporkan mengalami bullying oleh teman-temannya setelah ia bergabung dengan kelompok pemandu sorak (cheerleader).

Menurut teman korban, Shimizu menjadi ejekan temannya setelah menjadi satu-satunya lelaki yang menjadi anggota cheerleader di Folsom Middle School, California, dan bahkan dituding sebagai seorang gay.

Seperti dikabarkan New York Daily News, orangtua korban pernah mengeluhkan kepada pihak sekolah tentang kejadian yang dialami anak mereka hingga akhirnya Shimizu menjalani pendidikan di rumah (homeschooling) di bawah arahan Folsom Cordova Unified School.

Bagi sang sahabat, Hunter Reed (13), Ronin adalah sosok periang dan selalu bersemangat dengan apa yang ia sukai, "Dia tak menghiraukan apa kata orang soal yang ia sukai. Dia adalah orang paling periang yang pernah aku temui."